Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Penebusan & Penyucian – Bagian 5




eBahana.com – Mari kembali pada ayat Wahyu 12:11: “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai kedalam maut.”

Kesimpulan yang kita capai adalah kita bisa membuat aplikasi praktikal dari pernyataan itu dengan cara: “Kita mengalahkan Satan ketika kita bersaksi secara pribadi apa yang Firman katakan darah lakukan buat kita.” Ada tiga elemen dalam pernyataan itu: Firman, darah, dan kesaksian kita. Kesaksian kita adalah hisop yang mentransfer darah dari bejana tanah liat ke tempat dimana kita hidup. Kita akan mempelajari tujuh kali kuasa darah. Kita akan mempelajari tujuh cara kita bisa mengaplikasikan darah Yesus dalam hidup kita seperti di ungkapkan dalam Kitab Suci – tujuh ini definitif. Dalam arti, ketika kita memilikinya, kita memiliki kebenaran sentral mengenai darah. Dipercikkan tujuh kali, dan tujuh cara kerja.

Tujuan kita, kita “belajar” apa yang darah lakukan sesuai Firman Allah. Kecuali kita tahu apa yang Firman ajarkan mengenai darah, kita tidak bisa bersaksi. Kita “harus” mengenal Firman.

Kita akan mulai dengan aplikasi pertama, yang adalah “penebusan.” “Menebus” berarti “membeli kembali.” Kita sudah menjual diri kita dengan dosa kita kepada Satan dan diekspos untuk di jual dalam pasar perbudakkan Satan.Yesus berjalan kedalam pasar dan membayar harga untuk membeli kita kembali dari tangan Satan. Itu penebusan.

Untuk mengerti penebusan lebih jauh, mari lihat Efesus 1:7. Ini satu dari kalimat panjang Paulus, karenanya kita tidak akan membahas semuanya – hanya bagian-bagian yang berkaitan dengan penebusan.

“Sebab di dalam Dia (Kristus) dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.”

Kita memiliki penebusan melalui darah Yesus – ketika kita dalam Kristus. Apakah kita mengerti implikasinya? Kita harus “dalam Kristus” untuk medapatkan penebusan. Faedah lain dibeli bagi kita dengan darah Yesus adalah pengampunan dosa-dosa kita.

Bandingkan apa yang Yesus katakan pada Makan Malam Terakhir dalam Matius 26:28 sementara Ia memberi cawan, yang adalah lambang darah-Nya. Ia berkata: “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”

Demikian pula, Ibrani 9:22 berkata, “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” Jadi, darah Yesus di curahkan agar dosa kita bisa diampuni.

Kita perhatikan dalam Efesus 1:7 yang dikutip diatas bahwa Paulus membuat dua kebenaran ini sama besar – penebusan melalui darah- Nya dan pengampunan dosa-dosa. Sangat penting untuk kita mengerti bahwa kita hanya memiliki hak legal penuh penebusan sejauh mana dosa kita diampuni. Jika “semua” dosa kita diampuni, kita memiliki hak “total” penebusan. Namun jika ada dosa apa pun dalam hidup kita – yang belum diakui dan belum diampuni – dalam bidang itu kita tidak memiliki hak legal penuh penebusan. Satan masih memiliki klaim dalam bidang itu.

Kita sudah melihat kerja langsung kebenaran ini sering sekali dalam pelayanan pelepasan. Jika Satan memiliki klaim absah, ia tidak akan menyerahkannya. Kita bisa berteriak di mukanya, kita bisa puasa seminggu, kita bisa melakukan semua untuk membawa kebebasan. Namun situasi tidak akan berubah, dan musuh akan tetap tinggal – karena ia memiliki hak legal yang masih belum diselesaikan dalam bidang itu.

Bidang lain yang sangat umum dimana orang-orang percaya memberi setan klaim legal untuk tinggal dalam hidup mereka adalah kegagalan mereka mengampuni orang lain. Dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan kita bahwa kita diampuni Allah dalam ukuran yang sama dimana kita mengampuni orang lain: “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Matius 6:12).

Kita tidak berhak mengklaim pengampunan dari Allah diatas ukuran dimana kita mengampuni orang lain. Karenanya, jika ada siapa pun yang kita “tidak” ampuni, dalam ukuran itu demikian pula kita “tidak” diampuni Allah. Sebagai akibat, bidang yang tidak diampuni itu dalam hidup kita adalah bidang dimana setan masih memiliki klaim legal. Lakukan apa yang kita mau, kita tidak bisa mengusir dia sampai kita sudah mengampuni siapa pun yang perlu kita ampuni.

Kita bisa minta semua pendeta berkotbah untuk kita dan berdoa untuk kita. Namun kita tidak akan mengusir setan, karena ia tahu ia memiliki klaim legal. Satu fakta untuk diingat mengenai setan adalah: ia ahli hukum dan ia mengetahuinya. Meski demikian, Firman Allah menawarkan kita pengampunan dosa total. Sangat penting kita berpegang pada pengampunan total dan tidak meninggalkan dosa apa pun yang belum diampuni.

Satu dari pelayanan besar Roh Kudus melalui Firman membuat setan marah pada kita. Banyak orang memiliki damai sebelum di baptis Roh Kudus. Itu tidak mengherankan, karena jika mereka memiliki roh-roh jahat dalam mereka yang belum dilepaskan, maka akan ada konflik yang tidak pernah ada disana sebelumnya. Roh Kudus akan memaksa musuh keluar ke tempat terbuka.

Itu tepatnya kenapa beberapa orang tidak suka agama yang memiliki fokus pada Roh Kudus. Kenapa? Karena mereka lebih suka menyimpan musuh dan tampak terhormat dari pada mengusirnya keluar ke tempat terbuka dan bertingkah seperti binatang. Mereka lebih memilih wajah agamawi dan tetap terhormat di depan orang- orang dari pada kedengaran bersendawa, atau meludah, atau menjerit dengan suara keras sementara Roh Kudus bergerak masuk dalam mereka memaksa musuh keluar ke tempat terbuka.

Orang-orang yang sedang dilayani pelepasan harus membuat pilihan antara martabat (harga diri) mereka di satu sisi dan dilepaskan di sisi lain. Biarlah kehilangan harga diri untuk sementara dan pilih kelepasan, karena martabat mereka akan kembali kemudian.

Namun jika mereka bertahan dengan harga diri mereka, semua yang mereka lakukan hanya menutupi hadirnya musuh dalam hidup mereka.

Setan lebih senang di tekan dari pada diusir keluar. Diberi pilihan, itu yang ia pilih. Namun cara membangkitkannya – cara membuatnya begitu marah sampai ia tidak bisa diam lebih lama lagi – adalah ketika kita bersaksi tentang darah Yesus. Ketika itu terjadi, setan mulai memperlihatkan siapa diri mereka sebenarnya.

Dalam terang Efesus 1:7, kita harus bersedia mengakui dan menolak semua dosa. Kita harus bersedia mengampuni semua orang yang sudah melanggar melawan kita, atau menyakiti kita, atau bersalah pada kita seperti Allah mengampuni kita. Jika kita mengambil tindakkan itu, berdasarkan itu, kita bisa membuat kesaksian melalui darah Yesus, semua dosa kita diampuni.

Kita ingat dalam 1 Petrus 1:18-19, yang mengatakan: “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”

Darah Yesus harga penebusan kita. Kita dalam genggaman setan. Kita mangsa absahnya. Namun Yesus membeli kita kembali dengan harga Darah-Nya, satu-satunya harga yang bisa menebus umat manusia yang jatuh.

Dalam Roma 7:14, Paulus berkata: “….tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.”

