Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Rendah Hati Pangkal dari Hikmat




Amsal 15: 31-33

Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.

Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan

eBahana.com Orang menjadi pandai oleh karena mau belajar dengan tekun kepada guru selaku pembimbing. Belajar bisa saja ditempuh sebagai siswa dalam ranah formal seperti melalui sekolah maupun lembaga non-formal. Dari bimbingan guru, berbagai rahasia keilmuan pada akhirnya dapat dimengerti oleh siswa dan setelah dimengerti, kemudian dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan bukan hanya dijalankan, namun ilmu tersebut harus diajarkan kepada orang lain agar nyata dan berdaya guna.

Belajar bukan hanya mengandalkan kinerja otak saja, melainkan seluruh panca indra juga mengikuti proses belajar (melihat, memperhatikan, mencium, membau, mendengar hingga merasakan), semuanya terkoneksi menjadi satu hingga menghasilkan pengalaman baru dalam hidup. Seperti pepatah yang sudah begitu familiar di telinga kita, yaitu bisa karena biasa. Kebiasaan yang terus-menerus dilakukan akan menjadi keterampilan. Dari hal yang tidak diketahui, dan tidak dikuasai dengan terus belajar dan berlatih akhirnya menjadi bisa oleh karena tekun mempelajarinya.

Sesudah semua dipelajari dengan waktu yang telah ditentukan oleh sang pengajar, maka kita yang belajar akan menjadi orang yang terpelajar. Orang  memiliki pengalaman belajar hingga tamat pasti mendapatkan gelar kehormatan sebagai orang terpelajar. Jadi orang yang terpelajar adalah orang yang terhormat.

Hal yang harus dipegang ketika belajar, yaitu kerendahan hati menerima didikan, arahan, serta nasihat dari sang guru. Mau diarahkan, mau dibentuk, mau dibimbing, dan mau mendengar, bukanlah perkara yang gampang. Karena terkadang harus bertarung dengan ego yang sudah rumangsa linuwih (sudah merasa memiliki kelebihan). Menjadi manusia pembelajar haruslah bisa menghilangkan kedegilan hati yang rumangsa bisa (sudah merasa bisa). Jika hal itu tidak dihilangkan maka proses pembelajaran akan berjalan di tempat alias tidak akan ada kemajuan.

Menghormati Guru, Sebuah Keniscayaan

Lalu siapakah sumber hikmat itu? Sumber hikmat adalah Tuhan Allah yang menciptakan semesta alam dengan segala misterinya. Oleh karena itu manusia terus berkarya meneliti hikmat Tuhan dalam alam semesta ini. Ilmu pengetahuan yang dipelajari adalah alat manusia menyelami  karya Allah, bukan justru menguasai sumber daya alam dan merusak keutuhan ciptaanNya. Menjadi orang terpelajar haruslah rendah hati serta mau menghormati sang guru sebagai pembimbing dalam menemukan ilmu pengetahuan yang semula masih tersembunyi. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuannya, maka semakin dalam pula hendaknya ia mencintai Tuhan, bukan justru meragukan Tuhan. Sama seperti Kristus mencintai dan memberi teladan kehidupan kepada kita.

Refleksi:

  1. Saat ini apa yang sedang anda pelajari?
  2. Tuliskanlah kegagalan yang pernah anda alami ketika belajar!
  3. Perbaikilah kegagalan anda secara bertahap disertai kesabaran dan kerendahan hati!

Doa: Didiklah kami ya Tuhan untuk menjadi rendah hati sehingga dapat menyelami hikmatMu.

Perutusan: Melalui tuntunan Tuhan Allah pencipta alam semesta, aku belajar mengarahkan hati pada didikanMu.

(Vicky Tri Samekto)



Leave a Reply