Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Natal: Sukacita dan Siap Menderita




eBahana.com – Setiap manusia tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi orangtuanya di bumi dan tidak bisa memilih hidup yang akan dijalani selama di bumi. Andai bisa memilih, kita akan meminta kepada Tuhan, Sang Pencipta untuk kita dilahirkan melalui orang terkaya di dunia, hidup dalam kemewahan dan  tidak mengalami kesusahan ekonomi. Kalaupun mengalami sakit akan tercover dengan asuransi yang unlimited, hidup dalam damai sejahtera dan disukai semua orang. Tidak ada penderitaan, kesusahan, kesulitan, selalu bahagia sampai Tuhan panggil kembali ke sorga. Oo.. alangkah bahagianya hidup!

Tahukah saudara, Yesus sudah tahu hidup yang akan dijalani sejak awal sebelum dilahirkan di dunia. Nubuatan para nabi ribuan tahun sebelum Dia dilahirkan, sangat jelas tercatat. Yesus yang bakal lahir melalui seorang perawan Maria. Dilahirkan dengan ajaib karena Roh Kudus. Seorang Mesias yang akan menderita sebagai Anak Domba Allah. Kelahiran Sang Juruselamat disambut dengan sukacita oleh Maria, Yusuf, para gembala di padang dan orang-orang Majus dari Timur. Mereka bersukacita karena Sang Juruselamat telah lahir ke dalam dunia. Tetapi di balik sukacita itu ada orang-orang yang dipilih Tuhan untuk siap menderita. Kita akan belajar dari kehidupan tiga pribadi yang berperan dalam kisah Natal pertama.

Pertama, belajar dari Yesus, Sang Juruselamat yang lahir dan siap menderita untuk menebus dosa seisi dunia. Allah Bapa mengutus Anak-Nya yang Tunggal untuk menebus dosa manusia melalui jalan penderitaan (Yoh. 3:16). Ketika Yesus akan memulai pelayanan-Nya, iblis ingin mengubah tujuan hidup Yesus. (Mat. 4:8-10). Iblis menunjukkan kemegahan dunia dan akan diberikan kepada Yesus dengan syarat Yesus harus menyembahnya. Yesus dengan tegas menolak, mengusir iblis dan tetap memilih jalan penderitaan untuk menebus dosa seisi dunia. Bagaimana dengan sikap kita ketika ada tawaran dari dunia yang menyimpang dari rencana Allah? Apakah kita bersikap seperti Yesus menolak dengan tegas dan tetap memilih jalan Tuhan?

Kedua, belajar dari seorang perawan yaitu Maria. Maria yang masih perawan dan sedang bertunangan dengan Yusuf, tiba-tiba didatangi malaikat, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” (Luk. 1:28). Masa itu perempuan yang hamil dan belum bersuami akan dirajam batu sampai mati. Maria akan menghadapi situasi yang tidak mudah. Jawaban Maria, “Be it done to me, according to Your word”.. tanda penyerahan diri untuk bersedia menderita bersama Sang Mesias. Luar biasa! Sebab Maria tahu, “Siapa” yang akan dilahirkan melalui rahimnya, Sang Juruselamat dunia,

Ketiga, tunangan Maria yaitu Yusuf. Tentu hal ini menimbulkan masalah tersendiri dalam keluarga. Yusuf, calon suami Maria siap-siap meninggalkan Maria secara diam-diam. Dalam pandangan manusia, Yusuf wajar berbuat itu dan tergolong manusia yang tulus hati karena tidak ingin mencemarkan nama calon isterinya. Namun terjadi intervensi Allah, melalui malaikat yang diutus, Yusuf kembali menetapkan hati memilih Maria sebagai isterinya. Yusuf bersedia menjadi bagian dari rencana Allah meskipun harus menderita.

Yesus datang ke dunia dilahirkan di tengah keluarga yang sederhana. Yusuf hanya seorang tukang kayu. Kelahiran Yesus di dunia melalui proses yang tidak mudah. Tidak ada rumah sakit mewah dan tidak ada dokter ahli yang menangani. Oleh kebaikan hati seseorang, Yesus lahir di kandang yang hina. Betapa menyedihkan secara manusia. Keluarga muda ini harus menjalani proses penderitaan bersama Sang Mesias.

Ketika kita lahir di dunia, kita tidak tahu hidup seperti apa yang akan kita jalani. Orang dunia bilang tergantung takdir. Apakah orang Kristen percaya takdir yang tidak bisa berubah? Bagi orang percaya, kita bersyukur memiliki Yesus sebagai Tuhan, Juruselamat dan Sang Mesias. Dia yang sudah rela menderita bagi kita untuk menebus dosa kita. Sekarang ini, kita tinggal percaya saja kepada-Nya. Kita dapat merayakan Natal dengan sukacita. Sambutlah kelahiran Sang Raja di atas segala raja. Biarlah Dia lahir dalam hati kita dan berjalanlah bersama-Nya meskipun melalui jalan-jalan penderitaan yang harus kita lalui. Percayalah Imanuel! Allah menyertai kita. Kita hidup lebih dari pemenang! (Roesmijati)



Leave a Reply