Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Rusia dan Ukraina Perang, Umat Ortodoks Terpecah




Rusia melancarkan serangan ke Ukraina – dok. ChristianPost

Seorang penyiar radio kristiani di Ukraina menyerukan kepada umat kristiani yang berada di Rusia maupun Ukraina untuk tetap bersatu, mengingat ketegangan antara kedua wilayah tersebut terus meningkat. Seperti diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin baru saja melancarkan serangan militer terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022). Sejumlah wilayah menjadi sasaran rudal. Iringan pasukan Rusia juga merangsek ke perbatasan. Suara ledakan dan baku tembak menyebar ketakutan kepada warga yang berada di Kiev dan sekitarnya.

Daniel Johnson, penyiar radio sekaligus pendiri jaringan satelit New Life Radio yang berbasis di Odessa, Ukraina, menguraikan situasinya di lapangan. “Umat kristiani berharap agar Rusia tidak bertindak terlalu jauh karena gereja pasti akan ditutup di area yang diambil alih,” ujar Johnson seperti dikutip dari The Christian Post. New Life Radio juga menyediakan layanan radio untuk umat kristiani Injili yang berada di Rusia.

Johnson juga mengatakan bahwa apa yang terjadi di lapangan, khususnya di Odessa, bertentangan dengan desakan Putin yang mengatakan bahwa Ukraina ingin menjadi bagian dari Rusia. Johnson mulai mengembangkan stasiun radio kristiani pertama di Rusia pada 1993 dan mulai mengudara pada 1996. “Selama 20 tahun terakhir, kami fokus menyediakan program bernafas kristiani kepada orang-orang di seluruh Rusia dan bekas republik Soviet.”

Ia juga menyoroti bahwa ada perpecahan antara Gereja Ortodoks Rusia dan Gereja Ortodoks Ukraina. “Ketika tank meluncur turun dari Rusia, para imam Ortodoks Rusia memberkati tank itu. Para imam Ortodoks Ukraina memberkati tentara Ukraina untuk berperang melawan Rusia. Ini adalah adegan tragis di mana dua saudara seagama, memihak pada tujuan nasional negara mereka. Mereka tidak bertindak sebagai warga Kerajaan Surga, tetapi mereka mewakili nasionalisme. Itu bukanlah diri kita sebagai orang kristiani,” tambah Johnson.

Sebuah jajak pendapat yang dirilis oleh Universitas Quinnipiac mengungkap bahwa 57% orang Amerika setuju jika AS tidak mengirim pasukan ke Eropa Timur jika Rusia menyerang. Sementara itu, 55% orang Amerika memperkirakan bahwa ketegangan antara Ukraina dan Rusia mengarah pada perang. Johnson sendiri menyimpulkan bahwa Ukraina benar-benar sendirian menghadapi situasi itu karena bukan anggota NATO.

“Kita perlu menggunakan kekuatan doa untuk mendorong perdamaian di antara negara-negara ini dan mempercayai Tuhan untuk menentukan hasilnya karena dalam banyak hal ini adalah persaudaraan bangsa,” tutup Johnson (dbs).



Leave a Reply