Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Pasangan Selingkuh Haruskah Dicerai?




Negeri ini sedang dihebohkan oleh pasangan suami istri dari kalangan artis yang dikabarkan akan bercerai. Mari kita telaah sesuai kebenaran firman Tuhan, apakah cerai itu alkitabiah?

Pernikahan adalah hal sakral bagi semua orang, khususnya bagi umat kristiani. Keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah negara bahkan gereja. Pernikahan sudah ada sejak manusia ditempatkan di taman Eden dan Tuhan sendiri yang mendirikan dan memberkatinya. Pernikahan merupakan rencana dan kehendak-Nya. Jadi, orang yang menghendaki pernikahan berarti ia sedang memenuhi panggilan kehendak Tuhan. Berangkat dari pemahaman tersebut pernikahan harus dipelihara, dirawat, dan dijaga secara bertanggungjawab karena pernikahan itu sendiri adalah anugerah pemberian Tuhan kepada manusia.

Akan tetapi, realitasnya, angka perceraian di Indonesia terus meningkat. Seperti yang diberitakan oleh merdeka.com, Anwar Saadi, selaku Kasubdit Kepenghuluan Direktorat Urais dan Binsyar Kementerian Agama, membenarkan soal adanya peningkatan angka perceraian di Indonesia dari tahun ke tahun. Kenaikan angka perceralan mencapai 16-20 persen berdasarkan data yang didapat sejak 2009 hingga 2016. Bahkan pada 2013 lalu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sudah mengabarkan soal angka perceraian di Indonesia yang menduduki peringkat tertinggi di Asia Pasifik. Luar biasa
fantastis. Di Indonesia terjadi 40 kasus perceraian setiap jam. Hampir seribu
kasus perceraian setiap hari.

Yang lebih mencengangkan, perceraian tersebut lebih didominasi oleh kasus perselingkuhan. Selingkuh adalah istilah yang umum digunakan terkait perbuatan atau aktivitas yang tidak jujur dan menyeleweng dari pasangannya. Harus diakui bahwasanya pasangan kristiani pun turut menyumbang tingginya angka perceraian di Indonesia. Bahkan tidak sedikit pendeta dan gereja yang kian longgar dengan perceraian, bahkan memberkati pernikahan mereka dengan pasangan barunya. Pemberkatan pernikahan yang begitu kudus dan sakral seakan telah menjadi barang murahan yang diobral begitu saja kepada mereka yang membutuhkan.

Negeri ini telah menghadapi darurat perceraian. Jika gereja tidak tegas terhadap permasalahan perceraian dan turut membantu permasalahan umat dalam kehidupan berkeluarga, sudah dapat dipastikan negeri ini akan bertambah kacau. Mengingat perceraian akan memberikan dampak buruk kepada keluarga dan tatanan sosial, sudah seharusnya umat kristiani berpegang teguh pada kesakralan pemberkatan janji nikah. Dengan demikian, kita akan mampu menjadi pasangan yang setia, meskipun pasangan kita memiliki banyak kekurangan atau bahkan tidak setia. Naf



Leave a Reply