Metafora yang Paulus gunakan umum pada peradaban masa itu. Perbudakan banyak dipraktikkan dalam peradabaan Roma dan Yunani. Ada banyak lapisan bawah budak-budak dalam kedua masyarakat itu, dan umum bagi orang-orang dijual sebagai budak di pasar budak. Frasa umum Latin masa itu “menjual seseorang di bawah tombak,” yang berarti menjualnya sebagai budak. Di pasar budak pada masa-masa itu, ada tumpuan dimana mereka meletakkan orang yang di jual. Diatas kepalanya ada tombak membentang, tanda bahwa ia sedang dijual sebagai budak.

Ketika Paulus berkata, “tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa,” apa yang ia katakan adalah, “Dosa saya adalah tombak di atas kepala saya yang mengekspos saya untuk dijual di pasar budak Satan.” Ada saat dalam hidup kita, dimana setiap dari kita – menunggu untuk dijual sebagai budak.

Berpikir tentang pekerjaan budak. Satu perempuan dijual sebagai budak dan menjadi tukang masak. Yang lain dijual dan digunakan sebagai pelacur. Bukan pilihannya. Pilihan pemilik budak. Satu laki- laki bisa dijual menjadi pekerja diladang. Yang lain bisa dijual kedalam perbudakkan untuk pekerjaan kejahatan. Ia tidak memiliki pilihan.

Itu sebabnya, meski kita mungkin budak “terhormat,” kita harus hati-hati untuk tidak memandang rendah mereka yang kurang terhormat. Bukan pilihan mereka; melainkan pilihan tuan budak. Kita tidak boleh memandang hina pelacur atau alkoholik. Mereka dijual sebagai budak dan mereka tidak memiliki pilihan – tuan budak yang memutuskan menjadi apa hidup mereka.

Ketika kita di ekspos untuk di jual kedalam perbudakan, Yesus masuk kedalam pasar budak dan berkata, “Aku akan membeli orang itu. Aku akan membeli perempuan itu. Berapa harganya? Darah-Ku.” Itu artinya ditebus dengan darah Yesus. Jika kita tidak bergairah mengenai itu, kita tidak pernah mengerti apa yang Yesus capai mewakili kita dengan mencurahkan darah-Nya untuk kita.

Kebenaran penebusan Yesus tidak pernah menjadi kenyataan atau dialami sebagian besar orang. Satu-satunya Pribadi yang bisa membuat realita penebusan riil untuk kita adalah Roh Kudus.

Beberapa orang mentertawai mereka yang bergairah. Namun ketika kita tahu apa yang Allah sudah lakukan untuk kita, kita sulit menahan gairah dan sukacita kita.

Roh Kudus memberi kita reaksi logikal atas kabar baik ini. Kita jiwa- jiwa yang hilang dalam kekekalan. Kenapa kita tidak bersukacita di bebaskan oleh Juru Selamat kita? Allah, tanpa alasan kecuali kasih, memberi Anak-Nya yang tak bernoda mati mewakili kita. Maka, haruskah kita merespons dengan suara monoton, dengan malas sementara kita berkata, “Saya percaya pada Allah Bapa….” jika kita merespons dengan cara itu, apakah kita benar-benar percaya?

Karena jika kita percaya, respons kita akan berbeda. Respons tak bergairah tanpa jiwa adalah agama; ketika kita memiliki iman, mentransormasi kita seluruhnya.

Berdampingan dengan 1 Petrus 1:18-19, Mazmur 107:2: “Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan.”

Siapa musuh – kuasa yang menyesakkan? Satan. Apa yang harus kita lakukan jika kita ditebus? Kita harus “mengatakan” kita ditebus. Itu bagian dari kesaksian kita.

Mazmur 91 disebut “mazmur perlindungan sempurna dari setiap jenis kejahatan dan bahaya dan kerusakan,” meski demikian dan kapan pun bisa datang. Kita mungkin tahu mazmur indah ini sangat baik, jadi tidak perlu dikutip secara keseluruhan. Mari kembali pada dua ayat pertama: “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa.”

Kata “bermalam” dalam Ibrani biasanya berarti “melewati malam.” Kata yang sering digunakan sebagai acuan untuk “menghabiskan malam.” Jadi, sepanjang jam-jam kegelapan, orang-orang percaya sejati berada dibawah bayang-bayang atau perlindungan Yang Mahabesar. Mari sekarang kita lihat ayat kedua: “….akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”

Frasa-frasa ini pintu jalan masuk kedalam perlindungan sempurna. Apa yang membuka pintu? Kesaksian “kita” : “Saya akan mengatakannya.” Jika kita tidak mengatakannya, kita tidak memilikinya. Dibutuhkan keberanian untuk mengatakan apa yang ada dalam Mazmur 91. Namun hanya mereka yang “mengatakannya” memiliki hak alkitabiah untuk hidup dalamnya.

Perkataan kesaksian kita yang membuatnya efektif.

Realita datang melalui kesaksian kita. Maka marilah mengatakanya. Kesaksian pribadi kita: “Melalui darah Yesus, Saya sudah ditebus dari tangan Satan. Melalui darah Yesus, semua dosa-dosa saya diampuni.”

Saya di tangan Satan; sekarang saya tidak lagi di tangannya. Saya sudah ditebus dari tangannya. Darah Yesus yang membebaskan saya dari tangan setan, pembunuh, dan memindahkan saya kedalam tangan Gembala Baik, Pemberi Hidup. Lebih jauh, Yesus berkata, “Tidak ada orang yang akan mengambilnya dari tangan-Ku.” Ada transfer hidup saya dari tangan setan ke tangan Tuhan.

Dengan menyaksikan kebenaran indah ini, kita melakukan signifikans spiritual besar, yang bisa memengaruhi sisa hidup kita. Kesaksian kita di saksikan oleh makhluk-makhluk di surga. Kesaksian kita adalah hisop yang mengambil darah ke tempat dimana kita hidup.

Aplikasi kedua darah Yesus adalah “penyucian.” Mengenai penyucian, ayat pertama yang akan kita pelajari 1 Yohanes 1:7.

“Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”

Dalam ayat ini, penting milihat ada tiga kata kerja yang sedang berlangsung [continuing present tense]. Untuk menekankan poin itu, kita bisa parafrasa ayat tersebut sebagai berikut: “Jika kita terus berjalan dalam terang, kita terus memiliki persekutuan satu sama lain, dan darah Yesus terus menyucikan kita.” Kata “jika” dalam ayat ini membuat jelas semua hasil-hasil yang dijanjikan bersyarat.

Juga penting untuk diperhatikan, sebelum kita mengambil aplikasi darah dalam ayat ini, ada tiga tindakkan yang saling berhubungan atau terkait satu dalam Firman Allah yang tidak bisa dipisahkan. Tiga tindakkan ini adalah berjalan dalam terang, persekutuan satu sama lain, dan penyucian oleh darah.

Banyak orang yang mengklaim penyucian dan perlindungan darah namun tidak memenuhi syarat-syarat yang memberi mereka hak untuk menerima penyucian dan perlindungan. Penyucian melalui darah Kristus adalah akibat memenuhi syarat “jika.”

“Jika” kita berjalan dalam terang seperti Ia dalam terang, maka dua hasil mengikuti. Bukan satu, namun dua. Penyucian darah hasil kedua. Hasil pertama adalah kita memiliki persekutuan satu sama lain. Hasil kedua darah Yesus menyucikan kita dari semua dosa.

Secara logikal, jika kita tidak dalam persekutuan, suatu bukti kita tidak berjalan dalam terang. Sebaliknya, jika kita tidak berjalan dalam terang, berarti kita tidak bisa mengklaim penyucian darah Yesus.

Pada akhirnya, kita sampai pada kesimpulan: jika kita diluar persekutuan, kita diluar terang. Dan jika kita diluar terang, darah tidak menyucikan kita.

Satu dari prinsip-prinsip paling penting: darah Yesus menyucikan “hanya” dalam terang. Banyak orang Kristen membohongi diri mereka mengenai hak mereka atas akses pada darah. Meski mereka terus mengutip bagian terakhir dari 1 Yohanes 1:7, mereka tidak pernah memenuhi syarat yang dinyatakan dalam “jika.”

Kita “harus” berjalan dalam terang seperti Ia dalam terang. Bukti kita berjalan dalam terang, pertama dan terpenting, kita memiliki persekutuan satu sama lain. Diluar persekutuan; diluar terang.

Di luar terang; tidak lagi dibawah penyucian darah. Ini caranya. Persekutuan tempat terang.

Persekutuan tempat pengujian. Kenapa? Karena makin dekat persekutuan, makin cerah terangnya. Sampai kita datang ke tempat dimana tidak ada sudut-sudut, bayangan-bayangan, tidak ada yang tertutupi, kita berada di luar terang. Tempat transparan tempat sangat menakutkan bagi manusia natural. Namun itu satu-satunya tempat dimana darah Yesus sepenuhnya memenuhi fungsi penyuciannya. Jika kita ingin penyucian, dalam terang. Jika kita bersalah dengan Allah atau dengan sesama kita, kita tidak sepenuhnya dalam terang. Akibatnya darah tidak bisa diaplikasikan kecuali dalam terang.

Apa yang harus kita lakukan? Kita harus datang pada terang. Apa artinya datang pada terang? Kita harus mengakui dosa-dosa kita dan membawanya pada terang. Itu langkah paling sulit bagi manusia natural. Terang tampak begitu terang. “Oh saya tidak bisa membawa hal mengerikan itu, ingatan buruk itu, rahasia bersalah itu, saya tidak bisa mengeksposnya pada terang.”

Manusia natural takut padanya. Namun – kebenarannya – ketika kita sampai pada terang, ketakutan manusia natural hilang. Kenapa?

Karena darah menyucikannya. Sedihnya, jika kita tidak membawanya pada terang, kita menyimpannya – darah “hanya” beroperasi dalam terang.

Ketika kita bermeditasi pada penyucian darah Yesus, kita perlu berpikir sesuatu yang berkelanjutan dan lengkap sempurna. Ini bagaimana kita bisa bersaksi atas kebenaran kuasa penyucian darah Yesus: “Ketika saya berjalan dalam terang, darah Yesus menyucikan saya, sekarang dan terus menerus, dari dosa.”

Ada uraian indah dalam Mazmur 51, – mazmur penyesalan Daud setelah ia dipersalahkan dari dosa-dosa perzinahan dan pembunuhan.

Dalam ayat 9, Daud berkata: “Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!”

Kita membaca Daud berbicara mengenai penggunaan hisop. Apa implikasi hisop? Artinya dengan saya membawa darah ke tempat dimana saya hidup. Memberi gambaran nubuat di sucikan dengan darah Yesus.

Sementara kita membaca ayat ini, mari kita berdoa dari Mazmur 51:7: “Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!” Tidakkah itu pikiran indah?

Dengan ayat ini dipikiran, mari ulang kesaksian yang kita pelajari: “Ketika saya berjalan dalam terang, darah Yesus menyucikan saya, sekarang dan terus menerus, dari dosa.”

Kita mengatakan dalam deklarasi ini darah Yesus menyucikan saya sekarang. Kenapa kita mengatakan ini? Karena kita percaya dalam pernyataan disini dan sekarang. Bukan hanya sesuatu yang umum, namun riil di masa kini. Menyucikan kita disini sekarang. Namun juga seterusnya.

Suatu jaminan mengetahui kemana kita bisa pergi ketika kita bersalah. Pikirkan mengenai milyaran orang yang bersalah dan tidak tahu harus pergi kemana. Bayangkan bagaimana rasanya memiliki hati nurani yang bersalah – disiksa oleh dosa – dan tidak tahu harus pergi kemana untuk mendapatkan pengampunan dan damai. Itu kondisi kemanusiaan hari ini.

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply