Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Pancasila Filosofi Dasar Implementasi Semangat Gotong Royong di Masa New Normal 




eBahana.com – Pada Sabtu (20/06/2020) diadakan acara secara online melalui Zoom dan Youtube. Acara ini diselenggarakan oleh Seksi HAAK (Hubungan Antar Agama Dan Kemasyarakatan) Paroki Cilandak. Acara ini dibawakan oleh moderator yang bernama Heru Krisna, Ketua Seksi HAAK Paroki Cilandak dan Ketua DPD ISKA JABODETABEK.

Romo Paroki Cilandak, Romo Petrus Cipto Nugroho, SCJ memberikan sambutan dan berharap dengan pertemuan online ini semua tetap bersatu dan memiliki kepedulian terhadap negara Indonesia. “Setiap menyanyikan lagu Indonesia Raya saya sangat terharu karena kita harus membangun jiwa-jiwa yang sehat karena Pancasila sungguh-sungguh hidup kembali dan memiliki semangat gotong-royong dan membuat orang semakin mencintai Pancasila maka ‘Pancasila Filosofi Dasar Implementasi Semangat Gotong Royong di Masa New Normal’ dapat diwujudkan di tengah-tengah masyarakat.”

Pembicara pertama, Hariyono dari BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila). Hariyono menerangkan kutipan dari Mohammad Hatta yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa tidak lagi sekedar hormat-menghormati agama masing-masing, melainkan jadi dasar yang memimpin ke jalan kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, persaudaraan dan lainnya. Negara itu memperkokoh fundamennya. Pancasila sebagai dasar negara harus bisa mengatur tata kelola negara dan kebijakan regulasi negara harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Pancasila sebagai pandangan hidup harus dimiliki oleh semua masyarakat karena draft lagu Indonesia Raya yang bangunlah jiwanya sebenarnya bangunlah rakyatnya karena semua rakyat memiliki nilai-nilai Pancasila. Dimensi kebudayaan memungkinkan kita memahami bahwa pelbagai aspek, mulai dari ide, struktur sosial dan produk kebudayaan (materi) saling mempengaruhi. Konsekuensinya wabah Covid-19 akan mempengaruhi mindset, relasi sosial serta aktivitas sosial, ekonomi dan lain-lain.

Pembicara kedua, Romo Paulus Christian Siswantoko, Pr, Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia)/JKMC (Jaringan Katolik Melawan Covid-19) dan Ketua UNIO (Paguyuban Para Romo Diosesan) Indonesia. Romo Paulus mengingatkan kembali mengenai pidato Soekarno 1 Juni 1945, “Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, dapatlah satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan gotong royong.Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah Negara Gotong Royong. Alangkah hebatnya Negara Gotong Royong”. Jadi Pancasila dan gotong royong merupakan satu kesatuan dan kata gotong royong ini lahir murni dari bangsa Indonesia.” Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu binatu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua untuk kebahagiaan semua”. Jadi gotong royong ialah kerja keras bersama, lintas iman bersama bukan untuk kepentingan sendiri atau kelompok tertentu tetapi kerja bersama untuk kepentingan bersama. Terkait dengan Pancasila ini Gereja Katolik sudah menerima Pancasila 100% sebagai ideologi bangsa Indonesia paling tidak ada sebuah dokumen terkait Pancasila ialah dokumen Gereja Katolik Indonesia tahun 1995 yang berbunyi “Kita mengakui Pancasila sebagai ideologi sebab dalam Pancasila kita menemukan syariat nilai-nilai yang mempersatukan bangsa kita dan terus menerus diisi, dihayati dan diamalkan.”

Pembicara berikutnya, Joanes Joko, staf KSP (Kantor Staf Presiden)/Satgas Percepatan Penanganan Covid-19. Joanes mengatakan bahwa hampir semua negara tidak siap dengan Covid-19 ini. Virus Covid-19 ini akan panjang penyelesaiannya sampai ditemukan vaksin baru tetapi penyediaan vaksin baru bukan hal yang mudah karena dengan jumlah penduduk sebesar Indonesia ada 250 juta selama 2-3 bulan ditemukan vaksin Covid-19 ini dan Indonesia butuh waktu. Sementara satu abad ini tidak ada orang yang terkena Spanish flu dan hampir semua orang pernah mengalami Covid-19 ini. Kasus covid-19 ini terus naik dan kita belum sampai pada titik puncaknya sehingga menjadi krisis kesehatan dan ancaman krisis ekonomi.  Covid-19 ini kita maknai dengan filosofi Pancasila ialah kita ini manusia makhluk yang lemah di hadapan Tuhan, mendisiplinkan diri dan sesama dengan adil dengan cara menjaga protokol kesehatan, konsolidasi untuk semua persatuan elemen bangsa, kebijaksanaan para tokoh atau pimpinan publik untuk mengambil keputusan-keputusan terbaik untuk rakyat dan kebersamaan atau kesadaran untuk berbuat dan berpikir adil di tengah pandemi.

Pembicara selanjutnya, Irwan Hidayat, Pengusaha Sido Muncul. Indonesia ini beruntung punya Pancasila karena kalau Pancasila ini diterapkan di Negara Indonesia ini maka akan maju. Pancasila itu Ketuhanan Yang Maha Esa seperti beragama artinya berdoa dan beriman kita belas kasih sehingga mewujudkan mencintai sesama dan tanah air di negara Indonesia mendapatkan kedamaian hati dan masuk surga.

Pembicara terakhir, Achmad Nurcholish, Koordinator Pelaksana JIC (Jaringan Lintas Iman Tanggap Covid-19)/Direktur Deputy ICRP (Indonesian On Conference Religion And Peace). 74 Tahun silam, bahkan istilah tersebut telah di cetuskan pertama kali oleh Ir. Soekarno saat menyampaikan pidatonya pada 01 Juni dalam sidang BPUPKI “Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, bantu-membantu bersama. Amal semua kepentingan semua, keringat semua untuk kebahagiaan semua. Ho-lapis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah gotong royong! Prinsip gotong royong di antara yang kaya dan tidak kaya, antara orang Islam dan Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen antara peranakan yang menjadi bangsa Indonesia”.

Sedangkan merajuk pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) gotong-royong memiliki pengertian bekerja bersama-sama, tolong-menolong, bantu membantu. Ngacau Gelamai di artikan sebagai tradisi gotong royong warga Bengkulu untuk membuat kudapan atau aktivitas mengocok adonan bernama gelamai. Dalam arti luas, sambatan dilakukan dalam rangka membantu sesama warga yang terkena musibah.

Gotong royong hadapi Covid-19 dan nilai-nilai Pancasila ialah dia bersama, toleransi dan kepedulian sosial. Di sisi lain, negara tidak mempunyai jaring sosial untuk menjamin kebutuhan setiap warga negaranya. New Normal perlu dimaknai sebagai momen untuk terus membangun nilai gotong-royong di struktur masyarakat baik perkotaan maupun di pedesaan. Di samping itu, budaya baru gotong-royong yang terbangun selama pandemi ini dapat terus terjaga dengan baik sebagai bentuk jaring sosial masyarakat. Susan S



Leave a Reply