Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

BANGSA ISRAEL ADALAH UMAT ALLAH YANG OPPORTUNITY




eBahana.com – Tanah bagi kehidupan manusia sungguh sangat penting karena keberadaan manusia berada di atasnya. Tanah bukan hanya untuk mendirikan rumah, untuk berteduh dari hujan, dari teriknya matahari dan lain sebagainya. Namun fungsi tanah lebih dari hal di atas itu, yaitu: untuk berkehidupan sosial budaya dan ekonomi serta kebutuhan yang lainya. Kebutuhan sosial budaya dan ekonomi yang dimaksudkan adalah pertanian. Mengapa pertanian? Karena kerja kerja pertanian adalah sumber pangan. Sementara  antara pangan dan tanah itu mempunyai hubungan yang sangat erat sebab apabila tidak ada tanah tidak akan mungkin ada pangan dan manusia, serta makhluk hidup yang lainya pasti akan mati. Kehidupan manusia sangat tergantung dengan tanah itu sendiri. Bahkan manusia itu sendiri diciptakan dari debu  tanah, itulah alasannya mengapa manusia dalam kehidupannya tidak bisa dipisahkan dari  tanah. Semua yang telah tertulis di atas telah diterangkan oleh Nabi Yermia: “Aku telah membawa kamu ke tanah yang subur untuk menikmati buahnya dan segala yang baik padanya. Tetapi segera setelah kamu masuk, kamu menajiskan tanah-Ku, tanah milik-Ku telah kau buat menjadi kekejian.” Ada dua hal yang menjadi penekanan dari apa yang telah disampaikan oleh nabi Yermia:

“Aku telah membawa kamu ke  tanah yang subur.” Kalimat ini mengindikasikan bahwa Allah menghendaki supaya Allah melakukan kerja kerja pertanian agar mereka bisa tetap hidup. Sebab hanya kerja kerja pertanianlah yang bisa menghasilkan pangan bagi diri mereka.  Itulah mengapa Allah   menyediakan tanah yang subur karena hanya tanah yang subur yang bisa dijadikan untuk kerja pertanian. Jika tanah itu tidak subur mungkin karena tandus sejak dari awal penciptaan dan memang di sengaja atau tidak disengaja dibuat tandus, karena tidak ada pupuk dan unsur unsur hara dan yang membuat tanah itu menjadi subur.  Dari satu sisi itu saja sudah bisa dijadikan landasan betapa baiknya Tuhan itu. Dalam hal ini Tuhan Allah juga telah mempersiapkan terlebih dahulu sebelum mereka mendiami tanah itu. Ia memilihkan tanah yang subur dan sering mereka sebut dengan istilah penuh dengan susu dan madunya. Susu itu bisa berasal dari hewan lembu sapi, onta, kuda,  kambing dan domba. Sedangkan madu berasal dari hewan lebah lebah. Tanah yang disediakan Allah bagi mereka  untuk mereka tinggal banyak sekali padang rumput dan sangat memadai untuk peternakan. Dan memang sudah sejak diciptakan banyak sekali tanaman bunga dan buahnya yang sangat disenangi lebah madu. Dengan kata lain tanah yang ditempati bangsa Israel sudah tersedia tinggal menjaga dan merawatnya saja agar jangan sampai rusak. Seharusnya bangsa Israel bersyukur mempunyai Allah seperti Dia dengan cara setia kepada-Nya, memuji dan memuliakan nama Dia. Dibuktikan dengan cara hidup dengan kehendak Firman Tuhan. Hidup dengan ucapan syukur itu diimplementasikan dengan bentuk selalu berempati kepada sesama kepada sesama manusia dengan hidup penuh dengan kasih.

“Untuk menikmati buahnya dan segala yang baik dari padanya”

Buah yang bisa dirasakan umat-Nya, membuktikan bahwa tanah yang disediakan oleh Allah itu sangat subur. Dengan kesuburan tanah  tersebut dapat menjadi jaminan bagi kehidupan bangsa Israel. Tetapi kepedulian Allah kepada umat-Nya bukan dengan buah-buahan  saja tetapi lebih dari pada itu, yaitu: “Dan segala yang baik dari padanya.” Kata yang terbaik dari padanya menandaskan bahwa Allah menghendaki bahwa umat-Nya tidak mengalami sesuatu apapun dalam hidup mereka, yang menyebabkan celaka. Kata yang baik dari padanya itu, Ia hanya ingin menjelaskan  bahwa, yang Dia telah sediakan bagi mereka itu yang terbaik. Dan menjadikan manusia yang sangat bergantung kepada pemberian-Nya dan kepada Dia pribadi sebagai YHWH Allah mereka. Kata yang terbaik dari padanya itu satu nafas dengan Firman Tuhan: Rencana Tuhan itu bukanlah rencana kecelakaan tetapi rencana damai sejahtera.” Firman Tuhan itu hanya hendak menegaskan bahwa  Ia ingin umat-Nya  sempurna seperti Dia juga sempurna, Ia ingin umat-Nya itu benar sebab Dia adalah Allah  Yang Maha Benar. Yang terbaik dari pada-Nya. Yang terbaik dari pada-Nya juga berkaitan  dengan eksistensi tanah yang subur yang menghasilkan buah pada musimnya, dan itu jelas yang terbaik untuk kehidupan manusia baik dari dahulu, saat ini dan sampai selamanya (dimensi kekal).

BANGSA ISRAEL SELALU BERPIKIR, BERUCAP DAN BERTINDAK PRAKMATIS

“Tetapi setelah segera kamu masuk, kamu menajiskan tanah-Ku, tanah milik-Ku telah telah kau buat menjadi kenajisan.”

Jikalau bangsa Israel ingin disebut bangsa yang besar dan disegani oleh bangsa lain di sekitarnya maka mereka harus mau taat dan setia kepada Tuhan Allah. Dia sebagai Tuhan telah berbuat dan mengerjakan berbagai hal yang teramat besar dan krusial bagi kehidupan bangsa Israel. Yang pertama, Ia telah mengeluarkan umat-Nya dari bangsa Mesir yang menindas mereka selama 400 tahun. Yang ke dua Tuhan Allah menyediakan tanah yang penuh dengan susu dan madunya. Tanah tersebut digambarkan oleh nabi Yermia sebagai tanah yang subur dan banyak buahnya. Tetapi apa yang diperbuat bangsa Israel setelah mereka tiba di tanah pemberian-Nya tersebut:

“Tetapi setelah segera kamu masuk, kamu menajiskan tanah-Ku.” Di sini yang menjadi kata kunci adalah: “Menajiskan tanah-Ku.” Apa yang telah dilakukan Israel yang dianggap-Nya menajiskan tanah Dia? Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk dan bangsa yang tidak setia kepada Allah, di tanah pemberian Dia. Mereka melakukan aktivitas keagamaan bangsa bangsa lain di sekitar mereka atau melakukan penyembahan kepada alah suku Kanaan,  Tanah yang mereka telah tempati pasca keluar dari tanah Mesir. Bukan hanya itu saja mereka juga melakukan hal yang bertentangan dengan kehendak Allah yang lain seperti tindakan amoral, kawin campur dan yang lain sebagainya. Menajiskan tanah-Ku juga ada benang merahnya dengan karakter bangsa Israel yang tegar tengkuk dan sangat mudah sekali berpaling dari Tuhan Allah beralih kepada ilah lain. Mereka tidak memiliki komitmen yang kuat untuk selalu taat dan kasih kepada YHWH yang menjadi  Allah mereka. Bangsa Israel adalah bangsa yang tidak konsisten. Di mana letak ketidakkonsistenan mereka? Hal itu sudah sangat kentara sekali dan bisa dilihat serta dicermati sejak zaman Musa. Pada saat mereka dibawa ke luar dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan (tanah perjanjian), sering kali mereka berpaling dari kasih Allah, salah satunya membuat lembu emas untuk disembah. Karena peristiwa ini, sering kali dilakukan oleh umat-Nya.  Dan kemarahan Dia karena peristiwa di atas diwujudkan dengan lamanya yang seharusnya di tempuh dengan  hitungan bulan tetapi dalam realitanya mereka menempuh perjalanan dari Mesir sampai ke tanah perjanjian dalam waktu 40 tahun. Pada zaman para nabi nabi pun juga demikian, perilaku mereka yang tegar tengkuk itu sudah mendarah daging dan sudah membudaya serta sudah berjalan secara turun temurun sampai dengan kedatangan Kristus, bahkan hingga saat ini. Perilaku itulah yang disebut opportunity. Salah satu penyebab tindakan oportunis dari bangsa Israel adalah kehidupan mereka yang pragmatis atau berpikir, berucap dan bertindak pragmatis. Yang membuat mereka bisa demikian adalah dosa yang telah mendarah daging dalam hidup mereka sejak Adam dan Hawa. Dosa menjadikan bangsa Israel hidup dalam individualisme, hedonis dan perilaku sejenis yang lainya.

“Tanah milik-Ku telah kau buat menjadi kekejian.”

Bangsa Israel tidak menyadari dan tidak mengerti  dan atau sengaja tidak mau tau bahwa mereka bisa terbebas dari kekuasaan Mesir dan bisa  mendiami tanah yang subur (tanah Kanaan) bukan karena usaha mereka dan tetesan keringat serta darah mereka tetapi karena kasih karunia dan pemberian Allah. Jikalau mereka itu bangsa yang baik dan benar tentunya akan menjaga supaya tanah tersebut akan tetap lestari dan bisa digunakan untuk menyejahterakan hidup. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya bangsa Israel justru berkelakuan yang bertentangan dengan kehendak Allah, dan apa yang mereka lakukan itu dianggap kekejian oleh Dia. Kelakuan bangsa Israel di tanah pemberian-Nya yang tidak sesuai dengan ketetapan Dia yang  disebut oportunis (opportunity).

Perilaku bangsa Israel yang kontradiktif dengan kehendak Allah itu telah membudaya dan turun temurun sampai dengan saat ini dan mungkin sampai dengan maranata. Cara berpikir, bercap dan bertindak  pragmatis dan hedonis yang telah melekat sampai kepada generasi saat ini, menjadikan tanah (bumi) ini rusak dan kehilangan kesuburannya. Tanah pemberian Allah yang mereka diami bukan dijaga dan dilestarikan serta dikelola untuk keberlanjutan hidup, tetapi tanah yang mereka diami. Kekayaan  yang terkandung di dalamnya mereka gunakan dengan sesuka hati untuk kepentingan  pribadi dan segelintir orang saja. Dampak  dari eksploitasi tanah yang besar besaran mengakibatkan bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir bandang. Seharusnya kerja kerja yang dilakukan  umat pilihan Allah untuk saat ini adalah: mendatangkan kerajaan Dia di bumi ini atau di tanah ini dan memang itu yang menjadi kehendak Dia. Hanya dengan kuasa Roh Kudus dan Firman-Nya kita dimampukan.

 

SULANG IMAN.



Leave a Reply