Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Orientasi yang Benar dan Salah (2)




eBahana.com – Hal yang paling sulit dalam kehidupan manusia adalah menjaga komitmen dan konsistensi pikiran, perkataan dan tindakan. Sebab akan diperhadapkan kepada situasi yang kontradiktif dengan hal  yang telah dikomitmenkan (telah pikirkan, telah diucapkan, dan telah dilakukan sebelumnya). Selama manusia masih hidup di dunia, yang masih terdiri dari darah dan daging, maka akan memiliki minimal dua kontradiksi, yaitu kontradiksi dengan dirinya sendiri dan kontradiksi dengan orang lain.

Oleh karena itu sebagai manusia harus mempunyai hikmat kebijaksanaan untuk mengelola kontradiksi-kontradiksi itu sehingga tidak mengganggu stabilitas kehidupannya. Situasi itu dihadapi oleh Ananias dan Safira. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan:

Dengan setahu istrinya ia menahan dari sebagian penjualan itu, dan sebagian lain dibawa dan diletakannya di depan kaki rasul-rasul.

Seperti pengikut Kristus lainnya, suami istri itu menjual tanahnya untuk diserahkan kepada para rasul. Akan tetapi kontradiksi di dalam dirinya muncul: di satu sisi Ananias dan Safira ingin menjual tanahnya dan hasil penjualan diserahkan kepada para rasul untuk pekerjaan Tuhan, namun di sisi yang lain ada ketidakrelaan dalam diri mereka jika hasil penjualannya diserahkan kepada para rasul semuanya.

Ketidakrelaan itu menimbulkan tindakan: “Dengan setau istrinya ia menahan dari sebagian penjualan itu.” Dalam ayat di atas sudah jelas, di antara keduanya ada kompromi (konspirasi) untuk menahan setengah dari hasil penjualan tanah. Dengan kata lain, yang dilakukan oleh mereka merupakan bentuk penipuan/pembohongan publik dan juga dosa terhadap Allah. Mungkin manusia tidak mengetahui perbuatan mereka. Tetapi Dia adalah Allah yang Maha Tahu. Allah pun sudah tahu sejak mereka merencanakan kejahatan tersebut.

Muara dari tindakan Ananias dan Safira adalah keinginan daging yang lebih kuat daripada keinginan roh. Cinta uang yang lebih kuat daripada cinta mereka kepada Tuhan adalah penyebab utama mereka rela mengkhianati Dia. Banyak contoh perbuatan buruk di dalam Alkitab demi uang meninggalkan Yesus, seperti Yudas Iskariot yang menjual Yesus dengan harga 30 uang perak, orang yang kaya juga tidak jadi mengikut Yesus karena berat meninggalkan kekayaannya dll.

Cinta harta (uang), dari dahulu hingga sekarang dan sampai selamanya, selalu menjadi penghalang utama untuk manusia kembali ke pangkuan Allah Bapa di sorga. Dan itu menjadi ujian iman yang sesungguhnya bagi Ananias dan Safira: mereka mengasihi Yesus atau mencintai harta bendanya. Dengan menahan sebagian harta hasil penjualanya, dan sebagian lagi diserahkan kepada para rasul sudah dipastikan bahwa mereka lebih mencintai hartanya daripada cintanya kepada Kristus. Mengapa demikian? Dengan mereka menahan sebagian dari harta penjualan tanah tersebut, mereka juga melakukan pembohongan (menipu) Tuhan Allah.

Hal buruk yang dikerjakan Ananias dan Safira, nyatanya juga sering dikerjakan banyak pengikut Kristus pada saat ini, dan mungkin sampai Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Karena di dunia ini hampir semua aktivitas manusia pada berbagai sektor kehidupannya menggunakan uang. Oleh karena itu sudah wajar jika manusia sangat bekerja keras mencarinya. Bahkan karena terlalu dominannya uang bagi manusia sehingga untuk mendapatkanya pun dilakukan dengan cara-cara yang bertentangan dengan kehendak Allah. Seperti yang terjadi dengan Ananias dan Safira yang menahan sebagian dari harta penjualan tanahnya.

Untuk memperkokoh orientasi, motivasi, dan komitmen kita kepada Tuhan, hanya bisa dengan kuasa Roh Kudus dan kuasa firman-Nya. Dengan demikian lakukanlah itu, niscaya pintu berkat akan mengalir ke dalam hidup kita.

(Markus Sulag)



Leave a Reply