Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Maluku Kehilangan Rekor MURI Penyanyi Pria Tertua




Ambon, eBahana.com – Zeth Lekatompessy, salah satu Legendaris asal Maluku, akhirnya tutup usia pada umur 81 tahun. Mendiang Zeth disemanyamkan di Desa Amahusu, dan dikebumikan pada Minggu (13/02) kemarin. Banyak ungkapan belangsukawa dan turut berdukacita dari berbagai penjuru yang sangat merasakan kehilangan sosok penyanyi dengan suara khas, bahkan memiliki warna suara yang mendunia, dan mengingatkan semua orang pada warna suara Oscar Harris, Nat King Cole, Pat Boone dan Mat Monreo, semua menjadi satu dalam warna Zeth.

Hal ini disampaikan Direktur Ambon City Of Music, Ir.Ronny Loppies kepada eBahana.com di Ambon usai pemakaman Zeth Lekatompessy yang dilakukan di kediamannya di Desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. “Bagi saya, beliau yang biasa disapa Bapa Teka ini memiliki warna suara laki-laki dengan intensitas power dan tendangan suara sekaliber Engelberth Humperdinck dan Tom Jones, serta memiliki ciri dan karakter suara yang tidak dimiliki oleh penyanyi manapun di nusantara ini, yang dalam pengamatan saya, belum ada lainnya sampai saat ini,’’ ungkap Ronny.

Dikatakan pula, karakter suara Zeth Lekatompessy memiliki energi penuh pada setiap frekuensi nada yang dibunyikan. Kemampuannya menghafal setiap lirik dan melodi lagu sangat luar biasa. Sekilas riwayat putra dari pasangan Hermanus Lekatompessy dan Elisabeth Matitaputty yang lahir 4 Juni 1940 ini, lanjut Ronny, mulai bernyanyi sejak kelas 1 Sekolah Rakyat. Setelah menyelesaikan SR di Desa Amahusu, ia melanjutkan ke SMP Negeri 2 Ambon, dan selalu menjuarai lomba-lomba nyanyi antar siswa di lingkup sekolah maupun antar sekolah. Zeth yang dikaruniai 8 orang anak dari perkawinannya dengan Henderina Matitaputty ini, sempat menjadi pegawai di Universitas Pattimura, namun tidak bertahan lama, karena ia terlahir sebagai seorang penyanyi dan lebih memilih panggung sebagai tempat mati hidupnya dalam berkarier.

“Saya pernah mengukur wilayah suara atau ambitus Om Zeth untuk persiapan mendapatkan Rekor MURI kategori Penyanyi Laki-laki tertua yang membawakan 30 lagu non stop dan konser penghargaan untuk Om Zeth tahun 2007,. Saat itu yang saya dapatkan beliau memiliki range suara sangat luas. Dan inilah yang membuatnya bisa membawakan berbagai genre musik, mulai dari pop sampai seriosa, termasuk juga ketahanan fisik yang kuat untuk tampil bernyanyi,’’ kisah Ronny mengenang saat-saat bersama almarhum dalam program penunjang Ambon Unesco City Of Music.

Ronny juga mengakui, Zeth memiliki ketepatan membidik nada yang sangat luar biasa dan fleksibilitas vokal yang mengalir pada setiap baris demi baris lagu. Di usianya yang ke-67, vokal Zeth makin tebal dengan kemampuan bernyanyi pada nada-nada basskant yang luar biasa, sehingga makin menunjukkan kematangan suaranya.
Ronny sempat bercerita singkat tentang kenangan Zeth saat dipertemukan dengan Oscar Harris di rumahnya, tahun 2018 lalu, di mana ada kegiatan festival musik bertajuk Amboina Internasional Music Festival. Pertemuan yang mengharukan dan berkesan untuk Zeth saat itu. Mereka berdua bernyanyi bersama lagu ‘”what have you got planned tonight Diana dan since I met you baby’’. Semua orang saat itu berdatangan hendak menonton dan terkesima oleh warna suara mereka yang sangat mirip.

“Bagi saya, menjadi salah satu prestasi yang membanggakan dari Om Zeth pada tahun 1992, saat terlibat sebagai Tim Siwalima Maluku yang mengikuti Tournament of Roses (TOR) di Pasadena USA dan memperoleh Piala Grand Marshall, setingkat juara 3, dan juga telah melakukan berbagai pertunjukkan di Negeri Kincir Angin Belanda. Dari Australia, Amerika, sampai ke Eropa, telah dikunjungi Sang Legendaris, ia memberikan yang terbaik di atas panggung pertunjukkan ’’ ucap Ronny.

Tongkat Daku Tuhan, Lagu Andalan Motivasi Berkarier
Ronny menambahkan, kemampuan membaca notasi Zeth sangat baik karena dia terlatih bernyanyi dan memainkan organ di gereja. Dia memiliki pendengaran mutlak untuk mendengarkan setiap tonika yang ada dan menghafal secara tepat tonika pada buku-buku gereja dan lagu-lagu pop terutama pop barat. “Om Zeth juga selalu aktif bernyanyi di Gereja Amahusu, lagu yang sering dibawakannya adalah lagu yang diambil dari nyanyian Dua Sahabat Lama berjudul Tongkat Daku Tuhan,’’ demikian kata Ronny.

Sementara itu, salah satu binaan Om Zeth Lekatompessy, Pdt. Karel Marthinus Siahaya yang dihubungi media ini via selulernya, terkait cerita kenangan bersama almarhum di media sosialnya, mengatakan kalau Om Zeth itu senang bernyanyi, dan setiap lagu-lagu yang dinyanyikan itu, selalu diakhiri dengan lagu Rohani yang berjudul Tongkat Daku Tuhan itu. Karel bercerita singkat tentang bagaimana kisahnya bersama Om Zeth saat mengikuti pemilihan Bintang Radio dan Televisi sekitar tahun ‘89, dan berhasil meraih Juara I, kategori Seriosa Pria yang waktu itu berpasangan dengan Efie Hehanussa dari kategori Seriosa Wanita.

“Saat itu, pada proses rekaman, selalu saja ulang, karena dulu tidak bisa edit, di situ saya banyak mengalami buntu, lagunya susah dan merasa tidak maksimal. Tapi saya diajak oleh Om Zeth ke Hotel Tirta Kencana, tempat biasanya Om Zeth bernyanyi menghibur pengunjung di restoran itu. Kalau istilah sekarang itu live musik,’’ ucap Karel. Sambil menikmati Jus gandaria, ia dan dua temannya memperhatikan penampilan dari Zeth. Hal yang paling terkesan bagi Karel adalah di saat akan menutup Live Music-nya itu, Zeth lalu melantunkan sebuah lagu rohani yang syairnya dimulai dengan Tongkat Daku Tuhan dan jaga langkahku, yang akhirnya diketahui kalau itu merupakan lagu kesayangannya.

Penasaran dengan lagu yang kerap disenandungkan pada akhir acara, Karel langsung menanyakannya kepada Zeth, dan sontak dijawab dengan menunjukkan telunjuknya kepada Karel. Zeth mengatakan kalau perjalanan hidup ini masih panjang dan banyak lika liku. Tetapi harus mengandalkan Tuhan. “Biar ada sekolah pendeta lagi tetapi kita tidak bisa bikin apa-apa tanpa Tuhan. Kita mau menyanyi bagus sampai di manapun, kalau Tuhan bilang belum bisa ya belum bisa.” Hal yang dikatakan Zeth sesuai dengan konteksnya karena saat itu Karel belum sukses dalam rekaman lagu wajib seriosa.

Karel mengisahkan percakapannya dengan Zeth. “Om Zeth bilang untuk saya begini, Kace, om sudah umur begini, menyanyi kemana-mana sampai ke Belanda. Tapi kalau tidak minta Tuhan tolong, jaga, hentar tidak mungkin bisa apa-apa. Tahu tidak lagu ini di akhir bilang apa? agar habis ku berperang Kau bri mahkotaku. Perang itu hidup dalam dunia ini, kerja manyanyi dan lainnya. Kalau setia dengan Tuhan, nanti akan ada berkat di surga untuk kita semua, jangan takut , kamu bisa, ingat serahkan semua untuk Tuhan di atas sana,” kenang Karel.

Dan saat itu, lanjut Karel, dengan semangat dari Zeth, rekaman dilakukan. Sekali nyanyi langsung , dibilang selesai dan aman, tongkat jelas. Selamat jalan Om Zeth.

(Joanny Pesulima)



Leave a Reply