Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Orang-Orang Kristen Terang Dunia – Bagian 14




eBahana.com – Dalam Matius 5:14, Yesus berkata pada murid-murid-Nya, “Kamu adalah terang dunia.” Kita harus percaya bahwa Roh Kudus yang bekerja melalui gereja adalah satu-satunya sumber terang dalam dunia yang gelap ini. Jangan mencampuradukkan pendidikan atau pencerahan dengan terang, karena kita bisa berpendidikan dan tetap hidup dalam kegelapan.

Nas penting lain mengenai pengaruh gereja di dunia ada dalam Filipi 2:15-16, dimana Paulus menulis mengenai harapannya, “…supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan.”

Frasa terakhir – “sambil berpegang pada firman kehidupan” – penting. Kita bersinar hanya sejauh kita berpegang pada “firman kehidupan.” Apapun panggilan yang Allah berikan pada kita, kita harus bersinar dalam bidang-bidang ini, berpegang terus pada firman kehidupan dalam tingkat tertentu.

Sementara kita memproklamasi kabar baik, kita memancarkan terang di dunia dan membagi harapan dengan generasi gelap yang akan binasa ini.

Sebagai orang percaya, kita menjadi perwakilan Yesus di dunia. Ingat, kita mungkin satu-satunya Alkitab yang seorang pernah baca. Kemungkinan ada seorang ditempat kerja kita, seorang di daerah kita tinggal, atau seorang di supermarket yang tidak pernah membuka Alkitab namun melihat hidup kita, dan melihat refleksi Allah.

1 Yohanes 4:17 berkata, “Karena seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.” Dunia tidak melihat Yesus, namun dunia melihat kita yang percaya pada-Nya. Mereka harus melihat kita seperti mereka melihat Yesus Sendiri.

Bukan hanya kita mencontoh Yesus, namun kita juga memproklamasi pesan injil kepada seluruh dunia. Dalam Matius 24:3, murid-murid bertanya pada Yesus, “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” Perhatikan mereka bertanya untuk mengetahui “tanda” – bukan tanda-tanda (jamak), namun “tanda” (tunggal).

Respons-Nya dalam ayat-ayat berikutnya, Yesus memberi mereka daftar tanda-tanda – yang diantaranya – “kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat (ayat 7)” – namun Ia harus menjawab pertanyaan awalnya. Dalam ayat 14, Ia akhirnya menyimpulkan, “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Ini jawaban spesifik untuk pertanyaan spesifik.

Apa yang akan menandakan akhir zaman? Injil akan di proklamasi di seluruh dunia sebagai saksi kepada semua bangsa. Ketika ini sudah terjadi, akhir akan tiba. Bersama berbagai tanda yang Yesus janjikan, petunjuk tanda akhir zaman adalah (injil disebarkan keseluruh dunia).

Siapa yang bertanggung jawab memproklamasi injil? Kita. Kita harus mengerti bahwa takdir banyak orang bergantung pada kita dan apa yang kita lakukan. Takdir kekal mereka bukan ditangan pemimpin- pemimpin militer, politikus, atau ilmuwan. Orang-orang ini tidak bisa membawa akhir zaman. Hanya kita, sebagai orang Kristen yang bertanggung jawab.

Ingat Satan ilah zaman ini. Ia tidak ingin zaman berakhir, karena jika itu terjadi, ia akan berhenti menjadi allah. Karenanya, Satan melakukan segalanya dalam kuasanya untuk menghambat atau membatalkan akhir zaman. Kita bertanggung jawab untuk memastikan zaman dibawa sampai ke klimaks yang Allah tetapkan. Kita tidak melakukan ini hanya dengan duduk di gereja dan menyanyikan lagu pujian, namun dengan memproklamasikan injil.

Satan tidak menentang sebagian besar gereja. Satan menangani gereja-gereja dengan efektif untuk menahan agar sebagian besar orang Kristen duduk pasif – tidak berbahaya dan tanpa hasil. Kita memiliki terlalu banyak gereja yang dipenuhi dengan jenis orang- orang yang salah.

Yesus tidak pernah berkata untuk pergi dan menjadikan anggota gereja dari semua bangsa. Sebaliknya, Ia berkata jadikan murid- murid dari semua bangsa (lihat Matius 28:19). Masalah besar dalam gereja hari ini gereja-gereja kita dipenuhi dengan anggota-anggota yang bukan (murid).

Yesus berkata untuk pergi ke seluruh dunia, beritakan Injil kepada setiap makhluk, dan tanda-tanda itu akan mengikuti mereka yang percaya. Mereka akan meletakkan tangan atas orang sakit agar mereka sembuh, mengusir setan-setan, berbicara dengan bahasa baru, dan seterusnya (lihat Markus 16:17-18). Orang-orang berkata tanda-tanda tidak mengikuti banyak orang percaya, dan ini alasannya: tanda-tanda tidak mengikuti karena orang-orang itu tidak pergi kemana Allah ingin mereka pergi. Tanda-tanda hanya mengikuti mereka yang pergi sesuai rencana Allah, dan tanda-tanda itu tidak diberikan pada kelompok lain mana pun, khususnya kelompok orang-orang yang statis.

