Berani Keluar dari Kenyamanan (1)
eBahana.com – Dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, ada yang namanya: “kota Yeriko.” Seberapa strategis kota tersebut dalam kehidupan masyarakat di sekitar Timur Tengah. Mengapa kota Yeriko dianggap penting? Karena Israel bisa berjaya dimulai dari kota itu, yaitu pada saat bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir menuju tanah perjanjian di Kanaan yang dipimpin Yosua Bin Nun dengan target meruntuhkan tembok Yeriko yang tebal dan kuat. Apabila tembok tidak runtuh tentu saja bangsa Israel tidak bisa sampai di bumi Kanaan (tanah yang penuh dengan susu dan madu).
Hal yang tidak boleh dilupakan adalah peranan Rahab di balik runtuhnya tembok Yeriko? Dia menyembunyikan mata-mata Israel di rumahnya ketika melakukan pengintaian di wilayah Yeriko. Karena berkat jasa Rahab, semua rahasia kekuatan dari Yeriko bisa diketahui kelemahanya dan akhirnya Yeriko bisa dikalahkan dengan terlebih dahulu merobohkan tembok Yeriko yang tebal, kokoh dan kuat. Apa tanda jasa yang diberikan Allah kepada Rahab?
- Dia dan keluarganya selamat dari pembunuhan bangsa Israel.
- Bahkan dia menjadi wanita yang sangat istimewa di Israel, karena tercatat di dalam silsilah Yesus, baik yang berada di Injil Matius maupun yang ada di Injil Lukas. Karena di dalam silsilah Yesus, baik yang ditulis oleh Matius maupun Lukas, hanya ada dua perempuan, yaitu namanya Rahab dan Maria ibu-Nya Yesus.
Hal di atas adalah alasan mengapa datang ke kota Yeriko, dan peristiwa itu bukan suatu kebetulan tetapi sudah direncanakan sebelumnya. Terbukti ketika Yesus masih dalam perjalanan menuju ke sana, sudah ada peristiwa yang menarik untuk disimak, dicermati dan ditelaah. Adapun peristiwanya sebagai berikut:
“Yesus masuk ke kota Yeriko, berjalan dan melintasi kota itu. Di situ ada seorang yang bernama Zakheus kepala pemungut cukai, dan seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang, apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil, karena orang banyak, sebab badanya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara, untuk melihat Yesus, yang akan lewat.”
Di kota Yeriko ada seseorang yang bernama Zakheus yang kaya dan bekerja sebagai kepala pemungut cukai. Ketika ia mendengar bahwa Yesus akan datang ke kota itu, ia segera mencari cara untuk melihat Yesus. Sebab jika orang banyak juga ikut melihat Dia maka ia tidak bisa melihat-Nya, karena ia bertumbuh pendek. Oleh karena itu Zakheus memanjat pohon ara, supaya bisa melihat-Nya. Hal yang menarik adalah, sekalipun Zakheus pendek tetapi ia sangat kaya.
Kekayaan Zakheus berasal dari pekerjaan menjadi kepala pemungut cukai. Tetapi sekalipun ia seorang yang kaya, Zakeus sangat dibenci oleh masyarakat Israel termasuk pemimpin agama Yahudi. Pekerjaan seperti apakah pemungut cukai itu? Pemungut cukai adalah pengumpul atau penarik pajak dari kalangan masyarakat Yahudi untuk diserahkan kepada bangsa Romawi sebagai bangsa penjajah bangsa Israel. Tapi mengapa pekerjaan pemungut cukai sangat dibenci orang-orang? Ada dua hal yang membuat rakyat Israel benci kepada pekerjaan pemungut cukai.
- Karena pajak yang dipungut dari rakyat Israel itu diperuntukan kekaisaran Romawi yang notabene yang menjadi musuh mereka.
- Seringkali saat memungut pajak (menarik pajak) dengan cara paksa / kekerasan baik fisik maupun non fisik (verbal maupun non verbal) sehingga terkena mentalnya dan bisa saja terkena cacat fisik.
Sudah menjadi rahasia umum, kalau Zakheus adalah orangnya pendek. Masyarakat sekarang menyebutnya difabel (disabilitas). Di belahan dunia manapun, orang yang demikian pasti hidupnya terisolir dan dianggap tidak bisa bekerja seperti manusia pada umumnya. Kemungkinan itulah alasan Zakheus mengambil pekerjaan menjadi kepala pemungut cukai. Tetapi mengapa Yesus mengistimewakanya dari yang lainya?
Ketika Yesus sampai di tempat itu ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu”
Di sinilah Ia menunjukan, Yesus adalah Maha Kuasa dan Maha Tahu isi hati Zakheus yang pada dasarnya tidak mau dan tidak ingin bekerja di tempat itu, tetapi tidak ada tempat yang lain lagi, karena semua orang menolak mempekerjakanya. Dengan kata lain, Ia adalah pertolongan untuk keluar dari permasalahan itu, serta alasan ia berusaha mencari Yesus dengan berbagai cara untuk bisa bertemu Dia, walau harus memanjat pohon ara. Berbagai usaha yang dilakukan itulah yang dihargai Yesus. Bagaimana dengan kehidupan kita, beranikah kita menanggung risiko demi Yesus. Hal itu memang berat, tetapi kuasa Roh Kudus dan kuasa firman yang akan memampukan kita.
(Markus Sulag)