Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Taati Amanat Agung-Nya




eBahana.com – Gereja dipanggil untuk melakukan Amanat Agung-Nya. Sudahkah Anda merespons?

Dua Mandat Sekaligus
Amanat Agung diberikan Tuhan sebelum naik ke surga. Waktu dunia baru diciptakan, Tuhan memberikan amanat pembangunan. Melalui amanat itu diharapkan bumi ini baik untuk dihuni. Amanat itu pula berlaku untuk semua anggota masyarakat tanpa membedakan keyakinannya. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kej. 3:15). Dosa masuk melalui Adam dan Hawa, lalu hal
ini terus berkembang dan Yesus datang untuk mendirikan gereja-Nya.

Bila kita berbicara masalah amanat pembangunan sudah dipercayakan kepada masyarakat bangsa. Lantas ada
mandat ilahi pembaruan dipercayakan kepada gereja. Gereja dibangun oleh Tuhan Yesus sendiri yang diinagurasi pada hari Pentakosta. Satu tujuan untuk mengimbangi amat pembangunan dan mandat ilahi pembaharuan yakni jiwa yang baru. Itulah yang diemban oleh gereja Tuhan.

Kalau begitu, untuk memberkati Indonesia sesuai dengan mandat ilahi ini perlu ada satu jemaat di setiap desa.
Negara kita adalah negara Pancasila. Sebenarnya, saya tidak hanya rindu satu jemaat saja, tapi satu desa itu ada gereja dan rumah ibadah lain tentunya. Artinya, menjadi desa Pancasila.

Mengapa Harus Mendirikan Gereja?
Orang sering bertanya, “Mengapa harus mendirikan gereja?”. Tentu, alasan utamanya karena hal itu merupakan amanat ilahi yang tidak dipenuhi oleh Israel, yaitu bangsa-bangsa. Mereka hanya mau berkat bagi diri sendiri, biji mata Tuhan, namun bangsa-bangsa tidak diberkati. Lalu, didirikanlah gereja supaya bangsa-bangsa diberkati. Tujuan utama gereja adalah memberitakan Kabar Baik, kasih karunia dalam Yesus Kristus. Kalau tidak mewartakan Kabar Baik ya buat apa eksis di dunia ini?

Gereja itu ibarat rumah sakit, tempat orang mengeluh. Gereja pula harus menjadi tempat pembinaan watak anak bangsa. Harus diakui kini anak bangsa sedang berada dalam persoalan serius. Gereja harus berperan.

Sosial Jangan Menggantikan Verbal
Kabar Baik harus tetap diwartakan secara terus menerus. Aktivitas sosial kiranya tak menggantikan pewartaan yang verbal. Pewartaan Kabar Baik secara verbal tidak berarti mematikan perbuatan baik. Namun, tidak juga berarti verbal dihapus demi perbuatan baik. Sebaiknya, dua-duanya berjalan bersamaan.

Orang bisa melihat perbuatan baik namun tidak percaya Yesus sehingga tidak ada transformasi. Percaya Yesus, baru Roh Kudus masuk dan mengubah kehidupan. Di Indonesia, kita sudah punya undang-undang, Pancasila. Kristen di negeri ini bukan warga negara gelap, legal, 100%. Memang dalam pemberitaan Kabar Baik ada juga yang sembrono. Maka, sekolah teologi didirikan untuk mengajar bagaimana pendekatan yang relevan.

Memberitakan Kabar Baik bukan berarti mentransfer agama kita kepada orang lain. Ini tidak boleh. Namun, tidak ada hukum yang melarang bila kita menjelaskan kalau ada orang yang bertanya. Petrus mengatakan, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” (1 Ptr. 3:15).

Sesudah tahun 1965, radio dan semua, ramai menyerang Yesus Kristus. Orang panik! Namun, saya katakan enggak usah panik karena serangan itu membuat orang bertanya. Lalu, kita akan menjelaskan. Inilah kesempatan. Kurun 1965-1975 umat di Indonesia bertumbuh pesat. Umat bertumbuh melalui krisis.

Akan tetapi, setelah tahun 1975, gereja bertumbuh karena rancangan. Allah memberkati kita melalui krisis. Namun, yang lebih indah di mata Tuhan adalah ketika kita merancangkan pertumbuhan. Puji Tuhan!

Oleh Alm. Pdt. Chris Marantika, Th.D., D.D,.



Leave a Reply