MENGENALI ROH KENDALI
Ferdi Godjali, S.E.
Christian Counselor
Banyak orang Kristen saat ini hidup di bawah kendali kegelapan tanpa mereka sendiri menyadarinya. Roh kendali ini bisa dalam bentuk intimidasi langsung (mengendalikan pikiran untuk berbuat dosa), dan juga bisa melalui orang lain. Tujuannya sama, yakni membuat seseorang tidak bisa berjalan sesuai keinginan Roh Allah (Rm. 8:5–7) dan tidak bisa melakukan kehendak Allah (Yoh. 4:34). Ujung-ujungnya membuat seseorang terikat. Roh jahat bisa mengendalikan pikiran untuk memberontak kepada Allah. Selain itu, roh jahat juga bisa memakai lingkungan, bahkan kerabat dan orang terkasih di sekitar kita untuk membuat kita tidak lagi hidup dalam kemerdekaan sesuai firman Tuhan.
Terkadang kita tidak bisa menyadari kehadiran roh ini, tetapi kita hanya bisa merasakan dampaknya kemudian. Orang yang dikendalikan pikirannya oleh kegelapan membuat dia berjalan sesuai kehendak daging, dan orang yang dikendalikan oleh lingkungan (baik kerabat, orang yang dikasihi, adat istiadat, bahkan agama) akan membuat orang tersebut tidak bisa mengambil keputusan sesuai jalan Tuhan. Contohnya ada banyak orang berkata bahwa budaya, adat istiadat, dan tradisi itu baik. Lantas bagaimana dengan budaya yang bertalian dengan roh leluhur, menyembah nenek moyang, tetapi dibaurkan dengan doa kepada Tuhan? Bagaimana ritual kegelapan bisa dibaurkan dengan kebenaran, bukankah ini hal yang mustahil (baca 1 Korintus 10:20)? Anehnya siapa pun kerabat yang tidak mau mengikutinya akan dijauhi, bahkan dicoret dari keluarga besar. Faktanya, saat ini ada banyak sekali orang percaya yang tidak bisa mengambil keputusan untuk tetap dalam jalan Tuhan. Mereka lebih memilih dikendalikan oleh tradisi dibanding berjalan dalam kebenaran Tuhan.
Di samping itu, roh kendali juga bisa masuk melalui anak. Hal ini diakibatkan pemberian kasih sayang yang tidak pada tempatnya. Seorang anak yang mendapat kasih sayang berlebih cenderung mengontrol orangtuanya. Namun, ini berbanding terbalik dengan anak yang kurang kasih sayang, tertolak, dan tidak diingini keberadaannya. Anak yang tertolak cenderung menjadi pemberontak, dan juga keras kepala. Mungkin anak seperti ini tidak bisa mengendalikan lingkungan rumahnya atau orangtuanya, tetapi dia berpotensi besar untuk menjadi pengendali dalam pergaulannya.
Roh pengendali juga bisa dirasakan dalam lingkungan gerejani. Contohnya seorang pendana atau yang punya kuasa cenderung menjadi pengambil keputusan. Bagaimana keputusannya akan benar jika dia sendiri adalah orang yang sebenarnya butuh rasa diterima karena di tempat lain biasanya dia tertolak dan dia sendiri didomplengi kegelapan? Kemudian keputusan-keputusannya haruslah dituruti, jika tidak, muncul ancaman dan rasa kecewa berkepanjangan, bahkan memberontak. Dalam sejarah gereja hal ini kerap terjadi, dan salah satu buktinya adalah lahirnya aliran “Saksi Yehova”.
Roh kendali paling banyak dirasakan dalam hubungan suami istri. Suami yang mengasihi istri secara berlebih cenderung dikendalikan. Istri bisa memakai kelemahannya, rasa spesialnya, juga dicintainya untuk menjadi senjata mengendalikan suami. Padahal firman Tuhan menyatakan bahwa istri harus tunduk kepada suami, tetapi program Allah ini menjadi tidak berjalan karena adanya roh kendali. Sungguh amat disayangkan fungsi imam dalam rumah tangga tidak berjalan karena kuasa kegelapan. Begitu juga sebaliknya, suami yang tidak takut akan Tuhan cenderung menjauhkan istri dan juga anak-anaknya dari kebenaran.
Bagaimana Menanggulangi Roh Kendali?
Tidak ada cara penanggulangan lain. Hal yang paling utama, kita harus mengerti benar pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Kita selaku orang percaya harus menyatu dengan kebenaran firman Tuhan. Dengan demikianlah, kita dimampukan oleh-Nya untuk mengambil keputusan sesuai selera, perasaan, dan juga kehendak-Nya.
Selain itu, kita harus menempatkan kasih akan Allah sebagai syarat mutlak dengan tujuan agar kita bisa memberikan kasih kepada sesama maupun lingkungan pada porsi yang tepat.