Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Ibadah Kasih 2019: Membangkitkan Generasi Muda Penyalur Kasih




Bantul Yogyakarta, eBahana

Tidak ada yang dapat menghalangi semangat dan gelora api anak muda untuk memulai perubahan. Diawali dengan pergumulan dan kerinduan untuk menyatakan kasih Tuhan yang tidak terbatas kepada anak muda di luar gereja, anak-anak muda yang tergabung dalam Komisi Pemuda dan Remaja Gereja Kristen Jawa (GKJ) Bantul mengadakan aksi bakti sosial. Kegiatan yang bertajuk Ibadah Kasih ini mengundang 16 GKJ se-Klasis Yogyakarta Selatan dan anak-anak Panti Asuhan Bina Putra Bantul. Melalui Ibadah Kasih ini, bertujuan agar anak-anak muda yang telah menerima kasih Tuhan mulai memiliki keinginan untuk berani menjadi penyalur kasih.

 “Awalnya ada satu – dua pemuda yang rindu melihat anak-anak muda kembali merasakan kasih Tuhan. Lalu kami menyatukan hati untuk mengadakan bakti sosial dengan melibatkan anak-anak muda gereja lain,” ujar Septi selaku wakil ketua Komisi Pemuda GKJ Bantul. Ibadah Kasih dan Bakti Sosial yang diadakan pada 20 – 21 Juli 2019 ini mengusung tema “Kasih Tuhan Untuk Manusia.” Acara Ibadah Kasih dilaksanakan di Gedung GKJ Bantul (20/7). Lalu, kegiatan Bakti Sosial dan penyerahan donasi ke Panti Asuhan Bina Putra diserahkan pada hari berikutnya.

Ibadah ini tidak hanya merujuk pada kegiatan bakti sosial, namun juga menyatakan kasih Tuhan masih berlaku bagi semua orang, termasuk anak-anak panti asuhan. Dalam sesi sharing, anak-anak panti asuhan menceritakan kehidupan mereka yang penuh dengan kekurangan dan perjuangan. Melihat anak-anak muda dari gereja lain memberi semangat dan kehangatan, mereka kembali memiliki pengharapan dan merasa ada keluarga meskipun dalam kekurangan. “Sekitar 150 anak usia SMP sampai SMA yang kami tampung di Panti Asuhan Bina Putra berasal dari keluarga kurang mampu, yatim, bahkan ada yang yatim piatu,” tutur Albertus Sri Hascarya, S.Pd selaku Kepala Panti Asuhan Bina Putra.

“Saya secara pribadi melihat banyak hati yang dilembutkan sehingga banyak pihak yang membantu. Entah saat saya memerlukan alat-alat musik, hingga donatur dana dan barang yang datang dari kalangan Kristen maupun umum,” ungkap Novindra selaku Koordinator musik. Mujizat lima roti dan dua ikan terjadi dan dialami oleh tim kegiatan. Manifestasinya terwujud ketika tim kegiatan mengakui beberapa hari sebelum acara berlangsung hanya menerima sedikit sekali donasi. “Empat hari sebelum acara, uang yang terkumpul dari usaha dana maupun donasi hanya sekitar satu juta rupiah saja dan sedikit sekali sembako. Kami hanya modal percaya saja dan menyatukan hati, Tuhan ternyata mengirim banyak donatur sehingga berkali lipat donasi yang kami terima,” ujar Septi mengungkapkan rasa takjub.

Kegiatan ini merupakan awal mula aksi berbagi kasih dengan tanpa berkelimpahan. Namun, cukup dengan modal kerinduan dan percaya bahwa kasih Tuhan berlaku untuk semua maka Tuhan sendiri yang turun tangan. Harapannya, kasih akan semakin dirasakan oleh semua orang melalui anak-anak muda yang mengikuti Ibadah Kasih dan Bakti Sosial ini. “Harus ada yang memulai. Hingga akhirnya semua orang yang terlibat dalam kegiatan ini merasakan sukacita saat berbagi dan akan terus dilanjutkan dalam hidup mereka secara pribadi,” tegas Septi.

Penulis: Septyan Wulandari.



Leave a Reply