Ini saat menuai. Yesus berkata untuk berdoa agar Allah mengutus pekerja-pekerja untuk menuai (lihat Matius 9:38). Kata dalam Yunani “mengutus” berarti “mendorong,” dan ini kata yang sama dalam Perjanjian Baru yang digunakan mengusir setan-setan keluar. Orang-orang harus “didorong keluar” untuk menuai dengan tekanan ilahi. Ini tantangan. Orang-orang meleset panggilan Allah karena mereka gagal mendengar.

Yakobus 1:27 melanjutkan, “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Ini pandangan Allah mengenai agama.

Berapa banyak orang-orang agamawi mempraktikkan bentuk “agama yang murni dan tidak cemar” ini? Tidak ada kekurangan jumlah yatim piatu atau janda-janda. Negara-negara berkembang dipenuhi oleh mereka. Kita bisa menolong mereka melalui salah satu dari banyak organisasi yang ada untuk menjangkau mereka.

Yakobus 4:17 berkata, “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” Diragukan apakah Allah akan menagih kita atas dosa-dosa ini. Kebalikannya, dosa-dosa kelalaian kita yang Ia akan tegur paling banyak. Kita mungkin harus mengorbankan beberapa kenikmatan pribadi dan melepaskan sebagian waktu kita. Sekali-sekali, kita harus berpikir tentang orang lain selain diri kita sendiri.

Yakobus 1:27 berkata, “kunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka…menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia yang kotor. Setiap kali kita kontak dengan dunia, kita harus menyucikan diri kita. Kita tidak boleh membiarkan tanda-tanda kotor apa pun mengotori keindahan jubah putih kebenaran kita dalam Kristus.” Jika kita mendapat noda di jubah kita, hanya ada satu yang bisa membersihkan: darah Kristus.

Apakah kita bisa membayangkan seperti apa rasanya bersalah dan cemar tanpa tahu harus pergi kemana atau melakukan apa? Untuk memikul sendiri dalam hati nurani kita, bahwa kita sudah melakukan hal-hal yang kita malu, hal-hal yang sebetulnya tidak perlu terjadi?

Cukup berat bagi seorang Kristen menanggung hati nuraninya – dan, meski demikian, kita bisa datang langsung kepada Yesus, mengaku dosa, bertobat, dan menerima pengampunan, seolah-olah perbuatan-perbuatan dosa yang kita lakukan tidak pernah terjadi.

Bayangkan saja penderitaan banyak orang yang dibebani oleh hati nurani mereka namun tidak tahu harus pergi kemana. Ini alasannya kita harus “memberitakan injil kepada setiap makhluk” (Markus 16:15).

Namun, lagi, kita harus berinteraksi dengan dunia menggunakan karunia membedakan. Dalam Yakobus 4:4, kita membaca, “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh.”

Kita tidak bisa bersahabat dengan sistim dunia ini. Kita bisa bersahabat dengan tetangga-tetangga kita dan menunjukkan kasih Allah pada mereka, namun kita harus yakin dan pasti kita tidak jatuh cinta dengan sistim dunia yang jahat. Karena sistim dunia dikendalikan oleh Pangeran Kegelapan.

Filipi 3:17-21 menulis, “Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.

Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai (seteru salib Kristus).

Kesudahan mereka ialah (kebinasaan), Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Karena (kewargaan kita adalah di dalam sorga), dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh- Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukan segala sesuatu kepada diri-Nya.”

[Kita sudah dibebaskan dari zaman jahat sekarang ini karena kewargaan kita di surga, zaman yang akan datang]. Karena fokus kita pada zaman yang akan datang – bukan pada zaman sekarang, kita mengharapkan Juruselamat dari surga. Surga dimana kita memiliki rumah – bukan di bumi.

Dimana kita hidup, dan dalam zaman yang mana? Bagaimana sikap kita terhadap salib? Paulus menulis, “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (Galatia 6:14).

Ada garis pemisah antara gereja dan dunia. Apa yang berdiri diantara mereka? Salib Kristus. Lagi, apakah kita di satu sisi salib atau di sisi lainnya. Kita bisa berkata seperti Paulus, “…namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (lihat Galatia 2:20), atau sebaliknya, kita tidak bisa berkata seperti Paulus?

Jumlah orang Nasrani di Indonesia 29 juta atau 10,5 dari total penduduk Indonesia. Jika ada 3.5 juta orang Kristen yang memiliki komitmen, akan memiliki dampak besar sekali dalam pemberitaan Injil dan merubah segalanya. Namun hanya ada sedikit orang yang sungguh-sungguh mencoba merubah keadaan – dan mereka memiliki satu keluhan utama: gereja.

Apa yang dibutuhkan bangsa ini perubahan besar di hati – bukan hanya diantara pecandu narkoba dan pelacur, namun juga diantara orang-orang percaya yang beribadah ke gereja. Alkitab berkata waktunya sudah tiba untuk penghakiman, dan penghakiman akan di mulai di rumah Allah (lihat Petrus 4:17).

Dalam gerakkan besar Roh Kudus yang di kenal sebagai Kebangunan Rohani Wales, yang mentransformasi bangsa Wales pada 1904, instrumen utama yang Allah gunakan adalah seorang anak muda dengan nama Evan Roberts. Ia menggunakan slogan: “Jika kita bisa melenturkan gereja, kita bisa menyebabkan dunia tunduk. Namun jika gereja tidak lentur, bagaimana dunia akan tunduk? Ada satu jalan untuk menjangkau dunia, dan itu melalui gereja. Jika gereja melawan Roh Kudus, tidak ada jalan bagi Roh Kudus untuk menjangkau dunia.

Dimana kita berdiri hari ini? Jika kita berkehendak, mari kita berdoa pada Tuhan, “Allah Bapa, didalam terang ini, saya menyadari saya sudah dibebaskan dari zaman yang jahat ini, namun saya belum mengalami transformasi di dalam hati, dalam pikiran saya, nilai-nilai saya, atau motif-motif saya. Allah, saya ingin Engkau merubah saya. Apapun yang dibutuhkan, saya ingin Engkau merubah saya.” Allah akan merespons berdasarkan perkataan kita.

Sementara orang – orang percaya – asing dengan dunia, kita dipastikan akan menghadapi kesusahan besar. Yesus berkata pada murid-murid-Nya, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33).

Dalam dunia, kita akan mengalami kesengsaraan. Kita perlu memuji Tuhan untuk itu, karena tidak akan ada pengurangan kesengsaraan jika kita tidak memuji-Nya. Jenis pengajaran yang berbahaya sedang menyebar dengan mengatakan jika kita menghadapi kesusahan dan tekanan, berarti kita tidak hidup selaras dengan kehendak Allah.

Pengajaran ini tidak sepenuhnya benar. Ketika Paulus dan Barnabas berbicara dengan kelompok-kelompok orang yang baru bertobat di kota-kota yang mereka kunjungi, mereka berkata, “…untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Ini fakta berat kehidupan Kristen” (lihat Kisah Para Rasul 14:21-22).

Kepastian kesengsaraan membawa sedikit kabar baik: melalui iman, orang-orang percaya memiliki kemenangan atas dunia.

“…sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.

Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah” (1 Yohanes 5:4-5).

Frasa “mengalahkan dunia” mengindikasi konflik dengan dunia. Kita tidak mengalahkan sesuatu kecuali ia berdiri melawan kita. Namun kita mengalahkan dunia dengan iman kita ketika kita mempraktikkannya.

Banyak orang Kristen mudah terbagi-bagi perhatiannya dari fokus tertinggi pada Allah. Ada banyak jalan yang setan bisa alihkan kita dari tujuan Allah untuk hidup kita. Dengan berbagai metode, Satan membuat kita keluar dari garis tujuan Allah. Seseorang mungkin bukan jiwa yang hilang, namun ia memiliki upah lebih kecil dalam kemuliaan dibanding yang ia bisa terima.

Paulus menulis kepada gereja di Filipi mengenai menyelesaikan arah tugasnya, melengkapi tujuan Allah memanggil dia: “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.

Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Filipi 3:12-14).

Dalam pembelajaran ekstensif mengenai persyaratan-persyaratan untuk memenuhi panggilan kita dalam Kristus, bisa disimpulkan dalam satu kata: pikiran tunggal (single minded). Jika kita berpikiran ganda (double minded) dan membiarkan pikiran kita dialihkan, kita tidak akan memenuhi panggilan kita.

Paulus berkata, “….sebab olehnya (salib Tuhan kita Yesus Kristus) dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” (lihat Galatia 6:14). Dengan kata lain, Paulus berkata ketika dunia melihatnya, yang mereka lihat mayat yang tergantung di salib.

Ketika Paulus melihat dunia, yang ia lihat hal yang sama – mayat yang tergantung di salib. Itu nilai dunia baginya; tidak memiliki pesona berharga. Tidak mengesankannya dengan kekayaan, pengetahuan atau kuasanya, semua akan berlalu. Kerajaan baru akan datang – kerajaan yang bukan dari dunia ini. Kerajaan ini dimana kita menjadi miliknya. Kerajaan kewargaan kekal sejati kita.

Apakah kita menginginkan kebebasan dari perbudakan daging dan dunia? Ada satu jalan keluar: salib. Mereka yang menjadi miliki Kristus telah menyalibkan daging, dengan segala keinginan dan hawa nafsunya. Dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.

Puji syukur pada Allah untuk salib! Jika bukan karena salib, kita menjadi budak selama-lamanya. Salib jalan kita pada kebebasan.

Bukan jalan bebas rasa sakit, namun “barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhentu berbuat dosa” (1 Petrus 4:1). Kita bisa mencapai titik dimana kita begitu muak dengan daging kita sehingga tidak bisa lagi mencobai kita untuk berdosa.

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply