Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Tiga Pengadilan Terakhir




eBahana.com – Kita menunjukkan bahwa penghakiman kekal Allah akan dilaksanakan dalam tiga pemandangan berturut-turut.

Pemandangan pertama adalah penghakiman orang-orang percaya Kristen sebelum pengadilan takhta Kristus.

Pemandangan kedua adalah penghakiman bangsa-bangsa lain (non- Yahudi) pada akhir masa kesengsaraan besar, dilaksanakan di hadapan takhta kemuliaan Kristus.

Pemandangan ketiga adalah penghakiman semua orang mati pada akhir kerajaan seribu tahun, dilaksanakan di hadapan takhta putih besar.

Kita sudah mempelajari pertama dari tiga pemandangan ini, penghakiman orang-orang Kristen sebelum pengadilan takhta Kristus. Sekarang kita akan melanjutkan ke pemandangan berikutnya: penghakiman bangsa-bangsa lain (non-Yahudi) pada akhir masa kesengsaraan besar.

Namun pertama, kita perlu mempelajari peristiwa-peristiwa penting yang mengarah pada penghakiman ini. Ini akan membantu kita mengerti kenapa Allah mentabiskan penghakiman khusus yang disediakan hanya bagi bangsa-bangsa lain (non-Yahudi).

Paulus mengacu pada tiga katagori berbeda di mana Allah membagi umat manusia. “Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah” (1 Korintus 10:32).

Orang-orang Yahudi adalah bangsa khusus, yang dipisahkan keluar dari semua bangsa-bangsa lain oleh Allah untuk tujuan-tujuan diri- Nya sendiri. Gereja Allah terdiri dari semua orang-orang percaya sejati yang sudah dilahirkan kembali melalui iman dalam Yesus Kristus. Allah tidak memperhitungkan lagi kewarganegaraan asli mereka, apakah Yahudi atau bangsa lain, mereka “bangsa baru” dalam Kristus.

Kitab Suci membuat jelas penghakiman yang kita sekarang pelajari, di hadapan takhta kemuliaan Kristus, akan di peruntukan hanya bagi bangsa-bangsa lain (non-Yahudi). Tidak ada seorang pun dari dua kelompok lain akan hadir disini untuk penghakiman. Tidak akan ada orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen. Fakta ini sepakat dengan pewahyuan Kitab Suci mengenai akhir zaman sekarang ini.

Tidak akan ada orang-orang Kristen dalam penghakiman ini karena semua sudah melewati penghakiman khusus mereka sendiri sebelum pengadilan takhta Kristus.

Tidak akan ada orang-orang Yahudi yang hadir pada penghakiman ini karena pada waktu ini Israel, sebagai bangsa, sudah melewati pengadilan khusus mereka. Semua orang-orang Yahudi yang lolos penghakiman khusus ini akan di rekonsiliasi dengan Allah melalui pengakuan mereka Yesus sebagai Juru selamat dan Mesias mereka.

Urusan akhir Allah dengan bangsa Israel pada waktu ini akan melengkapi proses historikal penghakiman yang melaluinya Ia sudah membawa mereka selama hampir empat ribu tahun. Penghakiman bangsa-bangsa lain (non-Yahudi) berikutnya akan menandai transisi dari historikal ke penghakiman kekekalan.

Dalam mempelajari pengadilan khusus Israel ini, menolong memperhatikan dua prinsip bagaimana Allah berurusan dengan umat manusia: dalam memberkati dan dalam penghakiman. Ini bisa dengan singkat dinyatakan sebagai berikut.

Pertama, prinsip berkat. Allah biasanya memberkati bangsa-bangsa lain, melalui orang-orang Yahudi, namun Ia memberkati orang-orang Yahudi secara langsung. Kedua, prinsip penghukuman. Allah biasanya menghukum orang-orang Yahudi melalui bangsa-bangsa lain, namun Ia menghukum bangsa-bangsa lain secara langsung.

Dua prinsip ini akan mengarahkan bagaimana Allah berurusan dengan umat manusia pada akhir zaman ini.

Pertama, pada tahap-tahap akhir masa kesengsaraan besar, Allah akan menghakimi dan menghukum Israel untuk terakhir kali sebagai satu bangsa, melalui perantara bangsa-bangsa lain. Ketika penghakiman akhir Israel ini selesai, Allah Sendiri akan mengintervensi secara langsung penghakiman atas bangsa-bangsa lain. Yeremia menggambarkan penghakiman akhir ini setelah mereka kembali sebagai bangsa ke negeri mereka Israel.

“Sebab, sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan memulihkan keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda – firman TUHAN – dan Aku akan mengembalikan mereka ke negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyang mereka, dan mereka akan memilikinya.”

Inilah perkataan-perkataan yang telah difirmankan TUHAN tentang Israel dan tentang Yehuda:

“Sungguh, beginilah firman TUHAN: Telah kami dengar jerit kegentaran, kedahsyatan dan tidak ada damai.

Cobalah tanyakan dan selidiki, adakah laki-laki melahirkan? Mengapakah setiap laki-laki Kulihat tangannya pada pinggangnya seperti seorang perempuan yang melahirkan? Mengapakah setiap muka berubah menjadi pucat?

Hai, alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia akan diselamatkan dari padanya.

Maka pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mematahkan kuk dari tengkuk mereka dan memutuskan tali- tali pengikat mereka, dan mereka tidak akan mengabdi lagi kepada orang-orang asing.

Mereka akan mengabdi kepada TUHAN, Allah mereka, dan kepada Daud, raja mereka, yang akan Kubangkitkan bagi mereka” (Yeremia 30:3-9).

Perhatikan urutan peritiwa-peristiwa disini yang dinubuatkan Yeremia.

Pertama, Allah akan membawa Israel kembali ke negeri mereka sendiri. Kedua, akan ada bagi Israel masa bahaya dan distres seluruh bangsa, lebih dasyat daripada yang mereka lewati sebelumnya.
Ketiga, Tuhan Sendiri akhirnya akan mengintervensi melawan orang- orang asing, bangsa-bangsa lain musuh Israel, dan akan menyelamatkan Israel dari mereka. Keempat, kerajaan Israel akan di restorasi lagi di atas takhta Daud, di bawah pemerintah tertinggi Tuhan Yesus Sendiri.

Masa kerajaan yang di restorasi ini akan seribu tahun.

Pertemuan Akhir Zaman bangsa-bangsa lain melawan Israel, dan intervensi langsung Tuhan mewakili Israel, digambarkan dalam Zakharia. “Maka pada waktu itu Aku akan membuat Yerusalem menjadi batu untuk diangkat bagi segala bangsa. Siapa yang mengangkatnya pastilah mendapat luka parah. Segala bangsa di bumi akan berkumpul melawannya” (Zakharia 12:3).

“Aku akan mengumpulkan segala bangsa untuk memerangi Yerusalem….

Kemudian TUHAN akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran.

Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun” (Zakharia 14:2-4).

Disini lagi kita melihat bahwa zaman sekarang akan berakhir dengan serangan terpadu melawan Israel dan Yerusalem oleh bangsa- bangsa lain, namun Tuhan Sendiri akan mengintervensi menyelamatkan Israel. Intervensi ini akan mecapai puncaknya

dengan kembalinya Tuhan Yesus Kristus ke bukit Zaitun – titik di mana Ia naik ke surga dan dimulainya periode zaman sekarang ini.

Akibat masa bahaya dan distres final bangsa Israel ini, semua elemen pemberontakkan akan akhirnya disingkirkan keluar dari antara Israel, dan mereka yang masih hidup dari penyingkiran akhir ini akan di rekonsiliasi dalam pertobatan dan kerendahan hati di hadapan Allah mereka.

Penyingkiran akhir Israel ini digambarkan dalam Yehezkiel 20:37-38, di mana Tuhan menubuatkan dikumpulkannya kembali mereka di negeri mereka sendiri dan digambarkan bagaimana Ia akan berurusan dengan mereka disana. “Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku, dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

Aku memisahkan dari tengah-tengahmu orang-orang yang memberontak dan mendurhaka terhadap Aku.”

Frasa yang digunakan disini, “membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat,” mengacu pada proses yang digunakan gembala untuk memeriksa masing-masing domba sebelum menerima mereka ke kandang. Sebagai hasil dari proses ini, semua pemberontak akan di pisahkan keluar dari Israel, dan mereka yang tinggal akan dibawa masuk ke dalam perjanjian baru dengan Tuhan – melalui perjanjian baru dalam Yesus Kristus.

Intervensi Tuhan melawan bangsa-bangsa lain yang memperkusi dan rekonsialiasi akhir-Nya dengan Israel di gambarkan lebih jauh dalam Zakharia. “Maka pada waktu itu Aku berikhtiar untuk memunahkan segala bangsa yang menyerang Israel.

“Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung” (Zakharia 12:9-10).

Tuhan Sendiri disini berbicara dalam pribadi pertama mengenai Israel, dan Ia berkata, “mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam….” Disini satu dari nubuatan paling jelas dalam semua Kitab Suci mengenai penolakkan dan penyaliban Kristus.
Namun, pada poin ini Israel akan akhirnya mengakui kesalahan besar mereka, dan dalam kesedihan besar dan pertobatan mereka akan direkonsiliasi dengan Mesiah mereka, yang mereka sudah tolak begitu lama.

Dalam Perjanjian Baru Paulus menggambarkan rekonsiliasi final Israel dengan Allah. “Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis:

“Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub” (Roma 11:26).

Setelah Israel melewati api masa kesengsaraan besar dan direkonsiliasi lagi dengan Allah melalui Yesus Kristus, tidak akan ada kebutuhan lebih jauh bagi Allah untuk menghakimi mereka. Setelah itu, ketika Kristus mendirikan kerajaan-Nya di bumi dan mengambil kursi-Nya di atas takhta kemuliaan-Nya, Ia akan menghakimi hanya bangsa-bangsa lain yang tetap hidup di bumi pada akhir masa kesengsaraan besar.

Yesus memberi gambaran jelas mengenai penghakiman bangsa- bangsa lain (Matius 25:31-46). Tidak disebut bahwa ini perumpamaan. Melainkan prediksi nubuatan langsung, dimana gembala mengurus domba-dombanya. Mari kita pelajari pemandangan pembukaannya. “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.

Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing- kambing di sebelah kiri-Nya” (Matius 25:31-33).

Tujuan penghakiman berikutnya adalah memisahkan domba-domba (mereka yang Allah terima) dari kambing-kambing (mereka yang Allah tolak). Domba-domba akan di terima dalam kerajaan yang Allah sudah persiapkan bagi mereka – artinya, kerajaan seribu tahun Kristus. Kambing-kambing akan menerima penghukuman akhir, yang tidak dapat dibatalkan, yang dijatuhkan atas mereka, dimana mereka akan di buang kedalam api selamanya yang dipersiapkan untuk Satan dan malaikat-malaikanya.

Bangsa-bangsa lain yang ditolak ini akan dikirim bukan ke “Sheol” atau “Hades” namun langsung ke tempat penghukuman akhir seluruh pemberontak-pemberontak – lautan api. Kedalam lautan api ini binatang – Antikris – dan nabi palsunya akan sudah terlebih dahulu dibuang.

Pemisahan antara domba-domba dan kambing-kambing berdasarkan atas satu perkara yang menentukan: cara dimana mereka yang dihakimi memperlakukan saudara-saudara Yesus, yaitu, bangsa Yahudi.

Banyak nas-nas Kitab Suci membuat jelas bahwa pada akhir zaman akan ada permusuhan dan kebencian terhadap Bangsa Yahudi dan negara Israel. Bukan hanya akan ada serangan terpadu oleh bangsa- bangsa lain melawan Israel, melainkan orang-orang Yahudi di negara-negara lain akan tunduk pada berbagai bentuk persekusi. Di tengah semua ini, namun, akan ada bangsa-bangsa lain yang mengambil sikap mereka – apakah sebagai individual atau sebagai bangsa – berpihak pada orang-orang Yahudi. Mereka akan melakukan segalanya dalam kuasa mereka untuk melindungi orang- orang Yahudi dan untuk mengangkat penderitaan mereka. Pada penghakiman berikutnya, akan menandai mereka sebagai domba- domba, berharga untuk masuk kedalam kerajaan Kristus yang didirikan di bumi.

Nabi Yoel mempresentasi gambaran serupa Akhir-Zaman dengan berkumpulnya bangsa-bangsa untuk mengalami penghukuman Allah. “Sebab sesungguhnya pada hari-hari itu dan pada waktu itu, apabila Aku memulihkan keadaan Yehuda dan Yerusalem, Aku akan mengumpulkan segala bangsa dan akan membawa mereka turun ke lembah Yosafat; Aku akan berperkara dengan mereka di sana mengenai umat-Ku dan milik-Ku sendiri, Israel, oleh karena mereka mencerai-beraikannya ke antara bangsa-bangsa dan membagi-bagi tanah-Ku” (Yoel 3:1-2).

Allah mendeklarasikan bahwa Ia akan pertama membawa kembali tawanan Yehuda dan Yerusalem; artinya, Ia akan mengumpulkan kembali orang-orang Yahudi yang tercerai berai kembali ke negeri mereka sendiri. Lalu Ia akan mengumpulkan semua bangsa-bangsa lain dan menjatuhkan penghukuman atas mereka.

Dasar penghukuman sama dengan yang digambarkan oleh Yesus dalam Matius 25. Allah berkata Ia akan masuk kedalam penghakiman dengan bangsa-bangsa “mengenai umat-Ku Israel.” Pada tahap dalam sejarah ini ketika anti-Semitisme lebih menyebar dan lebih agresif, sangat penting bagi bangsa-bangsa untuk diperingatkan bahwa mereka akan dihakimi oleh Allah berdasarkan perlakuan mereka terhadap orang-orang Yahudi.

Begitu domba-domba sudah dipisahkan dari kambing-kambing, penghakiman bangsa-bangsa lain akan selesai. Pada waktu ini mereka yang di anggap layak memasuki masa kerajaan seribu tahun Kristus akan sudah melewati pemurnian penghakiman Allah.
Pertama, Israel akan di pisahkan dari api masa kesengsaraan besar. Lalu, pada akhir kesengsaraan, bangsa-bangsa lain akan di pisahkan oleh intervensi dan penghukuman langsung Kristus sendiri.

Setelah penghakiman pemisahan ini atas orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain, berikutnya akan ada seribu tahun perdamaian dan kemakmuran, dengan Kristus memerintah sebagai Raja atas seluruh bumi.

Pada akhir masa seribu tahun, Satan akan membuat percobaan terakhir mengorganisasi bangsa-banga lain dalam pemberontakkan melawan Kristus dan kerajaan-Nya, namun pemberontakkan ini akan di bawa kepada kesia-siaan melalui intervensi langsung Allah.

Pada saat ini Satan sendiri akhirnya akan dibuang selamanya dari bumi dan di lempar kedalam lautan api, untuk bergabung dengan Antikris dan nabi palsu yang sudah berada disana.

Dengan kekalahan akhir pemberontakkan Satan ini, semua pemberontak diantara mereka pada waktu itu atas bumi akan di pisah keluar, dan lalu akan tinggal sisanya orang-orang benar untuk menghakimi orang mati dari zaman-zaman sebelumnya. Untuk tujuan ini, semua orang mati yang sebelumnya belum dibangkitkan akan pada waktu ini dipanggil untuk penghakiman. Dengan cara ini panggung akan di ditetapkan untuk ketiga pemandangan final penghakiman kekekalan Allah.

“Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.

Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka di hakimi masing-masing menurut perbuatannya.

Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.

Dan setiap orang yang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab Kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” (Wahyu 20:11-15).

Disini adalah akhir dari akhir semua dosa dan pemberontakkan melawan otoritas dan kekudusan Tuhan Mahakuasa: dilempar selamanya ke lautan api untuk selama-lamanya. Hanya mereka yang namanya tertulis dalam Kitab Kehidupan akan lolos penghakiman akhir ini. Nama-nama yang dicatat dalam kitab ini adalah mereka yang selama hidup mereka di bumi memberi diri mereka, melalui iman, belas kasih dan kasih karunia Allah. Ini masuk dalam berbagai katagori.

Mereka semua yang menaruh iman mereka dalam korban penebusan Kristus mewakili manusia sudah dibangkitkan pada permulaan seribu tahun. Mereka akan melewati penghakiman mereka sendiri sebelum pengadilan takhta Kristus – bukan untuk penghukuman, melainkan untuk menilai upah mereka.

Tampaknya pasti mayoritas mereka yang hadir dihadapan takhta putih besar tidak akan memenuhi syarat-syarat untuk menerima belas kasih Allah dan akan karenanya di hukum di lautan api. Meski demikian, akan ada dengan pasti sedikitnya katagori-katagori orang- orang dihadapan takhta putih besar yang akan lolos penghukuman dan masuk kedalam kehidupan kekal.

Katagori pertama akan terdiri dari orang-orang seperti ratu Selatan dan orang-orang Niniwe, yang menerima belas kasih yang Allah tawarkan pada mereka dalam satu pewahyuan pendek diri-Nya namun menentukan. Kitab Suci tidak mengindikasi berapa orang lain ada dalam arah sejarah yang diberi kesempatan serupa.

Katagori kedua akan terdiri dari semua mereka yang mati dalam iman selama masa seribu tahun.

Apakah kita bisa antisipasi bahwa akan ada orang-orang lain yang Allah akan mendapat belas kasih dari takhta putih besar-Nya?
Jawaban untuk pertanyaan ini di kunci didalam kemahatahuan Allah. Bagi kita, dengan pengetahuan terbatas dan perspektif sempit, bodoh untuk berspekulasi.

Mari kita mengambil sikap yang di ekspresikan oleh Abraham. “Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” (Kejadian 18:25).

Mereka yang sudah mengecap belas kasih Allah yang tidak terukur dijamin Ia tidak akan menahan belas kasih-Nya kepada siapa pun yang memenuhi syarat untuk itu.

Mari kita waspada, dengan berasumsi bahwa kita bisa sepenuhnya mengerti semua kerja penghakiman-penghakiman Allah. Masih ada bagian-bagian lain dari subjek luas ini yang seluruhnya melewati kemampuan-kemampuan kita untuk mengerti.

Kita hanya bisa merasakan kekaguman dan ketakjuban yang di ekspresiksn oleh Paulus. “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan- keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya” (Roms 11:33).

Ini dengan tepat menyimpulkan pembelajaran sistimatik enam fondasi doktrin iman Kristen – tema yang sudah kita pelajari.

Dengan cara-cara pembelajaran sistimatik, kita sudah sepenuhnya meletakkan fondasi alkitabiah dimana iman setiap orang Kristen bisa dibangun dengan kokoh di atasnya. Dengan meletakkan fondasi ini, maka menjadi mungkin mentaati peringatan dari Ibrani 6:1. “beralih kepada perkembangannya yang penuh.”

Mari kita melanjutkan membangun diatas fondasi ini sampai kita mencapai dalam hidup kita bangunan besar lengkap dari doktrin dan praktik Kristen. Firman Allah yang sama yang menyediakan fondasi yang dibutuhkan juga menunjukkan kita bagaimana kita bisa meneruskan “kepada perkembangannya yang penuh.” Karenanya, bagi semua mereka yang sudah mengikuti pembelajaran- pembelajaran ini, peringatan dari kehidupan Paulus. “Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya” (Kisah Para Rasul 20:32).

 

OLEH LOKA MANYA PRAWIRO.



Leave a Reply