Kenali Kanker pada Anak
eBahana.com – Setiap tanggal 15 Februari dirayakan Hari Kanker Anak Internasional atau International Childhood Cancer Day (ICCD), sebuah kampanye kolaboratif global untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker pada anak. Selain itu, juga untuk menggalang dukungan bagi para penyintas dan keluarga mereka. Tema tahun 2022 adalah ‘Kelangsungan Hidup Lebih Baik dengan dukungan Anda (Better Survival’ is achievable #throughyourhands). Apa yang menarik?
Setiap tahun, diperkirakan 400.000 anak dan remaja berusia 0-19 tahun mengidap kanker. Jenis kanker anak yang paling umum adalah kanker darah atau leukemia, kanker otak, kelenjar getah bening atau limfoma, dan tumor padat, seperti saraf atau neuroblastoma dan ginjal atau tumor Wilms. Di negara berpenghasilan tinggi, di mana layanan komprehensif umumnya dapat diakses, lebih dari 80% anak penderita kanker sembuh. Di negara berpenghasilan rendah dan menengah, hanya kurang dari 30% yang sembuh. Kanker anak umumnya tidak dapat dicegah dan dikenali melalui proses skrining.
Kematian yang dapat dihindari akibat kanker pada anak di negara berkembang diakibatkan oleh kurang, salah atau terlambat didiagnosis. Juga adanya hambatan untuk mengakses pengobatan standar, selain kematian akibat toksisitas obat dan kekambuhan kanker. Hanya 29% negara berpenghasilan rendah melaporkan bahwa obat kanker umumnya tersedia untuk populasi anak di negara tersebut, dibandingkan dengan 96% negara berpenghasilan tinggi. Sistem register atau data kanker anak nasional diperlukan untuk mendorong perbaikan berkelanjutan dalam kualitas perawatan, dan untuk menginformasikan keputusan kebijakan.
Kanker terjadi pada segala usia dan setiap bagian dari tubuh manusia. Proses ini dimulai dengan perubahan genetik dalam sel tunggal, yang kemudian tumbuh menjadi benjolan atau massa (disebut tumor), yang mendesak bagian lain dari tubuh, sehingga akan menyebabkan kerusakan dan kematian, jika tidak ditangani. Tidak seperti kanker pada orang dewasa, sebagian besar kanker pada anak tidak diketahui penyebabnya. Banyak penelitian telah berusaha untuk mengidentifikasi penyebab kanker pada anak, tetapi sangat sedikit kanker pada anak yang disebabkan oleh faktor lingkungan atau gaya hidup. Upaya pencegahan kanker pada anak harus difokuskan pada perbaikan perilaku, yang akan mencegah anak mengalami kanker yang dapat dicegah, saat mereka menjadi dewasa.
Beberapa penyakit infeksi, seperti HIV, virus Epstein-Barr dan malaria, merupakan faktor risiko kanker pada anak, di berbagai negara berkembang. Sebaliknya, beberapa infeksi lain pada anak dapat meningkatkan risiko anak tersebut akan terkena kanker saat dewasa. Untuk pencegahan kanker ini, penting sekali anak untuk divaksinasi, misalnya imunisasi hepatitis B untuk membantu mencegah kanker hati dan imunisasi HPV atau Human Papilloma Virus untuk mencegah kanker serviks.
Sekitar 10% dari semua anak dengan kanker memiliki kecenderungan terkait faktor genetik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kanker pada anak. Karena umumnya tidak mungkin untuk mencegah kanker pada anak, strategi paling efektif untuk mengurangi beban kanker pada anak dan meningkatkan hasil luaran klinis adalah berfokus pada diagnosis yang tepat dan cepat, diikuti dengan terapi berbasis bukti yang efektif dengan perawatan suportif yang disesuaikan.
Ketika didiagnosis lebih awal, kanker lebih mungkin untuk merespon pengobatan yang efektif dan menghasilkan kemungkinan yang lebih besar untuk bertahan hidup, lebih sedikit penderitaan, dan seringkali lebih murah, dibandingkan pengobatan tahap lanjut. Perbaikan signifikan dapat dilakukan dalam kehidupan anak penderita kanker, dengan mendeteksi kanker sejak dini dan menghindari keterlambatan pengobatan. Diagnosis yang benar sangat penting untuk mengobati kanker pada anak, karena setiap kanker memerlukan rejimen tatalaksana khusus, termasuk pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi.
Diagnosis dini kanker pada anak terdiri dari 3 komponen utama. Pertama, kesadaran akan gejala oleh keluarga dan tenaga kesehatan. Kedua, evaluasi, diagnosis, dan penentuan stadium klinis yang akurat dan tepat waktu (menentukan sejauh mana kanker telah menyebar). Ketiga, akses ke pengobatan segera. Program diagnosis dini kanker pada anak telah berhasil diterapkan di berbagai negara dari semua tingkat pendapatan, seringkali melalui upaya kolaboratif pemerintah, masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah. Kanker anak dapat dikenali dengan berbagai gejala klinis sebagai peringatan awal, seperti demam berulang, sakit kepala parah dan persisten, nyeri tulang atau penurunan berat badan, yang dapat dikenali oleh keluarga dan tenaga kesehatan yang terlatih.
Program skrining umumnya tidak membantu untuk deteksi kanker anak, tetapi dalam beberapa kasus tertentu, hal ini dapat dipertimbangkan pada populasi berisiko tinggi. Misalnya, beberapa kanker mata pada anak dapat disebabkan oleh mutasi yang diturunkan. Jika mutasi terjadi dalam keluarga anak dengan retinoblastoma, konseling genetik dapat ditawarkan dan saudara kandung dipantau dengan pemeriksaan mata secara teratur sejak dini. Tidak ada bukti berkualitas tinggi untuk mendukung program skrining berbasis populasi pada anak-anak.
Diagnosis yang benar sangat penting untuk memberikan terapi yang tepat untuk jenis dan luasnya penyakit kanker pada anak. Terapi standar kanker pada anak meliputi kemoterapi, pembedahan dan atau radioterapi. Namun demikian, anak juga membutuhkan perhatian khusus dalam proses pertumbuhan fisik dan kognitif mereka yang berkelanjutan. Selain itu, mempertahankan status gizi agar tetap baik, membutuhkan tim multi-disiplin yang berdedikasi. Akses ke diagnosis yang efektif, obat kanker esensial, pemeriksaan patologi, produk darah, terapi radiasi, teknologi baru, perawatan psikososial dan suportif sangat bervariasi, tetapi tidak merata tersedia di seluruh dunia.
Penyembuhan dapat mencapai lebih dari 80% anak dengan kanker, ketika layanan kanker anak dapat diakses dengan tepat. Terapi farmakologis, termasuk obat generik murah yang masuk dalam Daftar Obat Esensial WHO untuk Anak, sangat besar perannya. Anak yang mampu menyelesaikan paket pengobatan kanker, tetap memerlukan perawatan berkelanjutan, untuk memantau kekambuhan kanker dan untuk mengelola kemungkinan dampak buruk pengobatan jangka panjang.
Perawatan paliatif bertujuan untuk mengurangi gejala nyeri yang disebabkan oleh kanker dan meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya. Tidak semua anak penderita kanker dapat disembuhkan, tetapi meringankan penderitaan dari keluhan nyeri hebat adalah keharusan kita bagi semua anak. Perawatan paliatif anak dianggap sebagai komponen inti dari perawatan komprehensif, dimulai ketika penyakit didiagnosis dan berlanjut selama perawatan dan pengobatan, terlepas dari tujuan kuratif atau tidak. Perawatan paliatif dapat diberikan di rumah pasien, memberikan pereda nyeri dan dukungan psikososial kepada pasien dan keluarga mereka. Akses yang memadai ke morfin oral dan obat nyeri lainnya harus disediakan untuk pengobatan nyeri kanker derajat sedang hingga berat, yang mempengaruhi lebih dari 80% pasien kanker anak pada fase terminal.
Momentum Hari Kanker Anak Internasional atau International Childhood Cancer Day (ICCD) Selasa, 15 Februari 2022 mengingatkan kita untuk memberikan perhatian dan lebih peduli pada anak dengan kanker.
Sudahkah kita bertindak bijak?
(Fx Wikan Indrarto – Dokter spesialis anak di RS Panti Rapih dan Lektor di FK UKDW Yogyakarta)