Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Memperingati Hari Pencurahan Roh Kudus: ‘Babak Baru Kehidupan Umat Tanpa Rasis’




eBahana.com – Dalam Kisah Para Rasul 2:1-21, dikisahkan tentang turunnya Roh Kudus atas para murid, tepat 50 hari setelah kebangkitan Tuhan Yesus.

Ketika mereka sedang berkumpul di suatu rumah, “tiba-tiba turunlah dari langit tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah itu” (ayat 2). Roh Kudus hadir dalam rupa “lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing” (ayat 3). Setiap murid dihinggapi dan penuh Roh Kudus. Hati mereka meluap dengan sukacita dan iman mereka makin teguh kepada Tuhan Yesus Kristus.

Hal mencolok pada Para Rasul ialah bahasa yang mereka pakai. Para murid, walaupun semuanya orang Galilea, setidaknya telah memakai bahasa dari 15 negeri asing. Orang banyak mengakuinya, sebab mereka masing-masing memahami bahasa murid-murid tersebut. Mereka bukan hanya memahami bahasa baru itu, tetapi juga memahami pesan yang diucapkan Para Rasul. Dalam keheranan mereka berkata, “…kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” (ayat 11).

Fenomena para murid berbahasa asing ini ternyata bertujuan agar semua orang mendengar dan menyadari perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Secara terbuka, Allah ingin menyapa bangsa-bangsa lain melalui para murid. Allah hendak menegaskan betapa Ia memikirkan semua bangsa. Ia ingin semua bangsa menyadari perbuatan-Nya yang besar, yakni untuk menebus, memulihkan dan menyelamatkan seluruh umat manusia. Allah kita bukan sosok yang eksklusif. Ia terbuka kepada siapapun, sehingga kelak juga mengalami kepenuhan di dalam kasih dan kuasa Roh Kudus.

Roh Kudus adalah Pribadi Ketiga Allah Tritunggal yang ikut bekerja sejak masa penciptaan (Kej. 1), Ia juga terus ambil bagian hingga pada masa kini, pada berdirinya gereja mula-mula hingga pada perkembangan gereja saat ini. Dalam Kisah Para Rasul 10: 44-48 dapat kita baca bahwa Roh Kudus membuat manusia memahami kerja Allah terhadap semua manusia. Maka ketika Roh itu turun ke atas semua orang (ay. 44), di situlah nampak universalitas Allah yang terbuka secara luas pada semua orang.

Melalui peristiwa Pentakosta, Allah bekerja ganda. Dari dalam, Allah mendorong para murid untuk menemui bangsa-bangsa lain dan berbicara kepada mereka. Sementara itu, dari luar, Allah memanggil dan mengundang orang banyak untuk berkumpul bersama para murid dan mendengarkan kesaksian mereka. Dengan cara ini, karya keselamatan dalam Allah semakin nyata bagi banyak orang. Gereja secara proaktif menyuarakan khotbah-khotbah atau pesan mimbar lainnya tentang iman kepada Tuhan yang adil; keadilan dan rahmat yang membantu semua umat manusia untuk melihat Allah di dalam Pribadi Yesus Kristus, yang diterangi oleh kehadiran Roh Kudus.

Baru-baru ini, melihat situasi yang terjadi Amerika Serikat, tepatnya di di Kota Minneapolis mencuat di publik karena George Floyd menjadi korban selanjutnya dari warga kulit hitam yang meninggal di tangan polisi.

Peristiwa ini harus dijadikan gereja sebagai momentum untuk menyuarakan pesan cinta damai, berkaitan dengan di mana gereja sedang memperingati pencurahan Roh Kudus. Amat penting bagi kita menyadari peran dan tugas kita sebagai murid-murid Yesus Kristus. Di dalam pimpinan Roh Kudus, kita semakin berani menyuarakan keadilan dan kebenaran. Tegaskan bahwa Tuhan menghormati dan menghargai nilai kemanusiaan, apapun suku, bangsa dan budayanya. Tuhan tidak menghendaki adanya peperangan dan pembunuhan, apalagi sebab alasan perbedaan suku, bangsa dan agama. Agama dan keyakinan dalam Tuhan seharusnya membawa manusia kepada kepenuhan Allah, yakni hidup dalam kasih dan sukacita Roh Kudus. Kita rindu agar Firman Allah melalui Petrus menjadi kenyataan, yakni “barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan” (ayat 21).

Tuhan kiranya selalu memberkati kesaksian kita. Amin.

Oleh Junihots.



Leave a Reply