Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Keyakinan Jalan dan Kesimpulan – Bagian 8




eBahana.com – Kita sampai pada aplikasi darah yang ke tujuh dan terakhir. Aplikasi ini juga ditemukan dalam kitab Ibrani – nas yang juga berkenaan dengan akses kedalam Ruang Maha Kudus.

Dalam Ibrani 10:19-22, kita membaca: “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh (keberanian). ”

Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “keberanian” berarti “kebebasan berbicara.” Kita memiliki “keyakinan (total). Kita tidak perlu malu; kita tidak perlu segan-segan, namun kita perlu sangat menghormati. Melalui darah Yesus kita memiliki keyakinan total.

“Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk kedalam tempat kudus.”

Di mana darah di percikan? Di kursi takhta belas kasih di Ruang Maha Kudus – tempat paling sakral di alam semesta.

“…karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri ”

Ayat ini mengatakan pada kita bahwa kita memiliki jalan yang dipercik darah kedalam Mahakudus.

“…dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”

Berikut empat persyaratan penyembah sejati yang disebut dalam ayat 22: Pertama, hati sejati yang tulus. Kedua, keyakinan iman. Ketiga, hati kita dibersihkan (dipercik) dari hati nurani yang jahat. Keempat, tubuh kita dibasuh dengan air yang murni.

Air murni adalah Firman Allah (juga berlaku pada baptisan air). Kita memiliki keberanian masuk langsung kedalam hadirat Allah, tempat paling suci di alam semesta, melalui darah Yesus. Darah-Nya berbicara mewakili kita.

Kita juga memiliki Imam Besar di Rumah Allah yang mewakili kita dalam hadirat Allah, dan itu adalah Yesus. Keimamatan-Nya dibicarakan dalam Ibrani 6:19-20. Berbicara harapan yang kita miliki dalam Kristus, penulis berkata: “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.”

Ada Ruang Mahakudus, kita memiliki darah Yesus yang dipercik mewakili kita. Kita memiliki jalan masuk, dan kita memiliki Imam

Besar yang menurut peraturan Melkisedek, raja dan imam dalam hadirat langsung Allah. Semua faedah-faedah itu bagi kita berpusat disekitar darah-Nya yang berharga.

Akses kedalam Ruang Maha Kudus harus membuat kita bergairah. Sebagian besar orang Kristen tidak memiliki bahkan sedikit signifikans dari tabernakel – kemudian bait. Sedikit yang tahu ini lambang tabernakel surgawi. Ibrani 9:24 menambah pada perspektif kita, mengutip hubungan antara tempat duniawi dan tempat suci: “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.”

Apa sasaran yang kita ingin capai dalam pelajaran ini? Untuk membangkitkan kerinduan dalam diri kita menuju ke satu arah – kedalam Mahakudus dari Semua. Kenapa?

Karena itu dimana kita bertemu Allah.

Mari kembali lagi pada poin awal kita dalam Ibrani 10, mengenai pernyataan Perjanjian Baru dan keimamatan besar Yesus. Ayat 19 berkata: “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus.”

Di bawah perjanjian Musa, jalan kedalam Mahakudus belum dimanifestasi. Namun dibawah Perjanjian Baru, kita memiliki keberanian masuk kedalam Mahakudus melalui darah Yesus.

“Karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.”

Selubung robek yang membuka jalan kedalam Mahakudus dari Semua adalah tubuh Yesus yang robek di Salib.

“…dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni” (Ibrani 10:21-22).

Kita menghampiri melalui iman kita dalam Yesus Kristus. Melalui pengorbanan penebusan-Nya di Salib. Melalui pelayanan keimamatan besar-Nya mewakili kita sekarang dalam hadirat Allah. Melalui pemeliharaan-pemeliharaan-Nya untuk kita, kita memiliki apa yang tidak tersedia bagi bangsa Yahudi dibawah Perjanjian Lama. Kita memiliki keberanian masuk kedalam Mahakudus dari Semua, juga disebut Ruang Mahakudus. Jalan kedalam Mahakudus dari Semua sekarang sudah dibuka untuk kita. Akses yang kita miliki adalah melalui darah Yesus.

Bahkan rancangan tabernakel sebagai lambang mengundang kita untuk menghampiri. Utara Tabernakel diletakkan disebelah kanan, utara selalu dalam Kitab Suci. Pintu masuk dari timur.

Seluruh area dibagi menjadi tiga. Ada cara berbeda untuk mengaplikasikan ini. Berlaku pada kodrat Allah; berlaku pada kodrat surga dan banyak topik lain. Kita bisa juga melihat tiga area ini sebagai kodrat manusia – roh, jiwa, dan tubuh. Pelataran bagian luar merepresentasi tubuh; Ruang Kudus, jiwa; dan Ruang Maha Kudus, roh.

Selalu ada konflik dengan manusia natural ketika masuk kedalam tabernakel, karena lebih jauh kita melangkah, lebih terbatas ruangannya untuk kita. Pilihan-pilihan kita lebih sedikit, dan di akhir kotak kecil 450 cm kali 450 cm x 450 cm dengan hanya satu furnitur.

Allah ingin kita hanya menginginkan-Nya tanpa apa pun lainnya. Bukan Allah plus berkat, atau Allah plus kesembuhan, atau Allah plus pewahyuan, sederhananya “Allah” saja.

Itu apa yang tabernakel bicarakan – mereka rindu bertemu Allah. Bukan demi mendapatkan sesuatu, namun karena Allah adalah Allah. Tidak ada privilese lebih tinggi dari pada hanya bertemu Allah.

Itu jalan kedalam Mahakudus dan itu harus menjadi motivasi kita satu-satunya. Ketika ada motivasi, kita memenuhi persyaratan.

Memenuhi persyaratan dengan referensi khusus pada darah Yesus, yang memberi kita akses kedalam Ruang Maha Kudus.

Dengan pertolongan Roh Kudus, kita bisa mengembangkan pengertian tujuan kita, Mahakudus dari Semua, dan kerinduan dalam hati kita untuk ke sana.

Sementara kita datang kedalam Mahakudus dari Semua, hanya ada satu furnitur. Tabut, yang melambangkan Kristus. Kotak persegi panjang kayu akasia dilapis emas. Ada kotak yang dibungkus emas murni, dan ada kursi takhta belas kasih, yang melambangkan pengampunan dan pendamaian Allah.

Pada Hari Penebusan, darah dipercik di kursi takhta belas kasih merepresentasi persembahan yang menangani dosa. Diatas kursi takhta belas kasih ada dua kerub – kerub di ujung masing-masing dengan muka mereka berbalik kearah pusat kursi takhta belas kasih, dengan sayap-sayap mereka menjangkau dan menyentuh ujung ke ujung diatas pusat kursi takhta belas kasih. Kerub, melambangkan penyembahan dan persekutuan. Muka dengan muka merepresentasi persekutuan. Sayap-sayap yang terulur dan tubuh yang membungkuk adalah penyembahan.

Dengan cara yang sama, ketika kita datang kedalam persekutuan dengan Allah, kita datang ke tempat persekutuan satu sama lain dan melihat muka masing-masing. Kursi takhta belas kasih dimana kita datang ke persekutuan muka dengan muka dengan Allah.

Begitu penting untuk menghormati kucuran darah Yesus Kristus. Jika darah Yesus diambil, kita tidak memiliki penebusan, tidak ada penyucian, tidak ada justifikasi, tidak ada pengudusan, tidak ada kehidupan, tidak ada perantaraan (berdoa syafaat), dan tidak ada akses. Semua bergantung pada darah Yesus. Jangan kita meremehkan darah.

Jika kita ingin tahu perbedaan antara jiwani dan spiritual, siapa pun penganut iman dalam Kristus dan tidak menghormati darah adalah “jiwani.” Manusia jiwani tidak percaya dalam darah. Bahkan menyinggungnya.

Ini bisa menjadi diagnostik dalam hidup kita juga. Kodrat jiwani manusia tidak suka pernyataan, “Kecuali kamu makan daging-Ku dan minum darah-Ku kamu tidak memiliki kehidupan dalam kamu.”

Dengan menghargai dan menghormati darah Yesus, mari kita membuat pengakuan: “Melalui darah Yesus yang dipercikkan di surga, saya memiliki akses dengan keyakinan kedalam hadirat Allah, kedalam Ruang Maha Kudus.”

Kita tidak tahu apakah pikiran kita bisa benar-benar memahami apa yang kita katakan ketika kita membuat deklarasi itu. Namun berbicara mengenai tujuan terakhir kita, Ruang Mahakudus di surga tempat paling sakral dalam alam semesta.

Sementara kita sampai pada akhir, mari kita satukan deklarasi mengenai darah Yesus yang kita sudah saksikan, membuatnya kedalam satu proklamasi: “Saya mengalahkan Satan ketika saya bersaksi secara pribadi apa yang Firman katakan darah lakukan untuk saya.

Melalui darah Yesus, saya sudah ditebus dari tangan Satan. Melalui darah Yesus, semua dosa saya diampuni.

Sementara saya berjalan dalam terang, darah Yesus menyucikan saya, sekarang dan terus menerus, dari semua dosa.

Melalui darah Yesus, saya di justifikasi, dibebaskan, tidak bersalah, diperhitungkan benar, dibuat benar, seolah-olah tidak pernah berbuat dosa.

Tubuh saya bait Roh Kudus, ditebus, disucikan, dikuduskan dengan darah Yesus. Karenanya, setan tidak memiliki tempat dalam saya, dan tidak memiliki kuasa atas saya. Tubuh saya untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh saya.

Tuhan Yesus, ketika saya menerima darah-Mu, dalamnya saya menerima kehidupan-Mu, kehidupan Allah – ilahi, kekal, tak terbatas.

Terima kasih, Tuhan, bahwa meski saya tidak berdoa, darah-Mu memohon untuk saya di surga.

Melalui darah Yesus yang dipercik di surga, saya memiliki akses dengan keyakinan kedalam hadirat Allah, kedalam Ruang Maha Kudus.”

Selama berdoa, kita harus membuat pengakuan pribadi kita untuk setiap kesaksian diatas. Sementara kita mengambil waktu doa setiap hari, daftar ini bisa menolong dan menuntun kita untuk membuat pengakuan yang benar di hadirat Tuhan. Dengan membuat proklamasi ini, kita mengaplikasi darah pada hidup kita. Jadikan ini kebiasaan, akan menolong kita belajar mengaplikasi darah pada setiap situasi.

Hanya “Yesus” Pemberi Hidup. Ia menunjukkan kasih-Nya yang tak terukur dengan harga mahal yang Ia bayar untuk membeli kita kembali dari setan – sumber hidup-Nya. Penebusan, penyucian, justifikasi, pengudusan, kehidupan, perantaraan (berdoa syafaat), dan akses. Darah Yesus – dipercikkan tujuh kali – bekerja dalam kita dengan tujuh cara berbeda. Namun ingat, kita mengalahkan Satan dengan darah Domba dan dengan perkataan kesaksian kita. Itu bagaimana kita menjadikan kemenangan-Nya dalam hidup kita. Itu bagaimana kita mengaplikasikan darah Domba. Ketekunan dalam hal ini yang menakutkan setan – dan yang akan memberi kita kemenangan terus menerus.

“Hanya” dengan perkataan kesaksian kita, kita mendapat faedah- faedah dari darah.

Sekali kita membuat kesaksian kita, seluruh neraka goncang. Puji Tuhan! Katakan lagi. Alkitab berkata “baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita” (Ibrani 4:14). Lalu, ketika seluruh neraka goncang, Firman berkata, “marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia” (Ibrani 10:23). Maka, teruslah mengatakannya. Tidak bergantung pada perasaan kita. Tidak bergantung pada situasi atau gejala atau keadaan. Kesaksian kita sama benarnya dengan Firman Allah. Secara kekal benar. Selamanya Firman Allah tetap di surga.

Ada hubungan antara kesaksian Firman dengan darah dan operasi Roh Kudus. Kita tidak bisa tidak melibatkan Roh Kudus. Karena dengan kesaksian dengan darah, kita membawa Roh Kudus kedalam operasi.

Dalam 1 Yohanes 5:6, Yohanes berbicara mengenai Yesus dan ia berkata: “Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.”

Air yang disebut disini adalah Firman Allah. Yesus datang sebagai “Guru Besar” mengajar Firman, menguduskan dan menyucikan kita. Membersihkan kita dengan air Firman. Ia datang sebagai “Penebus Besar,” mengucurkan darah-Nya sebagai harga penebusan. Ini dua aspek utama pelayanan penebusan-Nya – penebusan dengan darah, dan pengudusan dan penyucian membersihkan dengan air Firman.

Ia tidak datang hanya dengan Firman. Artinya, Ia tidak datang hanya sebagai Guru. Namun Ia juga datang sebagai Juru Selamat penebus untuk memberi hidup-Nya sebagai tebusan untuk banyak orang.

Peran ini sebagai Juru Selamat sama sekali tidak mengesampingkan pelayanan-Nya yang lain sebagai Guru.

Efesus 5:26-27 memberi kesaksian pada dua pelayanan Yesus ini dalam konteks Gereja: “…untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.”

Di sini kita memiliki dua pelayanan Yesus – dengan air Firman dan dengan pencurahan darah penebusan.

Ketika kita membawa Firman dan darah bersama, maka dikatakan Roh Allah memberikan kesaksian karena Roh adalah kebenaran.

Sementara kita mulai menggunakan Firman, menyatakan apa yang Firman katakan darah lakukan, Roh datang pada kita dan memberi kesaksian pada kebenaran. Semua kata-kata terbaik kita hanya bahasa agamawi. Semuanya mungkin bahasa bagus, dan mungkin betul secara doktrinal. Namun tidak melakukan apa pun “sampai Roh Kudus” memberi kesaksian, baru menjadi sangat menarik.

Tidak ada yang bisa bekerja kecuali Roh Kudus hadir. Kita harus sadari tidak ada peraturan dan regulasi dalam kehidupan Kristen – yang jika kita lakukan, otomatikal bekerja. “Tidak ada” yang bekerja tanpa Roh Kudus. Namun kita bisa membawa Roh Kudus bekerja dengan bersaksi pada air Firman dan darah, karena Roh memberi kesaksian. Kita memiliki tiga kenyataan kekal tidak berubah, bekerja mewakili kita – Firman, darah, dan Roh.

Pengkhotbah 4:12 memiliki aplikasi besar disini: “Tali tiga lembar tak mudah diputuskan”

Ketika kita mulai bersaksi pada apa yang Firman katakan darah lakukan, Roh datang disamping kita untuk memberi kesaksian. Lalu kita memiliki tali tiga lembar – Firman, darah, dan Roh Kudus.

Kita harus mengucapkan terima kasih pada Yesus untuk semua yang Ia sudah lakukan melalui darah-Nya yang berharga. Mari kita berdoa: “Tuhan Yesus yang kekasih, saya memberi Engkau segala syukur dan pujian. Engkau bersedia mencurahkan sumber hidup-Mu untuk memampukan saya menerima semua yang saya pelajari. Saya memuji Engkau untuk semua yang Engkau sudah lakukan untuk saya melalui darah-Mu yang berharga. Amin.”

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply