MENANG ATAS IRI HATI
Yogyakarta, eBahana.com – Bacaan renungan dari Kitab Mazmur 37: 1-6
Iri hati dapat membawa kita pada dosa yang mengerikan. Oleh karena iri hati, Kain membunuh adiknya sendiri, Habel. Oleh karena iri hati anak-anak Yakub berusaha membunuh adiknya sendiri, Yusuf. Oleh karena iri hati, raja Saul berulang kali melemparkan lembingnya untuk membunuh Daud, dan masih banyak lagi kisah-kisah iri hati yang berujung pada maut, sampai hari ini.
Bertrand Russell, seorang filsuf dan peraih hadiah Nobel Sastra, mengatakan bahwa iri hati adalah salah satu penyebab utama ketidakbahagiaan. Orang yang iri hati tidak hanya menyebabkan ketidakbahagiaan bagi dirinya sendiri, orang tersebut bahkan mengharapkan kemalangan orang lain. Dan itu sangat buruk.
Mungkin kita bisa mengatakan: wait… bukankan iri hati bisa berdampak positif juga… Jika ia melahirkan kekuatan motivasi yang merubah diri sendiri, kenapa tidak? Yup memang!
Tetapi itu lebih bersifat teori guna pembenaran diri ketimbang praktek nyata yang terukur dan teruji. Sebab iri hati berbeda dengan cemburu. Kecemburuan (dalam hal-hal tertentu lebih positif) karena merupakan rasa takut, atau akibat, dari kehilangan sesuatu yang dimilikinya atau orang lain yang melekat padanya (suatu peralihan afeksi seseorang yang mencintai, atas orang yang dicintainya, dalam bentuk yang umum).
Sedangkan iri hati adalah suatu kebencian yang disebabkan karena orang lain memiliki sesuatu yang tidak dimilikinya, dan ia menginginkannya bagi dirinya sendiri. Jadi iri hati berkaitan dengan rasa ingin memiliki atas yang tidak dimilikinya, sementara kecemburuan berkaitan dengan rasa takut kehilangan atas miliknya. Jadi hati hatilah terhadap rasa iri yang berkembang menjadi kebencian dan berujung pada kejahatan.
Karena itu pemazmur Daud, menasehati (dengan sungguh-sungguh) kepada kita agar : “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;” (Mazmur 37:1). Perhatikan kata iri hati disini disandingkan dengan kata marah Memang itulah paketnya. Apapun alasannya (dengan dalih keadilan atau demi kebaikan). Tetap kemarahan dan iri hati harus dikendalikan dan dinetralkan. Sulit…?? Ya memang. Tetapi bukan mustahil.
Pemazmur punya resep yang sekiranya masih manjur bin up to date sampai hari ini… maka cobalah!
Pertama, percayakan hidupmu kepada TUHAN dan tetaplah berbuat baik, serta setialah pada apa yang dipercayakan TUHAN untukmu. ( Maz 37:2). Berkat, rejeki, keberuntungan, kebaikan dan kebahagiaan itu datangnya dari TUHAN, bukan dari tanggapan orang, bukan dari berapa banyak comment dan like di status instagram. Maka arahkanlah HATI-mu kepada TUHAN, kerjakan bagianmu dengan baik dan setia.
Kedua, tetaplah gembira dan berusahalah terus untuk bersyukur atas apa yang telah TUHAN buat dan berikan padamu. IA bukan hanya mengasihimu tetapi juga akan memberikan kepadamu (bahkan untuk) apa yang diinginkan hatimu. (Maz 37:4) Intinya curhatlah hanya pada TUHAN dan bersyukurlah untuk apa yang kau miliki.
Ketiga, serahkanlah hidupmu (masa depanmu, pergumulanmu, dll) kepada TUHAN dan percayalah kepadaNya, dan IA akan bertindak (Maz 37:5). Perhatikan kata penghubung “DAN”. Ada 3 kata yang dihubungkan dengan kata “DAN” yakni “SERAHKAN”, “PERCAYALAH”, “IA AKAN BERTINDAK”. Apa artinya. Artinya ketiga hal tersebut setara dan terjadi secara bersamaan. Saat kita berserah dan percaya, saat itu juga TUHAN akan bertindak. Bertindak apa? Bertindak memulihkan dan memunculkan kebenaranmu seperti terang dan hakmu seperti siang.
Jadi, jangan lagi marah kepada orang yang berbuat jahat. Jangan lagi iri kepada orang yang berbuat curang. Mereka bisa saja kelihatannya moncer dan berkibar kibar hidupnya. Tetapi ingat, TUHAN bersabda; bahwa mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau (Maz 37:2).
Maka tetaplah percaya kepada TUHAN, lakukan yang baik dan bergembiralah. Satu lagi : serahkanlah hidupmu secara total pada TUHAN. Selamat pagi, selamat beraktivitas, tetap sehat semangat. MK.