Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Addie Andrews yang Dulu Misionaris, Kini ‘Banting Stir’ Kepercayaan




eBahana.com – Seorang wanita bernama Addie Andrews berhasil mengejutkan publik karena memutuskan jadi bintang film porno di usia 30 tahun. Sebelumnya, ia adalah wanita religius sekaligus seorang misionaris gereja yang alim.

Melansir Penthouse, dulu ketika masih jadi gadis taat, Addie bahkan tak bisa menjadi bridesmaid dalam sebuah pernikahan karena baju yang dianggap terlalu seksi. “Aku dulu sangat tertekan secara seksual,” ujarnya. Addie juga bercerita jika orangtua membimbingnya jadi orang yang religius dan dia dibebaskan untuk memilih gereja yang sesuai dengan minatnya.

Saat berusia 17 tahun, Addie memilih berdoa di Gereja Mormon (salah satu gereja yang dianggap sesat oleh agama Kristen). Addie tumbuh sebagai gadis alim dan taat beribadah selama bertahun-tahun. Wanita asal Amerika Utara ini juga mengaku punya gaya hidup seperti biarawati dan bisa mempertahankan keperawanannya hingga umur 26 tahun.

Semakin bertambah usia, Addie Andrews rupanya malah semakin tertekan dengan ajaran gereja. Ia tak bisa pergi nonton film di hari Minggu dan bahkan tak bebas memilih busana yang ia sukai karena terbentur dengan aturan.

Masa-masa pencarian jati dirinya dimulai pada 2017. Kala itu Adie mulai berhenti datang ke gereja. Tahun berikutnya, ia pindah ke California dan mengejar cita-cita menjadi aktris. Rupanya tak mudah menjadi aktris, sehingga ia mencoba jalur lainnya yaitu penari eksotis. “Setelah itu banyak agensi film porno yang menghubungi,” ungkapnya.

Sumber: https://media.suara.com/

Memasuki awal 2019, Addie kemudian mantap banting setir sebagai bintang film porno. Sebagai wanita yang menghabiskan masa remajanya di gereja, ia cukup menyadari bahwa keputusannya sangat bertolak belakang.

Kalau ada jemaat gereja atau teman pelayanan yang dulu aktif banget, sekarang jadi piala bergilir laki-laki hidung belang, What Would Jesus Do? Apa yang akan kita lakukan padanya, apakah kita menerimanya atau kita menjauhinya dan berharap dia kena musibah supaya jadi pembelajaran buat yang lain?

Mampukah kita tidak memberi stigma negatif dan berusaha supaya dia bisa kembali ke jalan yang benar?
Harusnya dengan kehadiran Tuhan di dalam kita, dapat memampukan kita untuk tetap menerima orang-orang yang mengalami hal seperti ini.

Sumber: https://media.suara.com/



Leave a Reply