Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Takut Akan Tuhan




eBahana.com – Ayat Kunci: Amsal 1:7, Takut akan Tuhan adalah permulaan “pengetahuan” dan “hikmat.”

Takut akan Tuhan mengandung unsur takut, kagum, hormat dan memuliakan. “Berserah” adalah buah dari
takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan sesuatu yang hanya bisa kita mengerti melalui Roh Kudus. Ketika kita menghadapi situasi, keputusan, masalah atau kebutuhan, takut akan Tuhan membuat kita bertanya “Menurut Allah bagaimana dengan ini?”. Itu harus menjadi pertanyaan kita, bukan “Bagaimana menurut kita?” atau “Bagaimana kita mendapatkan apa yang kita mau?”, tapi “Menurut Allah bagaimana dengan ini?.” Takut akan Tuhan selalu mendorong kita untuk menyenangkan Tuhan. Memiliki rasa takut akan Tuhan sama dengan “Jangan ada tuhan lain selain Allah.”

Untuk mematuhi ini, kita harus menjadikan Allah melebihi segalanya. Tidak ada yang lain dalam hidup kita, apakah pengaruh, pribadi atau keinginan yang berada sejajar dengan Tuhan.

Nabi Yesaya memberi gambaran nubuatan mengenai Yesus. Ia disebut “Tunas dari tunggul Isai.” Yesaya 11:1-­2 “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan. “Taruk” dalam Perjanjian Lama mengacu pada “Mesias”. Selain itu dalam Wahyu 1:4 Alkitab berkata dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-­Nya.

Wahyu 4:5 berbicara mengenai “tujuh obor” menyala-­nyala di hadapan takhta Allah, yang adalah tujuh Roh
Allah.”Hanya ada satu Roh Kudus, namun Dia memiliki tujuh aspek atau manifestasi bagaimana Ia bekerja.
Kita bisa temukan tujuh Roh atau tujuh manifestasi dari Roh Kudus dalam Yesaya 11:2.

Yang pertama adalah “Roh Tuhan,” pribadi pertama sebagai roh Allah. Roh Kudus berbicara kepada gereja
dalam pribadi pertama sebagai Tuhan. Di sini Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus adalah Tuhan. Dua manifestasi Roh Kudus berikutnya dalam Yesaya 11:2 adalah “roh hikmat dan pengertian.” Dua lainnya adalah “roh nasihat dan keperkasaan.” Dan dua manifestasi terakhir adalah “roh pengenalan” dan “takut akan Tuhan.”

Yesaya 11 adalah gambaran Mesias, Yesus yang kesenangannya ialah “takut akan Tuhan” dalam ayat 3. Ini adalah satu manifestasi yang menjadi fokus dari Roh Kudus, “takut akan Tuhan.” Jika Yesus Sendiri perlu takut akan Allah, tidakkah kita juga perlu? Takut akan Tuhan datang hanya melalui Roh Kudus. Tanpa itu, kita
belum lengkap secara spiritual dan sangat rentan terhadap kesombongan dan jebakan Iblis. Ibrani 5:7-‐8 memberi pewahyuan kenapa Allah Bapa selalu mendengar doa-­doa Yesus.

“Dalam hidup-­Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan‐Nya dari maut, dan karena kesalehan-­Nya Ia telah didengarkan.

Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-­Nya. Allah mendengar doa-­doa Yesus karena Yesus selalu berdoa dengan “takut akan Tuhan.” Dalam kesedihan yang mendalam dan penderitaan yang berat, Yesus berdoa kepada Bapa-­Nya di surga. “Ya Bapa-­Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-­‐Ku; tetapi bukanlah kehendak-­‐Ku, melainkan kehendak-­Mulah yang terjadi.” (Lukas 22:42).

Pernyataan berserah seperti ini melambangkan takut akan Tuhan. “Tuhan janganlah saya menentukan apa-apa di hadapan-­Mu. Jangan ada yang lebih penting daripada kehendak-Mu.” Ini adalah dasar dari takut akan Tuhan.

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa takut akan Tuhan adalah satu­‐satunya sumber “hikmat”. Hikmat Allah di nyatakan dalam seluruh alam semesta. Seluruh hikmat Allah mencengangkan. Pikiran kita yang terbatas tidak mampu mengertinya.

Namun Allah berkata pada kita inti-­nya, “jika kita ingin memperoleh hikmat-­Nya…jika kita ingin Allah melepaskan hikmat-­Nya kepada kita, hanya ada satu jalan, “takut akan Tuhan.”

Hikmat menghasilkan pengertian. Pengertian dan pengetahuan mengenai orang-­‐orang atau situasi-­situasi, yang mana jauh diatas kepintaran. Seseorang dengan pengertian dapat melihat jauh kedalam diri orang yang ia hadapi dan situasi yang harus ia atasi. Takut akan Tuhan menghasilkan hikmat. Dan hikmat menghasilkan pengertian dan pengetahuan.

Kita perlu membedakan antara hikmat dan pendidikan intelektual akademis. Sangat mungkin memiliki pendidikan tinggi dan tetap bodoh. Sebagian besar masalah di dunia di akibatkan oleh orang-­orang berpendidikan tinggi tapi bodoh.

Hikmat seperti dikatakan dalam Kitab Suci berbeda jauh dari intelek, pendidikan atau pembelajaran akademis.

Mazmur 51:8 berkata “Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-­diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.”

Allah menginginkan kebenaran dalam bagian hati kita yang terdalam. Kebenaran yang datang dari takut akan
Tuhan. Ketika kita memiliki kebenaran di bagian hati kita yang terdalam, Dia menjanjikan kita akan mendapatkan “hikmat.” Hikmat tidak sama dengan intelek. Karena tidak berada dalam pikiran atau berasal
dari pikiran. Hikmat tersembunyi dalam bagian roh manusia. Bagian dirinya yang terdalam. Bagian tersembunyi manusia adalah dimana Allah ingin kita mengkultivasi takut akan Tuhan agar kita menerima
hikmat-­‐Nya.

Hikmat‐Nya tidak berdampak pada kapasitas intelektual kita, namun mengiluminasi (menerangi) pikiran kita.

Hikmat bukan pengganti pendidikan. Tidak berfungsi bagi kita apa yang pendidikan dapat berikan. Hikmat
Allah seluruhnya unik. Datang kedalam roh kita dan membuka mata kita agar kita bisa melihat maksud Allah, melihat hidup kita dan situasi disekitar kita dalam terang maksud ilahi dan nasihat ilahi.

Dalam Kitab Suci, nasihat berhubungan dekat dengan hikmat. Ketika kita memiliki hikmat Allah, kita menerima nasihat-Nya. Dengan nasihat Allah kita tahu bagaimana harus bertindak dalam berbagai situasi; kita tahu bagaimana berhubungan dengan berbagai orang dan bagaimana menolong mereka.

Mazmur 2:11-­12 berkata “Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada‐Nya!”

Dalam alam roh, takut akan Tuhanlah yang melepaskan sukacita dan bahagia. Tanpa takut akan Tuhan, sukacita kita dangkal, tidak berarti dan tidak permanen. Kombinasi takut akan Tuhan dan sukacita menghasilkan keberhasilan dalam kehidupan Kristen. Mazmur 19:9 berkata “…perintah Tuhan itu murni..” Ada kuasa memurnikan dalam takut akan Tuhan yang mencegah kita dari pencemaran dosa dan kontaminasi
dunia. Dunia di mana kita hidup sudah sangat terkontaminasi.

Mazmur 25:12, 14 berkata, “Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan
yang harus dipilihnya. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-­Nya diberitahukan-­Nya kepada mereka.”

Tuhan membagi rahasia-­Nya. Suatu hak istimewa mendapat rahasia­‐rahasia Tuhan. Kita bisa bersekolah di Sekolah Tinggi Teologi manapun, namun tidak ada jaminan Tuhan akan mengajar kita. Itu karena Tuhan memilih murid-­murid-­Nya berdasarkan karakter mereka. Dan syarat utama karakter adalah takut akan Tuhan. Mazmur 34:12-­14 berkata ” …takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu. Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Takut akan Tuhan memberi kita hidup dan umur panjang untuk menikmati yang baik.

Mazmur 128:1-­4 berkata “Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan
yang ditunjukkan-­Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-­anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-­laki yang takut akan Tuhan. Tuhan memberi berkat bagi suami, bagi istrinya, bagi pekerjaan-‐nya dan bagi anak-anaknya.

Amsal 10:27 berkata “Takut akan Tuhan memperpanjang umur, tetapi tahun-­tahun orang fasik diperpendek.”

Amsal 14:26 berkata “Dalam takut akan Tuhan ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan
bagi anak-­‐anaknya.”

Amsal 14:27 berkata “Takut akan Tuhan adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat
maut.”

Ketika kita mengkultivasi takut akan Tuhan, kita akan memiliki keyakinan yang kuat. Kita tidak akan mudah
takut dan kecewa. Allah menjanjikan tempat perlindungan untuk anak-­anak kita. Ketika kita memilih hidup dan berkat, keputusan ini berpengaruh pada keturunan kita.

Amsal 19:21 berkata “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.”
Jika kita memiliki takut akan Tuhan, kita akan dipuaskan secara permanen.

Amsal 22:4 berkata “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan
kehidupan.

Kita harus memiliki kerendahan hati dan takut akan Tuhan. Olehnya Allah menjanjikan kekayaan, kehormatan dan kehidupan.

Amsal 23:18 berkata “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” Faedah dari takut akan Tuhan melampaui waktu dan kekekalan. Faedah-­faedahnya tidak terbatas hanya di dunia.

Apakah syarat utama agar dapat mengkultivasi takut akan Tuhan. Banyak orang menunggu untuk berseru
kepada Allah setelah mereka berada dalam keadaan putus asa. Dalam Amsal 1, Allah berkata Ia tidak akan
mendengar doa-­doa mereka.

Amsal 1:28 berkata “Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka
akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku.” Sekali lagi, pengetahuan dan takut akan Tuhan menjadi kesatuan. Karena orang-­orang yang dibahas dalam nats di atas tidak memilih takut akan Tuhan, Allah menolak mereka. Takut akan Tuhan tidak akan ada dalam diri kita kecuali kita “memilihnya.” Keputusan ada pada kita.

Syarat selanjutnya ada dalam Mazmur 34:12-­‐14 dikatakan “Marilah anak-­anak, dengarkanlah aku, takut
akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu! Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu…” Tidak ada pembimbing selain Roh Kudus yang bisa mengajar kita takut akan Tuhan. Apakah cara kita berbicara sudah mencerminkan takut akan Tuhan?

Amsal 3:7 berkata ” Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah
kejahatan.”

Kesimpulan

Begitu banyak dari Alkitab dan iman Kristen bertentangan dengan hikmat dan cara­‐cara dunia. Dunia berpikir dengan cara lain. Dunia memiliki standar dan bekerja berdasarkan prinsip-­‐prinsip yang berbeda. Ketika Allah mewahyukan Firman-Nya biasanya bertentangan dengan cara-­cara dunia. Melalui Firman-­Nya kita bisa terhindar dari jebak hawa nafsu dosa dan cara­‐cara dunia.

Ada jarak besar yang manusia tidak dapat jembatani antara cara-cara Allah dan cara-cara manusia yang berada dalam kodrat dunia. Sedangkan cara-­cara Allah berada dalam kodrat surgawi.

Yesaya 55:8-­9 berkata “Sebab rancangan-­Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-­Ku,
demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-­Ku dari jalanmu dan rancangan-­Ku dari rancanganmu.” Namun ada kabar baik. Allah sudah memberikan jalan dimana cara-cara-­Nya dan pikiran-­pikiran-­Nya bisa dibawa ke dunia dan bahkan diimpartasi kepada kita. Ini dilakukan melalui Firman-­Nya. Melalui sebuah konsep “takut akan Tuhan.” Dimana kita bisa memperoleh “hikmat”.

Yesaya 5:11 berkata “…demikianlah firman-­‐Ku yang keluar dari mulut-­Ku: ia tidak akan kembali kepada-­Ku
dengan sia-­sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang
Kusuruhkan kepadanya.” Takut akan Tuhan mengandung unsur takut, kagum, hormat dan memuliakan. “Berserah” adalah buah dari takut akan Tuhan.

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply