Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kehidupan dan Perantaraan (Pendoa Syafaat) – Bagian 7




eBahana.com – Aplikasi darah Yesus selanjutnya, “kehidupan.”

Sesuai kitab Imamat 17:11 kehidupan semua makhluk ada dalam darah. Ketika Yesus mencurahkan “jiwa”-Nya, Ia mencurahkan “kehidupan”-Nya. Darah yang membuat penebusan jiwa. Ini berarti kehidupan Allah – kehidupan Pencipta – datang pada kita melalui darah Yesus.

Pikiran kita tidak memiliki cara untuk mengkalkulasi potensi pernyataan itu karena Pencipta tak terbatas, lebih besar dari pada yang Ia ciptakan. Meski begitu, luar biasa jika kita bisa memahami totalitas kuasa yang ada dalam darah Yesus. Ada kuasa lebih besar, dalam satu titik darah Yesus dibanding dalam seluruh kerajaan Satan – karena dalam darah Yesus adalah kehidupan Allah Sendiri yang kekal, tidak terukur, tidak diciptakan. Kehidupan Allah ada sebelum apa pun diciptakan.

Sehubungan dengan kuasa kehidupan Allah yang bekerja dalam kita, Yohanes 6:53-54: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya.”

Pernyataan paling empatik Yesus “sesungguhnya” mengandung prioritas tingkat tinggi.

“Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.”

Tolong perhatikan frasa: “Aku akan membangkitkan dia.” Kita harus camkan di pikiran penebusan kita tidak lengkap sampai kebangkitan tubuh kita. “Hanya” lengkap saat kebangkitan.

Dalam Filipi 3:7-11, Paulus berkata: “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Yang kuhendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”

Sangat penting bagi kita melihat signifikans kebangkitan tubuh. Sayangnya, banyak orang Kristen mendapat kesan tubuh kita “tidak” terlalu penting. Itu bukan penilaian Allah.

Allah berkata tubuh kita “sangat” penting. Tubuh kita bait Roh Kudus. Dibuat luar biasa indah dan dengan hormat. Allah menjanjikan Ia tidak akan meninggalkan tubuh kita dalam keadaan membusuk dan rusak. Ia akan membangkitkan mereka dengan kemuliaan seperti yang Yesus alami. Penebusan dalam kerja penuhnya dan perwujudannya terjadi melalui kebangkitan.

Poin yang kita buat sangat penting. Meski begitu, (banyak orang Kristen tidak memahami pentingnya kebangkitan). Paulus berpikir beda, seperti yang ia katakan dalam Roma: 8:18-19: “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak- anak Allah dinyatakan.”

Kapan anak-anak Allah akan dinyatakan? Saat kebangkitan. Semua dalam ciptaan menunggunya. Ciptaan di ujung penantian. Pohon- pohon, laut-laut, sungai-sungai, gunung-gunung semua menunggu. Luar biasa dan ironik semua begitu sangat bergairah – namun, (banyak Gereja sama sekali tidak bergairah).

Kita membaca lebih jauh mengenai situasi penciptaan dalam ayat 20: “Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-kesiaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya.”

Kita melihat, semua ciptaan menderita karena dosa manusia. Tidak ada duri dan onak sebelum manusia berdosa. Tidak ada apa pun yang mati. Tidak ada yang rusak – sia-sia. Situasi berlanjut ke ayat 21: “…tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk kedalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.”

Bukan hanya “kita” akan masuk kedalam tujuan mulia, namun “ciptaan” juga. Meski demikian, Allah sudah menetapkan prioritas- Nya – bahwa ciptaan tidak akan masuk sampai “kita” masuk. Ciptaan meminta dengan penuh kerinduan, “Kenapa kita manusia begitu lambat? Kenapa kita tidak bergairah? Kenapa kita tidak melakukan apa yang perlu untuk akhir zaman? Ini tema ayat 22: “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama- sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.”

Luar biasanya, setiap kali Paulus berkata, “Kita tahu,” faktanya sebagian besar orang-orang Kristen masa kini “tidak” tahu. Kita harus tahu bahwa semua ciptaan merasa sakit bersalin. Menunggu apa? Menunggu pengungkapan anak-anak Allah, lahirnya zaman baru, dan pembebasan dari kerusakan.

Paulus melanjutkan pernyataannya dalam ayat 23 yang, lagi, (tidak diperhatikan oleh banyak orang Kristen): “Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita [itu doa syafaat] sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.”

Apakah kita melihat frasa penutup? Semua yang Paulus tulis dalam Roma 8 memiliki hubungan dengan penebusan tubuh – kebangkitan. Tidak ada yang ia gambarkan akan terjadi sampai kebangkitan.

Kembali ke Yohanes 6, kita menemukan ayat menarik. Empat kali dalam pasal ini dikatakan mengenai orang percaya. “Kubangkitkan pada akhir zaman.” Bagian dari keselamatan, namun didasarkan pada sesuatu yang di ucapkan dalam Yohanes 6:54-56: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, Ia mempunyai hidup yang kekal.”

Bukan “akan”, namun “sudah.”

“…dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.

Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.”

Lagi, kita perlu mengerti kata kerja-kata kerja ini dalam “continuing present tense” – sedang berlangsung pada masa sekarang. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.” Sangat jelas dari nas ini bahwa

Tuhan mengaitkan pentingnya makan daging-Nya dan minum darah-Nya. Ia berbicara mengenai (perjamuan kudus).

Untuk membuat aplikasi pribadi kebenaran ini, mari kita membuat deklarasi berikut bersama: Tuhan Yesus, ketika saya menerima darah-Mu, dalam-Nya saya menerima kehidupan-Mu, kehidupan Allah – ilahi, kekal, tak berakhir.

Dua aplikasi terakhir darah yang akan kita pelajari unik dan mengherankan. Keduanya akan membawa kita keluar dari alam waktu kedalam surgawi dan alam kekal.

Persediaan aplikasi ini adalah “perantaraan” (doa syafaat). Fokus nas-nas utama kita dari Ibrani 12.

Sebelum kita mempelajari bagian-bagian Ibrani 12 yang berkenaan dengan doa syafaat, penting kita mulai dengan ayat 22. “Tetapi kamu sudah datang,” diucapkan dalam [perfect tense]. Peristiwa masa lalu yang masih berlangsung sampai sekarang. Dengan lain kata, tidak dikatakan, “Kamu [akan] datang.” Namun “Kamu [sudah] datang.” Dalam Roh, tempat yang ditetapkan dimana kamu sudah sampai. Dalam daging (tubuh) kamu duduk di bumi, namun dalam roh kamu dalam alam yang berbeda.

“Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel” (Ibrani 12:22-24).

Dalam nas itu, di daftar delapan tujuan yang kita “sudah” datang: Pertama, Bukit Sion. Kedua, Yerusalem sorgawi, kota Allah yang hidup [bukan Yerusalem di bumi]. Ketiga, kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah. Keempat, kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga. Kelima, kepada Allah yang menghakimi semua orang. Keenam, kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna. Ketujuh, kepada Yesus Pengantara perjanjian baru. Kedelapan, kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.

Tujuan terakhir dalam daftar adalah “pemercikan darah” atau pemercikan darah Yesus yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel. Mari kita tanya diri kita mengenai darah Yesus. Dimana dipercikan? Pemercikan darah adalah pemenuhan gambaran Imam Besar. Pada zaman-zaman tabernakel, imam besar memercikan darah tujuh kali dalam perjalanan ke ruang maha kudus, dan lalu ia memercikannya di kursi takhta belas kasih. Di surga kita percaya ada kursi takhta belas kasih; kita juga percaya darah Yesus di percik di kursi takhta belas kasih di surga. Lebih jauh kita percaya darah-Nya melakukan apa yang penulis Ibrani katakan: “berbicara mewakili kita.”

Sangat menarik darah Yesus di kontras dengan darah Habel dalam tiga cara: Pertama, darah Habel dicurahkan melawan kehendaknya; Yesus memberi darah-Nya sesuai kehendak-Nya. Kedua, darah Habel di percik di bumi; darah Yesus di percik di surga. Ketiga, darah Habel menuntut balas dendam; darah Yesus menyerukan belas kasih dan pengampunan.

Dalam Kejadian 4:10, Allah berkata pada Kain, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.” Seperti darah Habel berteriak menuntut balas dendam, darah Yesus Kristus menyerukan pengampunan dan belas kasih.

Apa artinya ini untuk kita? Sangat penting untuk memahami fakta bahwa kita memiliki Pendoa Syafaat untuk kita yang berkelanjutan terus menerus – siang dan malam dalam hadirat Allah – melalui darah Yesus.

Bahkan ketika kita tidak bisa berdoa, darah Yesus tetap berbicara mewakili kita. Siang dan malam, tanpa henti, apakah kita benar atau apakah kita salah, darah Yesus selalu berbicara mewakili kita. Selalu, menyerukan belas kasih dan pengampunan.

Mari kita deklarasi kesaksian mengenai darah Yesus yang berbicara mewakili kita. Kita buat deklarasi ini sangat pribadi: “Terima kasih, Tuhan, bahwa meski saya tidak bisa berdoa, darah- Mu memohon untuk saya di surga.”

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply