Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Dibenarkan dan Dikuduskan – Bagian 6




eBahana.com – Efek dari darah Yesus dalam hidup kita adalah “dibenarkan” atau “dijustifikasi.” Kata “dibenarkan” istilah teologi yang sering mengaburkan arti sebenarnya. Kita akan melihat akar dari kata, dan mempelajari bagaimana kita mengerti “dibenarkan.”

Tema riil surat Roma adalah “kebenaran.” Berabad-abad sebelum Paulus menulis surat kepada orang-orang Romawi, Ayub sudah bertanya: “masakan manusia benar di hadapan Allah?” (Ayub 9:2). Dalam Alkitab King James Version dikatakan: “How can a man be righteous before God?” Diterjemahkan “Bagaimana manusia bisa benar dihadapan Allah?”

Kitab Roma adalah jawaban Allah. Tema sentral Roma adalah “kebenaran” – jadi jika kita tertarik pada kebenaran kita akan tertarik pada kitab Roma. Dengan kata lain, jika kita tidak tertarik pada kitab Roma, kemungkinannya kita tidak tertarik pada kebenaran.

Dalam Khotbah-Nya di Bukit, Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan (kebenaran), karena mereka akan dipuaskan” (Matius 5:6). Bukan berkat, bukan kesembuhan, dan bukan kekayaan. Kita bisa lapar dan haus akan semua faedah itu tanpa diberkati. Namun ketika kita lapar dan haus akan kebenaran, “maka” kita “diberkati.” Jika kita lapar dan haus akan kebenaran, kita harus memahami kitab Roma.

Kita menemukan hubungan antara kebenaran dan justifikasi dalam Roma 5:8-9: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.”

Pertama, Yesus, dalam memberi sumber hidup-Nya untuk kita, memberi demonstrasi dan bukti besar kasih-Nya untuk kita. Kita menemukan kebenaran ini dalam dua perumpamaan harta di ladang dan mutiara berharga. Ayat ini menegaskan kita juga dijustifikasi oleh “darah-Nya.”

Dalam bahasa Ibrani dan Yunani ada satu kata yang diterjemahkan sebagai “adil” atau “benar.” Dalam “Ibrani, “tsaddiq” dan dalam Yunani “dikaiosune.” Namun apakah kata itu di terjemahkan “adil” atau “benar,” katanya sama. Dalam Inggris, lebih problematik. Kita memiliki perbedaan halus antara “adil” dan “benar.”

Ketika memperhatikan kata “adil,” kita cenderung berpikir dari segi legalitas dan hukum. Dengan “benar,” kita berpikir dari segi karakter dan perilaku. Namun tidak ada pemisahan dalam bahasa dari Alkitab. Justifikasi kita oleh darah-Nya berarti kita dibenarkan oleh darah-Nya.

Kata terjemahan “dijustifikasi” memiliki seluruh himpunan arti yang berkaitan. Pertama, memiliki arti legal. Ketika kita di justifikasi, kita dibebaskan. Kita diadili, namun kita dibebaskan. Itu kabar baik!

Pikirkan bagaimana perasaan seseorang ketika ia diadili karena pembunuhan dan mendapatkan dirinya dibebaskan. Kita bisa bayangkan perasaannya – itu bagaimana harusnya perasaan kita mengenai justifikasi. Harus membuat kita senang.

Kedua, kita tidak bersalah.

Ketiga, kita “diperhitungkan” benar. Banyak orang Kristen berhenti disitu, namun arti penuh kata itu lebih dari itu. “kita (dibuat) benar.” Darah Yesus tidak hanya menyebabkan kita diperhitungkan benar.

Membuat kita benar.

Justifikasi juga cara lain mengatakan “seolah-olah” tidak pernah berdosa. Ini karena kita sudah dibuat benar dengan kebenaran Kristus, yang tidak memiliki masa lalu jahat dan tidak ada bayangan kesalahan. Oleh karena itu, Satan tidak dapat menemukan apa-apa untuk dikatakan melawan kita. Kita perlu menyadari kita tidak dijustifikasi kecuali kita sudah “dibuat” benar. Lebih dari upacara hukum. Lebih dari merubah label. Perubahan dalam karakter dan hidup kita yang dihasilkan oleh darah Yesus.

Satu pernyataan dari Kitab Suci: “Yesus dibuat dosa dengan kedosaan kita agar kita bisa dibuat benar dengan kebenaran-Nya.” Dibuat benar dengan kebenaran-Nya, kita dijustifikasi. Tidak ada kesalahan dan tidak ada masalah dengan masa lalu. Semua dihapus.

Roma 3:2-25 membuat poin ini sangat jelas pada kita: “….dan oleh kasih karunia (telah dibenarkan) dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.    ”

Kata “cuma-cuma” ada dalam ayat itu, karena Allah memberinya pada kita sebagai “karunia.” Satu problem dengan orang-orang agamawi mereka selalu mencoba untuk mendapatkan justifikasi – dan tidak pernah sampai akhir. Mereka tidak pernah puas atau rileks, karena mereka berpikir mereka harus melakukan sedikit lebih banyak untuk dibuat benar. Kenyataannya tidak pernah berhasil.

Mari kita ulang ayat 24: “….dan oleh kasih karunia (telah dibenarkan) dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya       ”

Kita di justifikasi melalui iman dalam darah Yesus. Sebagai penjelasan pada poin ini, kita perlu melihat singkat Roma 4:4: “Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.”

Kesalah pengertian banyak orang Kristen di ekspresikan sebagai berikut: “Saya selalu hidup benar dan selalu melakukan kewajiban saya. Allah berhutang pada saya. Allah “harus” membayarnya kepada saya; hutang.” Namun fakta sebenarnya, Allah tidak berhutang apa pun pada siapa pun.

Untuk mengkonfirmasi ini, mari lihat pada awal ayat 5: “Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya… ”

Apa langkah pertama yang kita harus ambil? Berhenti melakukan apa pun. Berhenti mencoba membuat diri kita benar. Berhenti mencoba menjadi sedikit lebih baik. Hentikan semua itu. Apa yang kita lakukan? Percaya saja. Apakah begitu sederhana? Jika tidak sesederhana itu, kita tidak akan pernah berhasil.

Tolong perhatikan kebenaran luar biasa dalam ayat 5: “Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.”

Allah membuat orang-orang tidak benar (fasik atau durhaka) menjadi benar. Itu apa yang Kitab Suci katakan, dan saya mempercayainya!

Kita melihat kebenaran serupa dalam 2 Korintus 5:21: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”

“Karena Allah membuat Yesus, yang tidak mengenal dosa, menjadi dosa untuk kita, agar kita bisa dibuat menjadi kebenaran Allah dalam-Nya.”

Ayat ini mengekspresikan pertukaran lengkap: Yesus dibuat dosa dengan kedosaan kita agar kita bisa dibuat benar dengan kebenaran-Nya. Kebenaran ini disediakan melalui iman dalam darah-Nya. Kita dibuat benar melalui iman dalam darah.

Perintah Yesus yang sering di kutip – Matius 6:33 – begitu sering disalah mengerti: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya (bukan kebenaran kita)”

Dalam Roma 10, dikatakan bangsa Yahudi mendirikan kebenaran mereka sendiri, dan belum menyerahkan diri mereka ke dalam kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus. Dibutuhkan kerendahan hati untuk menerima kebenaran Yesus Kristus. Kenapa? Karena berarti, mereka harus menolak kebenaran mereka sendiri.

Banyak orang Kristen heran dengan apa yang Yesaya 64:6 katakan: “Segala kesalehan kami seperti kain kotor.”

Bukan semua “dosa-dosa” kita, namun semua “kebenaran- kebenaran” kita seperti kain kotor di mata Allah. Selama kita memamerkan kain kotor keanggotaan gereja kita, kebenaran diri kita, perbuatan-perbuatan baik kita, kesalehan kita, setan akan mencabik-cabik kita di hadirat Allah. Namun ketika kita datang ke tempat dimana kita tidak bergantung pada apa-apa dan tidak pada siapa pun kecuali Firman Allah, darah Yesus dan kebenaran melalui iman dalam Kristus, tidak lagi menjadikan kita sasaran setan.

Tidak ada dalam kita yang ia bisa tuduh dihadapan Allah.

Kebenaran sejati harus menghasilkan langsung hasil-hasil pasti tertentu yang dapat di lihat dalam hidup kita. Seperti dinyatakan dalam Kitab Suci. Sebenarnya keseluruhan cara kita hidup, sikap kita, hubungan kita, dan efektifitas kehidupan dan pelayanan Kristen kita bergantung pada seberapa banyak kita menyadari bahwa kita sudah dibenarkan. Amsal 28:1 berkata: “Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.”

Kita tidak melihat banyak keberanian diantara sebagian besar orang Kristen hari ini. Sebagian besar sering takut-takut dan malu-malu.

Mereka cenderung mundur ketika dikonfrontasi dengan kejahatan atau setan.

Akar sebab riilnya bisa karena mereka belum mengapresiasi fakta bahwa mereka benar di mata Allah – benar seperti Yesus Kristus Sendiri. Ketika kita mengapresiasi itu, membuat kita berani.

Yesaya dengan indah menyatakan hasil lain dari kebenaran: “Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam

Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran” (Yesaya 61:10).

Yesaya bersukaria atas dua pemeliharaan – “keselamatan” dan “kebenaran.” Ketika kita percaya dalam Yesus Kristus dan pengorbanan-Nya mewakili kita, kita akan dikenakan pakaian keselamatan. Namun tidak berhenti disana – kita akan “ditutupi” dengan jubah kebenaran. Satu terjemahan mengatakan Ia “membungkusku [sekelilingku] dengan jubah kebenaran”

Kita sepenuhnya ditutupi dengan kebenaran Yesus Kristus. Setan tidak memiliki apa-apa yang bisa ia katakan melawan kita. Jika ia mengingatkan kita semua kesalahan yang kita sudah lakukan. Cukup katakan, “engkau benar Satan. Namun itu semua dimasa lalu.

Sekarang saya ditutupi dengan pakaian kebenaran Yesus Kristus. Coba jika engkau bisa menemukan apa yang salah dengan saya!”

Yesaya menyebut beberapa hasil-hasil kebenaran lain. Yesaya 32:17 berkata: “Dimana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.”

Menurut ayat ini, ada tiga produk kebenaran – damai, ketenteraman, dan keyakinan. Semua datang dengan kesadaran bahwa kita sudah dibenarkan dengan kebenaran Yesus Kristus.

Memberi kita keberanian, damai, ketenangan, dan keyakinan. Dalam Perjanjian Baru, ayat serupa Roma 14:17, berkata: “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”

Semua kualitas-kualitas ini produk dari “kebenaran.” Jika kita tidak menerima kebenaran dengan iman, kita akan bergumul dan mencoba semua kualitas-kualitas lain namun tidak akan berhasil.

Menyedihkan melihat orang-orang Kristen mencoba bersukacita, mencoba memiliki damai, mencoba untuk rileks, atau mencoba memiliki keyakinan – semua karena seseorang mengatakan pada mereka mereka harus begitu!

Ketika seorang percaya benar-benar hidup dalam keyakinan akan pengampunan dosa dan kebenaran melalui iman – semua akan terjadi. Sukacita mengalir secara natural. Damai bukan karena suatu usaha. Keyakinan ada disana. Keberanian mengekspresi sendiri.

Ketika ini tidak terjadi, akar masalah orang-orang percaya perlu menyadari mereka sudah dibenarkan dengan kebenaran Yesus Kristus – dijustifikasi.

Ironikal mayoritas orang-orang agamawi berpikir mereka lebih kudus jika mereka berkeliling mengatakan betapa berdosanya mereka. Sikap umum agamawi adalah seseorang dianggap angkuh jika mereka mengklaim benar. Orang-orang yang sama sering berkata kita sangat agamawi jika kita berbicara tentang kegagalan kita, ketidak konsistenan kita, dan betapa banyak kesalahan yang kita sudah buat.

Kita tidak perlu mengatakan kata-kata itu sekarang. Kita munafik. Pertama, kita percaya kita memiliki kesehatan ilahi dalam Yesus Kristus. Kedua, bagaimana kita berdoa untuk kemenangan atas dosa jika hari minggu berikutnya kita harus mengatakan kita sudah keliru dan tersasar.

Apakah kita bisa melihat masalahnya? Pernyataan-pernyataan itu sepenuhnya meremehkan dasar iman kita. Meski kedengarannya begitu bagus. Kita mungkin ngeri mendengar itu.

Kita harus merubah. Kesaksian kita mengenai justifikasi melalui darah Yesus: “Melalui darah Yesus, saya dijustifikasi, dibebaskan, tidak bersalah, diperhitungkan benar, dibuat benar, seperti saya tidak pernah berdosa.”

Ini kesaksian kita yang membawa darah ke tempat dimana kita hidup. Kita didorong untuk mengatakannya lebih sering. Lebih sering kita bersaksi kebenaran Firman Allah, kita akan merasa lebih baik. Hasilnya? Mengetahui bahwa kita benar dalam Yesus memberi kita keberanian, ketenteraman, keyakinan, damai, dan sukacita.

Aplikasi darah Yesus selanjutnya adalah “penyucian.” Penyucian satu dari kata-kata panjang yang artinya kadang-kadang kabur. Esensinya, “menyucikan” berhubungan dengan bahasa asli “menguduskan.” “Jadi “menyucikan” adalah “membuat kudus.” Kata Inggris “menyucikan” berhubungan dengan kata “orang suci.” Jadi, “menyucikan” adalah “membuat orang kudus.”

Mari ambil dua ayat dari kitab Ibrani untuk mendemonstrasikan kuasa menguduskan darah Yesus. Kita akan lihat Ibrani 10:29, yang berbicara tentang seorang yang murtad. Ini seorang yang berbalik dari iman Kristen setelah mengenalnya, namun meninggalkannya, dengan sengaja menyangkal dan menolak Tuhan Yesus Kristus. Nas ini menyebut semua bagian sakral dari iman yang ia tolak, dalam arti, kecemaran.

“Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”

Tolong perhatikan ayat itu berbicara tentang menginjak darah Yesus. Referensi ini sehubungan dengan upacara Paskah, dimana darah diaplikasikan pada ambang pintu dan dua tiang pintu, namun bukan pada pintu masuk. Kita tidak pernah boleh menunjukkan sikap tidak hormat pada darah Yesus. Namun orang ini yang sudah di sucikan dengan darah Perjanjian Baru berbalik pergi darinya. Poin utama disini bukan orang berbalik dari iman, melainkan fakta bahwa kita disucikan dengan darah perjanjian.

Ayat kedua dari Ibrani pasal 13, ayat 12: “Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.”

Ini mengacu pada fakta bahwa Yesus disalib diluar kota sebagai korban penghapus dosa, yang tidak bisa dipersembahkan di dalam halaman tertutup umat Allah.

Dalam perkara penyucian atau pengudusan kita, ada beberapa pertimbangan penting. Untuk diperhitungkan kudus atau dikhususkan untuk Allah, ada dua aspek – kita dikhususkan “dari,” dan kita dikhususkan “ke”. Kita dipisahkan dari dosa dan dari semua yang mencemarkan, dan kita dibuat kudus dengan kekudusan Allah sendiri.

Disucikan adalah dipindah dari area lawatan satan dan ditempatkan di area kita yang tersedia untuk Allah. Orang yang disucikan secara spiritual, Allah memiliki akses kepadanya namun setan tidak. Itu apa arti disucikan – dikhususkan untuk Allah, dibuat kudus.

Serupa dengan proses kebenaran ini, penyucian, atau pengudusan, bukan hasil dari perbuatan, usaha, atau melalui agama. Melainkan melalui iman dalam darah Yesus. “Umat yang Ia bisa sucikan dengan darah-Nya, menderita di luar gerbang.” Dikuduskan adalah dikhususkan untuk Allah. Apa pun yang bukan dari Allah tidak memiliki hak menghampiri kita dan dijauhkan oleh darah.

Dikhususkan dalam kesucian dan kekudusan membuat perbedaan siapa kita. Allah mengatakan pada Firaun di Mesir bahwa Ia akan membuat perbedaan penebusan antara bangsa Mesir dan bangsa Israel. Wabah yang turun keatas Mesir tidak akan turun keatas Israel. Kenapa ini terjadi? Karena ada dua penebusan berbeda.

Penebusan yang membedakan dalam hidup kita adalah darah Yesus. Kita dikhususkan untuk Allah dengan darah Yesus.

Apakah kita tahu bahwa kehendak Allah agar penghakiman-Nya atas orang fasik tidak akan turun atas orang benar? Fakta Kitab Suci mengkonfirmasi. (Lihat Kejadian 18:25 sebagai contoh). Jika saya dikhususkan untuk Allah dengan darah Yesus, maka penghakiman Allah atas orang fasik tidak akan pernah turun atas saya. Saya dikhususkan. Saya tidak dalam teritori spiritual dimana penghakiman berlaku.

Dalam hubungan ini, satu ayat dari Kolose. Kolose 1:12-14. Berbicara dalam bentuk jamak dalam orang pertama mewakili semua orang percaya, Paulus berkata: “…mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.

Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.”

Tolong perhatikan kegelapan memiliki kuasa. Satan memiliki otoritas atas ketidaktaatan karena ketidaktaatan mereka.

Meski Satan memiliki kuasa, kita sudah dipindahkan, melalui iman dalam darah Yesus, dari wilayah otoritas Satan. Kita sudah dipindah kedalam kerajaan Allah dan Yesus Kristus. Dalam bahasa Yunani, kata “dipindahkan” berarti “dibawa dari satu tempat ke tempat lain.” Dalam Kitab Suci, transfer “total.”

Dalam Perjanjian Lama, ada dua orang yang di transfer dari bumi ke surga. Henokh dan Elia – keduanya diangkat secara keseluruhan dalam bentuk tubuh ke surga. Elia hanya meninggalkan jubahnya, namun tubuhnya pergi ke surga. Ini kebenaran untuk kita juga – kita sudah dipindahkan secara total. Bukan kita akan; kita sudah dipindahkan – roh, jiwa, dan tubuh. Kita tidak berada dalam teritori setan atau dibawah hukum-hukum setan. Kita dalam teritori Anak Allah dan dibawah hukum-hukum-Nya.

Hukum setan dan hukum Allah dinyatakan dalam Roma 8. Hukum setan adalah hukum dosa dan kematian. Namun hukum kerajaan Allah adalah hukum Roh Kehidupan dalam Kristus Yesus. Penting untuk kita pelajari ayat itu, karena menggambarkan dua kerajaan yang berlawanan dengan sistim hukum mereka yang berlawanan pula. Dalam Roma 8:2, Paulus menyampaikan kesaksian pribadinya: “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.”

Saya “tidak” dalam teritori setan dan saya “tidak” dibawah hukum setan. Kerajaannya tidak berlaku untuk saya, karena saya dalam kerajaan lain. Saya sudah dipindahkan – roh, jiwa, dan tubuh – melalui darah Yesus. Perpindahan itu terjadi melalui penyucian atau dikhususkan untuk Allah oleh darah Yesus.

Ada perbedaan antara kebangkitan tubuh dan dipindahkan dari satu kerajaan ke kerajaan lain. Kebangkitan Yesus dalam tubuh-Nya adalah pola untuk kebangkitan kita. Dalam terang yang berbeda, Paulus berkata dalam Filipi 3 “kewargaan kita di surga” (ayat 20).

Kebenaran itu berlaku untuk siapa saja yang sudah lahir baru dan membuat komitmen untuk hidup bagi Yesus. Kita hidup di dunia ini, dan kewargaan kita dari suatu negara di bumi – namun kewargaan riil kita di surga.

Jika kewargaan kita dari suatu negara, kita memiliki privilese membawa paspor dari negara itu. Bukti kewargaan kita. Kita, juga, memiliki paspor yang mengidentifikasi kewargaan kita di surga – “darah Yesus.”

“Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh- Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menakklukan segala sesuatu kepada diri-Nya” (Filiipi 3:20-21).

Tolong perhatikan tanda orang Kristen sejati – yang kita tunggu dengan kerinduan sangat dalam adalah Juruselamat. Terjemahan frasa “tubuh kita yang hina” dalam Alkitab New King James bukan terjemahan harfiah. Terjemahan harfiahnya sangat jelas: “Ia akan mentransformasi tubuh kehinaan kita agar bisa menyesuaikan dengan tubuh kemuliaan-Nya.”

Setiap dari kita terus menerus di ingatkan oleh tubuh kita bahwa kita dalam keadaan kehinaan karena dosa. Namun Yesus akan merubah tubuh kehinaan ini menjadi serupa dengan tubuh kemuliaan-Nya. Ini prospek yang sangat menggairahkan – sesuatu yang di nanti-nantikan.

Sehubungan dengan “hukuman” yang di ingatkan bahwa tubuh kita dalam keadaan kehinaan, kitab Ibrani memiliki pikiran serupa.

Dikatakan bapa-bapa duniawi kita mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Namun Allah melakukan hal serupa dengan cara berbeda untuk hasil yang berbeda: “Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan- Nya” (Ibrani 12:10).

Tolong perhatikan lagi bahwa kita tidak membawa apa-apa. Kita tidak dibuat kudus melalui usaha-usaha kita sendiri untuk menjadi kudus. Kita mengambil bagian kekudusan-Nya melalui darah Yesus.

Ini deklarasi untuk mengekspresi pikiran itu: “Melalui darah Yesus, saya disucikan, dipisahkan dari dosa, dikhususkan untuk Allah, dibuat kudus dengan kekudusan Allah.”

Sehubungan dengan tubuh fisikal kita. Tubuh orang percaya. Proklamasi mengenai tubuh kita adalah dimana darah Yesus benar- benar memiliki efek. Deklarasi diatas yang paling berkuasa untuk menangani Satan dan roh-roh jahat.

Untuk mengembangkan ide ini lebih jauh, mari kita lihat pertama apa yang Kitab Suci katakan mengenai tubuh orang percaya dalam 1 Korintus 6:19-20: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

Tolong perhatikan “telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar” membawa kita kembali pada tema penebusan. Kita sudah dibeli kembali dari tangan setan dengan harga apa? Darah Yesus. Hanya roh kita? Tidak. Roh kita dan tubuh kita milik Allah. Kenapa? Karena Yesus membayar total harga penebusan darah-Nya untuk seluruh keberadaan kita – fisikal maupun spiritual.

Tolong ingat kita sudah dibeli oleh Yesus: kita bukan milik kita. Jika kita percaya kita milik diri kita, maka kita belum dibeli dengan darah Yesus. Kita tidak bisa milik dua-duanya. Kita tidak bisa milik diri kita dan Tuhan. Tuhan ingin kita untuk diri-Nya; Ia sudah membayar harganya untuk kita – darah-Nya yang berharga.

Nas dari 1 Korintus berkata “kita memuliakan Allah” dengan tubuh kita dan dengan roh kita karena keduanya milik Allah. Keduanya sudah ditebus dari tangan setan oleh darah Yesus. Roh kita, jiwa kita, dan tubuh kita tidak lagi dibawah dominion atau kendali Satan.

Kita sekarang belum memiliki tubuh kebangkitan. Kita memiliki tubuh fana. Namun tubuh fana itu dengan setiap serat, setiap sel, dan setiap jaringannya milik Allah bukan setan. Jika setan datang ke teritori ini, ia melanggar. Karena secara legal tubuh saya bukan milik setan. Milik Yesus.

Yesus memiliki tujuan khusus untuk tubuh saya – untuk menjadi tempat tinggal pribadi – pribadi ketiga Trinitas, Roh Kudus. Itu kenapa tubuh saya sakral. Tempat kediaman yang ditetapkan Roh Kudus. Kitab Suci berkata dengan jelas berkali-kali, “Allah tidak tinggal dalam bait buatan tangan manusia.”

Bukan gereja Baptis, bukan gereja Katolik, bukan gereja Presbiterian, bukan sinagoge, bukan gereja lain bait dimana Allah akan berdiam. Ia berdiam dalam bait yang tidak dibuat dengan tangan manusia; dibuat dengan keahlian ilahi sesuai tujuan ilahi.

Bait dimana Ia berdiam adalah tubuh orang percaya, yang ditebus dengan darah Yesus Kristus.

Dalam 1 Korintus 6:13 Paulus berkata: “Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.”

Tubuh kita bukan untuk tujuan-tujuan kenajisan amoral – tidak juga untuk perbuatan zina dan kerakusan.

“Orang benar makan sekenyang-kenyangnya, tetapi perut orang fasik menderita kekurangan” (Amsal 13:25). Untuk seorang percaya tidak makan berlebihan tanda kebenaran. Kenapa? Karena tubuh saya adalah bait Tuhan. Saya tidak mencemarkannya dengan kerakusan, dengan kemabukan, dengan amoralitas, dengan penyalahgunaan lainnya. Tubuh untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.

Ketika saya mempersembahkan tubuh saya kepada Tuhan, maka Ia memiliki hak untuk tubuh saya. Jika Yesus memiliki tubuh kita, Ia bertanggungjawab memeliharanya. Itu hubungan yang Ia inginkan. Tubuh untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Tubuh saya bait Roh Kudus.

Mari kita ucapkan dengan bersuara proklamasi dan kesaksian tentang darah Yesus: “Tubuh saya adalah bait Roh Kudus, yang ditebus, disucikan, dikuduskan dengan darah Yesus. Karenanya, setan tidak memiliki tempat dalam saya, dan tidak memiliki kuasa atas saya. Tubuh saya untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh saya.”

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply