Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Dari Domba yang Hilang ke Amanat Agung




Sepertinya Bertolak Belakang

Ayat ini sering diklaim dan disalahpahami bahwa Injil hanya diperuntukkan bagi orang Israel saja. “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Mat. 10:5). Apalagi Yesus sendiri pernah berkata, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Mat. 15:24). Namun, orang yang membaca ayat-ayat ini hanya berhenti sampai di situ saja sehingga berkesimpulan demikian. Jika mereka bergerak maju saat membaca Alkitab, tentu kesimpulan mereka layak direvisi. Menjelang kenaikan-Nya, Dia pernah berkata, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19). “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis. 1:8).

Dari semua paparan ayat itu, tampak ada perbedaan yang sangat bertolak belakang, yaitu mengkhususkan kepada orang Israel, yang hilang dan pergi atau meninggalkan Israel supaya bisa ke berbagai bangsa. Jika  sebelumnya, Yesus melarang para murid pergi ke Samaria, sekarang  justru Dia menyuruh mereka pergi ke Samaria, bahkan ujung bumi. Karena itu, harus ada penjelasan tentang semua ini.

Relasi Eksklusif

Namun, mengapa Yesus lebih mendahulukan umat Israel, yang hilang?  Kita harus merunut ke sejarah PL. Menurut PL, ada relasi eksklusif Allah-Israel. Relasi pertama analogi perkawinan. Nabi Hosea dan Yehezkiel telah memperkenalkan analogi ini (Hos. 1:2,  2:9, 3:1, Yeh, 16:8). Mengapa analogi ini mereka pakai. “pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan (suami, AYT Draft, BIS, MILT, husband, KJV, NKJV, NIV, NET Bible, NASB, I had married them, HCSB) yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN” (Yer. 31:32). Menurut ayat ini, dengan turunnya 10 perintah Tuhan, sesungguhnya peristiwa itu merupakan “upacara perjanjian perkawinan” antara Allah dengan orang Israel.

Relasi kedua hubungan Bapa-anak. Istilah “Bapa” yang dikenakan terhadap Allah jarang digunakan dalam PL. Namun, gagasan Israel adalah anak-anak Allah sering muncul. Misal, “Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung (Kel. 4:22). Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu (Hos. 11:1). “Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku” (Yes. 1:2). Secara eksplisit, jika Allah membebaskan Israel dari perbudakan Mesir, ini merupakan tindakan Allah mengadopsi Israel sebagai anak. Pengertian adopsi di sini adalah Allah telah membuat Israel menjadi milik kepunyaan-Nya. Jadi pengertian adopsi ini berbeda dengan analogi perkawinan, yang bersifat perjanjian.  Karena relasi eksklusif, tersebut, lebih dulu, Dia mencari dan menyuruh para murid-Nya untuk mencari “domba-domba yang hilang dari umat Israel

Loh Batu ke Loh Batin

Dengan analogi perkawinan dan hubungan Bapa-anak, sebenarnya kalau Yesus lebih mendahulukan Israel, Dia tidak ingin kembali pada romantisme masa lalu tetapi ingin menggenapi janji-Nya melalui Nabi Yeremia, yaitu “Aku akan menuliskan hukum-hukum-Ku di dalam hati dan batin mereka sehingga mereka akan mempunyai keinginan untuk memuliakan Aku. Maka barulah mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka (Yer. 31:33, FAYH). Jika sebelumnya hukum-hukum itu ditulis di loh batu, meski sudah mengetahui hukum tetapi tetap saja memberontak terhadap Allah, sekarang hukum-hukum itu ditulis di loh batin sehingga tidak bisa tidak pasti mereka memuliakan Allah. Sebelumnya, egosentrisnya kuat sekali.

Namun, kapan hukum-hukum itu ditulis dalam loh batin? Ketika kita dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Kristus. Tentang hal itu Roh Kudus bersaksi “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu”. Kemudian, Dia berfirman,  “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka” (Ibr. 10:10-17).

Karena itu, kalau Yesus menyuruh para murid-Nya untuk memberitakan Injil kerajaan dan mengklaim diri-Nya sebagai utusan hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel, saat itu, Dia belum mempersembahkan kurban tubuh-Nya di kayu salib. Namun bandingkan, setelah disalib dan hendak kembali ke surga, Amanat Agung diembankan kepada para murid-Nya supaya sampai ke bangsa-bangsa non-Israel.

Nenek Moyang Kristus

Melalui Amanat ini, banyak bangsa dijangkau karena di dalam darah-Nya mengalir banyak bangsa (Mat. 1:1-8), yaitu Mesopotamia  (Abraham; Kej. 11:28), Kanaan (Rahab; Yos. 2:1-16 ), Moab (Rut; Rut. 1:1-22). Menurut silsilah-Nya yang lain (Luk 3:23-38), nenek moyang-Nya adalah Adam dari Mesopotamia. Jika mengingat Adam, ini tidak lepas dari kejatuhan manusia. Karena kejatuhannya ini, semua orang, yang berasal dari berbagai bangsa, sudah berdosa. Karena itu, Amanat ini sangat penting karena Dia ingin menulis hukum-hukum-Nya kepada banyak bangsa supaya mereka hidup dalam penebusan dan kebenaran. Dari semua paparan ini, cinta kita kepada Alkitab harus makin dalam demi memahami maksud-Nya



Leave a Reply