Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Yesus adalah Pintu yang Baik dan Benar (2)




eBahana.com – Untuk mengetahui fakta bahwa seseorang merupakan gembala atau pencuri dan perampok itu sangat mudah. Hal itu bisa dilihat dari mana ia masuk ke dalam kandang domba. Kita akan melihat pengamatan rasul Yohanes yang telah tercatat di dalam Injil.

“Tetapi siapa yang masuk melalui pintu ia adalah gembala domba.”

Menurut catatan rasul Yohanes di atas mengatakan bahwa jika seorang gembala harus masuk melalui pintu kandang yang telah ada. Mengapa ia bisa masuk kandang? Karena ia memegang kunci gemboknya. Apabila seseorang tidak mrmiliki kunci gembok pintu itu tetapi bisa masuk ke dalam kandang, berarti ia memanjat dinding atau tembok tersebut. Oleh karena ia tidak masuk melalui pintu maka bisa digolongkan seorang pencuri atau perampok.

Jikalau kita melihat catatan yang tertulis di dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, kandang ternak terkhusus kambing domba, dibuat seperti rumah. Mengapa demikian? Karena berkaitan dengan cuaca, jika malam hari sangat dingin dan jika siang hari sangat panas. Kandang dibuat seperti rumah untuk membentengi dari tindak kejahatan pencurian dan perampokan. Hal itu berkaitan dengan binatang buas (harimau dan serigala) yang sering memangsa kambing domba. Tugas seorang gembala bukan hanya menggembalakan domba di padang rumput saja tetapi ketika domba sudah berada di kandangnya ia juga harus menjaga supaya pencuri dan perampok tidak bisa masuk ke dalam kandang. Hal itu sesuai dengan firman Tuhan:

Untuk dia, penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya keluar.

Seorang gembala adalah seorang yang mempunyai kekuatan fisik yang baik dan pengetahuan yang baik pula. Ia seorang pemberani dan rela berkorban sebab di samping pekerjaannya dituntut prima dalam 24 jam tapi terkadang harus bertarung dengan binatang buas, pencuri dan perampok. Seorang gembala juga harus mampu menjalin relasi yang baik dengan domba-dombanya. Seperti yang ditegaskan dalam firman Tuhan: “Untuk dia penjaga membuka  pintu dan domba domba mendengarkan suaranya.”

Sebagai binatang domba memang tidak punya akal pikiran dan tidak dapat berbicara seperti manusia. Tetapi binatang punya naluri dan kesetian kepada gembala atau si empunya domba. Denagn naluri dan kesetian itu, binatang (termasuk domba) bisa mengenali gembala (tuannya) dan yang bukan gembala (bukan tuannya). Penulis Injil Yohanes mempertegas lagi dengan tulisanya yang mengatakan: “Dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya keluar.”

Oleh gembala setiap domba diberi nama, karena relasi yang baik antara gembala dan domba sehingga masing-masing saling memahami. Karena dilatih dan itu terjadi setiap hari maka domba-domba itu menjadi tahu dan tidak terjadi kesalahpahaman. Kita sebagai pengikut Kristus digambarkan sebagai domba-domba tersebut. Sedangkan Kristus sebagai gembala yang baik dan benar. Pertanyaannya, apakah kita menjadi domba yang setia dan mengenal Allah dengan baik dan benar sehingga terjadi relasi yang baik dengan Dia? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Tetapi ingatlah, Yesus itu pintu antara kita umat-Nya dengan Allah Bapa. Sebab tidak ada pintu yang lain selain melalui Dia. Oleh sebab itu kita harus bersyukur kepada Allah karena mempunyai pintu yang baik dan benar seperti Dia. Pintu di dalam kehidupan manusia adalah relasi antar sesama. Kita sebagai manusia tidak dapat hidup tanpa kehadiran orang lain.

Berkaitan dengan  pintu, manusia harus saling berkunjung ke rumah yang satu dengan yang lainya. Untuk memasuki rumah kita harus melalui pintu yang ada. Setelah kita mengetahui bahwa Kristus adalah pintu menuju sorga, kenapa masih berusaha mencari pintu yang lain? Memang untuk menuju pintu tersebut banyak kerikil dan penuh lubang, tetapi jika kita ada di dalam kuasa Roh Kudus dan firman-Nya, pasti kita akan bisa mewujudkanya.

(Markus Sulag)



Leave a Reply