Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Dibebaskan dari Zaman Jahat yang Sekarang Ini dan Implikasi Kedatangan Yesus dan Kesimpulan – Bagian 15




eBahana.com – Kata “zaman” adalah terjemahan yang diberikan dalam Alkitab King James untuk dua kata berbeda yang sering muncul dalam Perjanjian Baru. Dalam versi yang lebih baru, kata in diterjemahkan sebagai “zaman,” yang lainnya “dunia.”

Sedangkan kata “zaman” yang diterjemahkan dari bahasa Yunani “aion” darinya berasal kata Inggris “eon.” Namun artinya hampir identikal.

Mari kita mulai dengan kata yang diterjemahkan sebagai “zaman” – “aion” atau “eon.” Kita akan mempelajari zaman, atau zaman- zaman, dari pasal satu kitab Galatia.

“…kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk [melepaskan] kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita” (ayat 3-4).

Kita melihat dalam nas ini bahwa satu tujuan utama Yesus mati adalah untuk [melepaskan] kita dari “dunia jahat yang sekarang ini.” Apakah kita pernah mengevaluasi ke-otentik-kan kebebasan kita dari zaman jahat ini? Apakah ada banyak orang Kristen berpikir

dengan istilah ini? Bagaimana kita bisa dibebaskan darinya? Karena tujuan kematian Yesus adalah untuk membebaskan kita – menyelamatkan kita – dari zaman jahat yang sekarang ini.

Perjanjian Baru penuh dengan referensi tentang zaman-zaman. Dalam Ibrani 1:1-2, kita membaca, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada (zaman akhir ini) Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak- Nya,” Anak ini, “yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada,” (ayat 2) adalah kesimpulan dari segala sesuatu.

Tipikal kitab Ibrani meletakkan akhir sebelum awal, karena tema seluruh kitab adalah proses kesempurnaan. Kitab ini ditulis untuk orang-orang percaya Yahudi, yang meski mereka memiliki pengatahuan dalam mengenai Kitab Suci, tidak bertumbuh dalam Allah menjadi serupa dengan Anak-Nya.

Orang-orang percaya non-Yahudi hari ini membutuhkan pesan yang sama. Kitab Ibrani mendorong agar kita menjadi sempurna dan masuk kedalam warisan dan peristirahatan kita. Tiga kata kunci ini merangkum tema Ibrani: kesempurnaan, peristirahatan dan warisan.

Ayat 2 menjelaskan peran Yesus sebagai ahli waris dari segala sesuatu. Selanjutnya menggambarkan kodrat kreatif Yesus, “Oleh Dia (Allah) telah menjadikan alam semesta (Yunani, aion)…” atau beberapa terjemahan menjadi “dunia-dunia,” atau dalam bahasa Yunani “zaman-zaman.”

Selanjutnya kita belajar bahwa Ia “adalah cahaya kemuliaan [Allah] dan gambar wujud Allah [hakekat],” dan menopang “segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan” (ayat 3). Ada lima fakta kekal mengenai kodrat ilahi Yesus. Dua fakta terakhir berkenaan dengan karya penebusan-Nya: “Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa….” dan Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” (ayat 3).

Setiap pernyataan ini perlu dipelajari dengan dalam, namun kita akan fokus pada pernyataan kedua: bahwa Allah menciptakan zaman-zaman (alam semesta) melalui Yesus. Alkitab King James Version menterjemahkan kata “zaman-zaman” sebagai “dunia- dunia” yang lebih masuk akal bagi kita, karena kata “zaman” mengimplikasi konsep waktu, sedangkan kata “dunia” mengimplikasi konsep benda dan ruang.

Allah menciptakan zaman-zaman, mengatur seluruh waktu dalam gerakkan sehubungan dengan ruang. Catat bahwa kata tersebut jamak, “zaman-zaman,” bukan tunggal atau mengacu pada satu zaman.

Pernyataan serupa ada dalam Ibrani 11:3: “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.” Sekali lagi, kita menemukan bahwa teks alkitabiah selaras dengan fisika modern. Jika kita bertanya pada ahli fisika meja terdiri dari apa, ia akan menjawab dengan menggunakan istilah-istilah seperti proton, neutron, elektron, dan komponen-komponen fundamental lainnya – tidak ada yang bisa dilihat dengan mata manusia. Tidakkah luar biasa bahwa penulis kitab Ibrani – seseorang yang tidak memiliki pengetahuan ilmiah modern – namun harmonis sepenuhnya dengan konklusi-konklusi ilmiah modern?

Allah membawa zaman-zaman kedalam ciptaan melalui Firman-Nya- sesuatu yang tidak bisa dilihat mata. Segala sesuatu yang kita anggap “riil” dibuat dari sesuatu yang kita tidak bisa lihat. Apa yang tidak bisa dilihat adalah realita kekal, sedangkan segala sesuatu yang bisa dilihat hanya realita sementara.

Rasul Paulus menegaskan kebenaran ini dalam surat keduanya kepada gereja di Korintus: “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (2 Korintus 4:18). Konsep yang berlawanan dengan intusi ini menuntut revolusi mental. Lagi, Alkitab berkata bahwa apa yang kita lihat dengan lima panca indera kita hanya sementara; realita-realita yang bertahan, seperti iman, harapan, dan kasih, tidak kelihatan.

Kitab Wahyu mengandung beberapa nas yang berurusan dengan zaman temporer juga. Kita membaca penghakiman Allah yang akan datang atas Babilon, perwakilan dari gereja palsu, dalam Wahyu 19:3: “Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: “Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya.” Selama bergenerasi- generasi, alam semesta mengingatkan akan akibat-akibat pemberontakkan melawan Allah. Asapnya akan menjadi pengingat selama-lamanya.

Wahyu 20:10 berbicara mengenai setan dan Antikristus: “…dan Iblis (Satan), yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.” Penyiksaan mereka akan berlangsung selama-lamanya.

Isu-isu ini agak serius, tidakkah demikian? Tidak seorang pun ingin menderita penyiksaan selama ber-zaman-zaman, namun jika kita menyerahkan nasib kita pada Iblis (Satan) dan bergabung sebagai pengikut-pengikutnya, kita akan berakhir ditempat yang sama.

Wahyu 22:5 berkata, “Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” Siapa “mereka” yang sebut nas ini? Mereka adalah hamba-hamba Allah (lihat ayat 3). Jika kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan melayani Allah, kita akan memerintah bersama-Nya selama- lamanya.

Ketika Yesus datang ke bumi sebagai Juruselamat dua ribu tahun yang lalu, Dia datang sebagai penyempurna zaman-zaman. Ibrani 9:26 menunjukkan bahwa Yesus tidak harus mempersembahkan diri-Nya sebagai korban lebih dari satu kali, “Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.”

Frasa “pada zaman akhir” diterjemahkan dalam Alkitab American Standard” sebagai penyempurna zaman-zaman.” Ini artinya perajutan segala sesuatu, bertemunya segala sesuatu pada akhir zaman – ketika Yesus datang untuk membawa zaman-zaman – sampai pada kesempurnaannya – untuk resolusi final lengkap semua tujuan-tujuan Allah.

Perjanjian Baru berkata tentang implikasi-implikasi kekal kedatangan Yesus. Perjanjian Baru juga berbicara tentang implikasi- implikasi akhir dari zaman-zaman bagi kita.

Paulus menulis mengenai pengalaman-pengalaman bangsa Israel ketika mereka berjalan dari Mesir kedalam tanah Kanaan, menghadapi masalah-masalah dan melakukan dosa sepanjang jalan: “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi (peringatan) bagi kita yang hidup pada waktu, dimana (zaman akhir telah tiba)” (1 Korintus 10:11).

Nas ini menunjukkan signifikans besar pada kita, tidakkah demikian? Akhir-akhir zaman-zaman sudah datang pada kita; mengungkapkan semua tujuan-tujuan kekal Allah untuk kita. Sebagai orang Kristen yang percaya pada Allah, kita tidak boleh meremehkan pentingnya kita, karena semua tujuan-tujuan kekal Allah fokus pada kita dan waktu-waktu dimana kita hidup.

Mengerti diri kita sendiri adalah hal-hal yang bisa kita lakukan. Pertama, kita karya tangan Allah. Ia merancang dan menciptakan kita, dan kapan pun kita mengkritik diri kita, kita mengkritik Allah yang menciptakan kita. Kita tidak memiliki hak melakukan itu.

Kedua, melalui kasih karunia Allah, kita faktor paling penting dalam alam semesta. Tujuan-tujuan-Nya berpusat pada kita, dan jika kita sungguh-sungguh memegang kebenaran ini, kita akan menemukan mustahil menjalani kehidupan secara sepele sambil bermalas- malasan. Kita semua akan mempertanggung jawabkan pada Allah jadi apa kita dalam tujuan-tujuan-Nya. Realita ini membuktikan pentingnya kita.

Selain itu, satu fakta penting yang kita harus pegang, zaman sekarang sedang mendekati akhirnya. Apakah kita hidup dengan kepercayaan ini, atau apakah kita hidup seolah-olah akhir zaman tidak dekat? Nas-nas Kitab Suci dalam Perjanjian Baru tak terhitung banyaknya mengatakan pada kita bahwa zaman sekarang sedang berlalu, mencapai akhirnya; tidak akan berlanjut tanpa batas waktu. Ini alasan kita perlu mengucap syukur, karena dunia ini berantakkan. Lebih-lebih lagi, berantakkannya memburuk.

Dalam kitab Matius, Yesus berbicara dengan kiasan mengenai akhir zaman ini dengan analogi mengenai tuaian gandum dan lalang. “Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.

Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman” (Matius 13:39-40). Ayat 49 melanjutkan, “Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat- malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar.”

Murid-murid bertanya pada Yesus, “Katakanlah kepada kami,…apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” (Matius 24:3). Yesus tidak mengkoreksi mereka dan berkata, “Zaman ini tidak akan berakhir.” Melainkan, Ia menjawab mereka secara spesifik (lihat ayat 4-31) dan menegaskan pada mereka, dengan mengatakan, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (ayat 13). Akhir akan datang, namun tidak sebelum hal-hal spesifik terjadi. Yesus menginstruksikan pengikut-pengikut-Nya bagaimana mereka harus hidup sampai akhir zaman tiba, dicatat dalam Matius 28:19-20: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Jika kita hidup seolah-olah zaman ini tidak akan berakhir, kita harus menyesuaikan gaya hidup kita. Kita hidup dalam sistim yang salah dengan nilai-nilai yang tidak tepat dan prioritas-prioritas yang salah tempat.

Fakta selanjutnya mengairahkan: nama Yesus paling berkuasa dalam zaman ini dan zaman yang akan datang; dan itu tidak akan pernah berubah: “…yang dikerjakan (Allah) di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan- Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, (bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang)” (Efesus 1:20-21).

Lagi, Paulus melihat zaman sekarang dan ke masa depan, mengatakan bahwa meski zaman ini akan berakhir, tidak ada yang akan merubah posisi atau signifikans Yesus. Ia sudah, sedang, dan akan disana untuk zaman-zaman dari zaman-zaman.

Terlalu sering gereja hari ini melupakan bahwa dalam zaman ini, Satan adalah pemerintah. Paulus berbicara tentang ini dalam suratnya kedua kepada gereja Korintus: “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, (yang akan binasa), yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah (dibutakan oleh ilah zaman ini), sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah” (2 Korintus 4:3-4).

Satan “ilah zaman ini,” itu satu alasan kenapa ia tidak ingin zaman ini berakhir. Ia melakukan segalanya agar ia bisa memperpanjang zaman ini, karena ketika zaman ini berakhir, ia akan berhenti menjadi ilah; statusnya akan diturunkan (demosi).

Sementara Satan tidak setaraf dengan Allah, umat manusia sudah membuatnya menjadi allah melalui kesepakatan dengannya, memberontak melawan Allah sejati, dan menggantikan-Nya dengan allah-allah palsu. Zaman ini jahat karena memiliki Satan sebagai pemerintahnya.

Rencana akhir Allah bukan mengganti zaman ini namun membawanya ke akhir. Orang-orang Kristen yang mengarahkan semua usaha mereka untuk merubah zaman ini tersesat. Ada banyak hal yang kita bisa dan harus rubah, namun kita harus camkan di pikiran bahwa setiap perubahan yang kita buat dalam zaman ini tidak akan permanen, karena zaman sedang mencapai akhirnya.

Perjanjian Baru berbicara tentang tidak mengasihi dunia (lihat 1 Yohanes 2:15). Ini tidak berarti kita tidak mencintai ciptaan Allah atau kita tidak mencintai sesama manusia; melainkan, berarti ada sistim dunia tertentu yang kita tidak cintai karena musuh Allah. Jika kita mencintai musuh-musuh Allah, kita pengkhianat-pengkhianat Allah.

Sebagai contoh, 2 Petrus 2:5 berkata, “…dan jikalau (Allah) tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik.”

Apa yang binasa dalam air bah orde dunia zaman Nuh. Bukan bumi yang binasa; melainkan, sistim sosial tertentu yang disebut “dunia.” Kita harus mengerti ini apa yang Alkitab secara umum acu ketika berbicara tentang “dunia.”

Kejatuhan manusia membuat Satan menjadi “pemerintah dunia ini.” Ia tidak memerintah alam semesta, namun ia memerintah sistim dunia sekarang. Yesus memberi gelar ini pada Satan tiga kali dalam kitab Yohanes. Dalam Yohanes 12:31, “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar.” Lagi berbicara penghakiman, Yesus berkata dalam Yohanes 14:30, “…sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.” Disitulah letak rahasia kemenangan Yesus, dan kemenangan kita, juga, ketika kita sudah dilahirkan kembali dan Yesus Kristus hidup dalam kita.

Satan tidak bisa mengalahkan Yesus karena Yesus berkata, “ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.” Jika kita bisa berkata, “ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri kita,” kita tidak bisa dikalahkan.

Apakah kita pernah mendengar frasa “kolom kelima”? Kolom kelima adalah kelompok orang yang mendalangi sebuah kelompok yang lebih besar dari dalam, biasanya kelompok musuh. Pada dasarnya kolom kelima adalah kelompok masyarakat yang bersimpati terhadap musuh. Kegiatan kolom kelima dapat tertutup atau rahasia.

Ini tepatnya bagaimana Satan mengalahkan individual-individual dan gereja: tidak pernah dari luar, namun dari dalam. Kecuali kita bisa berkata, “ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri kita,” kita dalam bahaya.

Poin selanjutnya kita harus mengerti tentang taktik Satan, ia mengendalikan sistim dunia melalui penipuan. Tanpa menipu orang- orang dengan sukses, Satan tidak bisa mengendalikan mereka.

Kita menemukan pernyataan luar biasa dalam 1 Yohanes 5:19: “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” Sementara Alkitab New King James Version berkata “dibawah pengaruh,” arti harfiah Yunani dari pernyataan ini adalah “Seluruh dunia dibawah pengaruh si jahat.” Satan, “si jahat,” memiliki seluruh dunia dalam genggamannya.

Bukan Tuhan, melainkan Satan yang memiliki dunia dalam genggamannya. Sementara Tuhan berkuasa penuh atas segalanya, termasuk Satan, Satan masih mengendalikan dunia, meski untuk sementara.

Wahyu 12:9 berbicara tentang apa yang gereja pada akhirnya harus lakukan terhadap setan. Ditulis, “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat- malaikatnya.” Berbicara tentang dunia yang dihuni, penduduk- penduduk yang di tipu oleh Satan.

Satan memerintah atas semua pemberontak; maka, mereka yang memberontak melawan Allah dibawah dominion Satan. Kita tidak perlu memilih suara untuk Satan. Semua yang di syaratkan cukup memilih suara melawan Allah; pada saat kita melakukan itu, bahkan jika hanya dalam hati kita, kita secara salah memilih Satan sebagai pemerintah kita.

Efesus 2:1-3 berkata, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.”

Nas ini dimulai dengan berbicara tentang kapan kita mati – bukan secara fisikal, namun secara spiritual. Disebut “ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging.” Kata yang diterjemahkan sebagai “daging” – seseorang yang belum dilahirkan kembali dan karenanya belum ditransformasi melalui kasih karunia Allah, namun yang sebaliknya tunduk pada dominion Satan. Dominion ini kekuatan spiritual yang bekerja dalamnya karena kodrat pemberontakkannya.

Bekerja melalui hawa nafsu dan hasrat tidak terkendali kodrat kedagingan dan pikirannya. Permusuhan atau kebencian manusia yang belum diregenerasi sekuat dalam pikirannya maupun dalam tubuhnya. Seperti Paulus menulis dalam Roma 8:7, “Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah.”

Nas ini menyimpulkan dengan mengatakan bahwa “Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai” (Efesus 2:3). Kita semua sesuai kodrat anak-anak yang dimurkai Allah – karena kita anak-anak ketidaktaatan. Kita berbagi satu nenek moyang yang tidak taat, dan itu Adam. Karena kita mewarisi kodrat berdosa Adam, kita jatuh dibawah dominion Satan, dan kita bergantung pada Allah untuk melepaskan kita darinya.

Empat puluh satu pasal kitab Ayub berbicara tentang makhluk yang dikenal sebagai Leviatan. Makhluk monster ini sebenarnya gambaran dari Satan. Kita tahu, “Segala yang tinggi takut kepadanya; ia adalah raja atas segala binatang yang ganas” (Ayub 41:25).

Semua orang sombong memiliki raja, meskipun mereka mungkin tidak mengetahuinya. Namanya Satan. Pada saat kita berkata “Saya tahu yang terbaik; Saya bisa menemukan jalan dalam hidup saya; Saya bisa menangani situasi ini; Saya tidak mau bergantung pada Allah, ” kita memilih Leviatan sebagai raja kita. Itu kondisi dunia, kerajaan Satan.

Satan mengklaim kontrol atas kerajaan-kerajaan dan pemerintahan- pemerintahan dunia ini. Kita membaca ini dalam Lukas tentang pencobaan Yesus oleh Satan: “Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.

Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, (sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku) dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki” (Lukas 4:5-6).

Satan berkata semua dunia sudah diserahkan padanya. Kata yang digunakan “diserahkan” disini adalah kata sama yang menggambarkan pengkianatan Yudas terhadap Yesus atas permintaan pemerintah-pemerintah Yahudi. Satan secara esensial berkata pada Yesus, “Semua ini telah mengkianati aku.” Siapa bertanggung atas pengkianatan ini? Siapa bertanggungjawab menyerahkan pemerintahan bumi kepada setan? Adam. Ia menentang Allah dan berpihak dengan Satan, menyerahkan padanya otoritas yang Allah awalnya berikan kepada Adam. Maka Satan mengklaim kontrol atas semua kerajaan dan pemerintahan. Dan sudah pasti mengendalikan sebagian besar darinya.

Jika kita fokus hanya pada kejahatan di dunia dan pada aktifitas Satan, pandangan kita agak kurang Kristen. Walaupun kejahatan menyebar di dunia, dan walaupun adanya pemberontakkan, kesombongan, dan arogansi di dunia, Allah mengasihi dunia. Ia begitu mengasihi dunia, sehingga Ia memberi Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk mati bagi dunia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Kita semua begitu arogan, kita harus kagum bahwa Allah bisa mengasihi kita. Kita tidak pernah bisa mengertinya, namun kita harus mempercayainya. Jika kita tidak memegang kebenaran ini, kita akan keluar garis semua tujuan-tujuan Allah.

Walaupun Allah memiliki setiap hak dan alasan untuk menghukum dunia menuju kehancuran secara instan, Ia tidak memiliki sikap seperti kita. Meskipun memberontak, Allah mengasihi dunia dan memberi Anak-Nya Yesus Kristus, untuk mati bagi dunia. Hasil terakhir dari salib adalah kekalahan Satan.

Salib penghakiman Allah atas Satan dan dunia. Yesus berkata, “Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar” (Yohanes 12:31).

Satan memerintah dunia namun salib meletakkan batas wilayah kekuasaannya.

Yesus meneruskan perkataan-Nya, “…dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (ayat 32). Jelas Yesus berbicara tentang salib.

Kita melihat, dengan menyalibkan Yesus, Satan mengira, ia memperoleh kemenangan. Itu kesalahan terbesar yang ia pernah buat. Kemenangan yang Satan percaya – yakni kesengsaraan Yesus di salib – ternyata membuktikan kekalahan Satan terakhir, karena kematian Yesus di salib mengadili Satan dan orde sosial dunia yang ia perintah. Yesus menderita di tempat kesalahan umat manusia, menanggung hukuman atas dunia dan menyelamatkan mereka yang lahir kembali.

Roma 6:6 menginformasi kita, “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan dengan-Nya.” Ketika kita melihat salib, kita melihat Allah menilai kodrat kita yang belum diregenerasi. Seperti Paulus menulis dalam Roma 7:18, “Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik.” Perbedaan antara Paulus dan beberapa dari kita adalah Paulus mengetahui bahwa diluar Kristus, tidak ada yang baik di dalamnya.

Belas kasih Allah adalah penghakiman salib yang diberlakukan pada Yesus. Penyaliban-Nya memberlakukan penghakiman Allah dan meletakkan batas-batas pada teritori Satan, memberi orang-orang Kristen kuasa untuk berada di luarnya. Salib seperti lampu stop merah. Ketika Satan mengarah melawan kita, ia melihat tanda stop itu, mengerem pedal, dan lalu stop, karena ia tidak bisa melewati lebih dari kepercayaan kita dalam salib dan karya penebusan darah Kristus.

Kita tinggal dengan aman ketika kita tinggal pada sisi benar dari salib. Dalam Yohanes 16:8-11, Yesus berkata, “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, (karena penguasa dunia ini telah dihukum).”

Satan, pemerintah dunia ini, “telah dihukum.” Melalui salib, Allah mengatur kekalahan total kekal Satan, tidak bisa dibatalkan dan tidak pernah bisa dirubah.

“Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, (telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib): (Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka)” (Kolose 2:13-15).

Salib melucuti Satan dari senjata-senjatanya, menaruhnya dalam kekalahan terbuka, dan menjadikannya tontonan umum. (Kita perlu tahu kebenaran vital ini, namun Satan akan melakukan segalanya yang ia bisa untuk membuat gereja masa bodoh pada apa yang salib sebenarnya capai).

Dalam Galatia 3:1, Paulus menulis, “Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona (menyihir) kamu?

Bukankah Yesus Kristus yang disalibkan itu telah dilukiskan dengan terang di depanmu?.”

Ia menyampaikan pada orang-orang Kristen yang sudah mengalami mujizat-mujizat namun lalu “disihir” atau “bewitched.” Mereka dibutakan akan kebenaran salib.

Membutakan kita salah satu tujuan-tujuan utama Satan, karena begitu kita kehilangan pengelihatan akan salib, kita menjadi bidak atau permainan Satan. Satu-satunya jalan untuk mencapai kemenangan, melalui pengetahuan dan penegasan apa yang salib capai.

Dalam dunia yang jahat ini, jawaban Allah adalah salib. Satu-satunya respons pada setan-setan dan tekanan-tekanan dan klaim-klaim dunia ini adalah mengaplikasikan darah Yesus yang dicurahkan di salib dalam hidup kita. Galatia 5:24 berkata, “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” Orang-orang Kristen milik Kristus, terlepas denominasi kita – telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

Pemeliharaan Allah selalu memiliki dua sisi, apa yang Allah sudah lakukan dan juga apa yang kita harus lakukan.

Roma 6:6 berkata, “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan.” Ketika Yesus mati di salib, manusia lama kita yang belum diregenerasi dihukum. Yesus menanggung penghakiman yang patut diterima oleh kriminal didalam kita. Ketika kita melihat salib, kita melihat dimana kita harusnya berada. Kodrat lama kita disalibkan dengan Kristus, namun pemeliharaan Allah dalam Yesus harus diaplikasikan pada setiap hidup individual. Mereka yang menjadi milik Kristus telah menyalibkan daging, setelah mengambil posisi mereka dengan-Nya di salib. Mereka mengumandangkan kata-kata Paulus dalam Galatia 2:20: “…namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi, sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”

Pengakuan ini pengakuan pribadi untuk kita apa yang dicapai salib. Salib bekerja dalam hidup kita dan menghapus dosa kita ketika kita membuat pengakuan yang benar dan mempercayainya dalam hati kita (lihat Mazmur 103:11-12; Mikha 7:19; Ibrani 8:12).

Karya salib beraneka segi. Pertama, melibatkan apa yang Allah sudah lakukan untuk kita melalui kematian Yesus di salib. Kita bersukacita dalam kebenaran itu, namun itu bukan akhir dari cerita.

Kedua, salib melibatkan apa yang harus dilakukan didalam kita.

Kodrat manusia lama kita harus mati. Allah sudah menyediakan cara-cara untuk kematian ini, namun Yesus berkata bahwa siapa pun yang ingin mengikut-Nya harus melakukan dua hal: menyangkal dirinya dan memikul salibnya (lihat Matius 16:24; Markus 8:34; Lukas 9:23).

Salib kita terdiri dari apa? Ada dua definisi. Pertama, salib kita adalah tempat dimana kehendak kita dan kehendak Allah saling memotong. Jika kita mengikut Yesus, kita akan sampai ke tempat ini. Kedua, salib kita adalah tempat dimana kita “mati.” Allah tidak memaksakan kematian ini pada kita; melainkan, kita menerima kematian ini jika kita menginginkannya. Kita bisa memilih untuk tidak mati, namun kita tidak bisa mengikut Yesus kecuali kita mati.

Jika kita memiliki masalah mengikut Yesus, kemungkinan kita belum memikul salib kita. Kita bisa memandang salib instrumen penyiksaan dan pembunuhan, atau kita bisa memandang salib jalan melepaskan kodrat lama kita. Puji syukur… Allah menyediakan jalan keluar!

Dalam Roma 7:24, Paulus meratap, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Jawaban-nya langsung dan dipenuhi ucapan syukur: “Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita!” (ayat 25). Allah memberi kita jalan keluar melalui Yesus Kristus, namun kita tidak akan mengambil jalan itu sampai kita melihat kebutuhan kita untuk itu.

Banyak dari pergumulan dalam kehidupan Kristen kita datang, sementara Allah mencoba meyakinkan kita bahwa kita membutuhkan salib. Lebih cepat kita diyakinkan akan kebutuhan ini, lebih sukses kita menjadi orang Kristen.

Lebih lagi salib dicapai. Galatia 6:14 berkata, “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” Paulus menyangkal apa pun untuk bermegah – bahkan termasuk menjadi keturunan Abraham, menjadi Farisi, menjalankan hukum, atau membangun gereja-gereja. Ia tidak memiliki apa-apa untuk bermegah, kecuali satu hal: salib Tuhan kita Yesus Kristus.

Pernyataan ini luar biasa, khususnya karena dalam kebudayaan Romawi, salib objek tercela. Namun itu yang Paulus pilih untuk bermegah dalam kekekalan! Melalui salib, dunia sudah disalibkan bagi Paulus, dan Paulus bagi dunia.

Dunia tidak memiliki klaim di sisi lain dari salib. Teritorinya berakhir di salib, seperti tekanan dan pencobaannya. Di sisi lain salib damai – damai dengan harga. Harganya kematian kita. Namun sementara kita mati bagi diri kita, kita terus hidup. Bagaimana? Bukan kita yang hidup, namun Kristus yang hidup dalam kita (lihat Galatia 2:20).

Proses kedatangan kerajaan baru yang Allah berlakukan didalam kita akan juga terjadi pada orde dunia. Allah tidak akan merubah dunia; Ia akan menggantinya di tempatnya. Dalam Matius 19:28, Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu [penciptaan kembali], apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.”

Kata”regenerasi” kata sama yang digunakan untuk mengacu pada proses dilahirkan kembali. Orde dunia baru akan dilahirkan, karena bagaimana lagi kita bisa masuk kerajaan Allah kecuali melalui kelahiran? Individual-individual dan umat manusia sama harus mengalami kelahiran untuk membawa kerajaan.

Kelahiran ini akan membawa zaman baru. Zaman ini sedang berlalu, dan Allah tidak akan menambalnya. Tidak. Ia akan menggantinya dengan orde baru yang akan dilahirkan di bumi.

Allah membangun kerajaan yang bukan dari dunia ini. Dalam Yohanes 18:36, Yesus mengatakan pada Pilatus, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba- hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.”

Kerajaan tidak datang melalui pertempuran, namun melalui kelahiran – kelahiran yang akan membawa penghakiman atas dunia, memotong selubung penipuan untuk meng-ekspose dan memisahkan orang-orang percaya sejati dari orang-orang percaya palsu, Kritus sejati dari Antikristus, gereja sejati dari gereja palsu, dan mempertahankan kemenangan kekal final Kristus.

Dalam 2 Tesalonika 2, Paulus menulis tentang kembalinya Yesus dalam kuasa dan kemuliaan untuk mendirikan kerajaan-Nya di bumi menggantikan sistim dunia: “Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba” (ayat 1-2).

Dengan kata lain, jangan percaya ketika orang-orang mengatakan pada kita bahwa hari Tuhan sudah tiba. Orang-orang sudah membuat klaim ini pada masa Paulus; beberapa bahkan men- sirkulasi surat-surat palsu, seolah-olah ditulis oleh Paulus.

Paulus melanjutkan peringatannya, “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa” (ayat 3). Datangnya Tuhan tidak akan terjadi sampai datang dahulu murtad; kepada mereka yang sudah di ungkapkan kebenaran akan menolaknya. Penolakkan terjadi setelah awalnya menerima. Dimana lagi bisa terjadi ini kecuali dalam gereja, dimana kebenaran sudah diajarkan dan diterima? Sebagai tambahan, identitas Antikristus akan diketahui sebelum kedatangan Tuhan. Simpan ini dalam pikiran.

Gereja sejati benteng besar yang melindungi dunia dari Antikristus. Namun ketika gereja palsu murtad dari gereja sejati – mengalah pada penipuan Satan dan merusak kesetiaan pada Allah – benteng besar itu akan hancur, membuka jalan untuk Antikristus diungkapkan.

Kemurtadan Gereja palsu masuk dalam strategi Satan untuk menyingkap Antikristus. Ini kenapa kita harus belajar membedakan kedua gereja itu dan tetap setia secara pribadi dengan Kristus.

Oposisi akan meningkat, namun mereka yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan. Allah akan menggunakan aktifitas-aktifitas jahat Antikristus untuk memurnikan gereja sejati dan membawa pengantin murni untuk Tuhan Yesus Kristus. Kitab Suci mendeklarasi bahwa pengantin Kristus, gereja sejati, akan mulia, kudus, tak bernoda, dan tanpa cacat (lihat Efesus 5:27).

Tuhan akan mencurahkan kasih dan berkat-Nya pada pengantin- Nya, gereja sejati. Mereka yang menjadi milik gereja sejati akan berbagi takhta-Nya sepanjang kekekalan. Gereja palsu, di lain pihak, akan di lempar dan ditolak, menjadi relik sejarah yang dilupakan.

Menjadi milik gereja sejati bukan apakah kita bernubuat atau berbicara dalam bahasa roh; tidak jadi masalah modus tertentu baptisan yang kita terima atau berapa banyak nas-nas ayat Alkitab yang kita hafal. Sebaliknya, yang terpenting adalah bagaimana hubungan pribadi kita dengan Yesus Kristus. Apakah Dia Tuhan atas hidup kita? Apakah kita sepenuhnya memiliki komitmen pada-Nya? Kita membuktikan keanggotaan kita dalam gereja sejati ketika kita menghormati dan melayani Tuhan, berpihak pada-Nya bahkan dalam menghadapi oposisi dan persekusi. Kita harus menyingkirkan label denominasi dan sebaliknya bertanya pada diri kita apakah kita setia pada Yesus.

Kita harus melawan setan, bertobat dari dosa-dosa kita, dan berserah pada Allah, dengan demikian menggagalkan dominion Satan. Jika kita mengasihi kebenaran, Allah akan melindungi kita dari delusi.

Mari kita berdoa, Bapa surgawi, kami datang pada-Mu dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat dan Tuhan kami. Kami berterima kasih untuk keselamatan yang Engkau sudah beli untuk kami melalui darah Anak-Mu. Kami tidak meremehkan keselamatan kami. Kami bersyukur atas tuntunan yang Engkau sediakan dalam Kitab Suci, dan kami ingin menjalani hidup kami sesuai apa yang diajarkan pada kami. Kami merendahkan diri kami dihadapan-Mu dan mengakui ketergantungan kami pada-Mu; hanya karena kesetiaan dan belas kasih-Mu kami dilindungi.

Tuhan, kami berkomitmen untuk hidup melayani Engkau. Kami menolak bagian mana pun dimana penipuan sudah masuk dalam hidup kami. Kami berbalik melawannya dan mengusirnya, melepaskan diri kami dari belenggunya dalam nama Yesus.

Kami mengakui Yesus adalah kebenaran, Kitab Suci adalah kebenaran dan Roh Kudus adalah kebenaran. Kami membuka hati dan pikiran kami pada-Mu, minta Engkau memenuhi kami dengan kebenaran-Mu.

Dalam nama Yesus. Amin

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply