Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Selamat Datang Natal Ketiga…




eBahana.com – Daud Leman: Tuhan sering bekerja dengan cara-cara yang sederhana. Rahmat-Nya yang mulia datang tak terduga.

Beberapa tahun yang lalu, seorang ibu, Mak Anah tetangga Leman mengajaknya menghadiri acara Natal di Bekasi. Leman terdorong ikut karena iseng dan sedikit penasaran melihat perayaan Natal. Ia juga heran ada orang yang mau mengajaknya. Maklum selama ini ia cukup bandel di kampungnya di Jawa Barat.

Sampai di salah satu gereja di daerah Kalimalang, Bekasi, mereka disambut ramah oleh jemaat dan para pelayan Tuhan di sana. Leman merasa ada rasa bahagia dan damai. Orang pertama yang menyambut kedatangannya adalah Frans, anak muda seusianya. Frans memang tinggal di gereja, mereka langsung dekat. Tak ada pembicaraan serius hanya seputar kehidupan sehari hari.

Iman yang Baru
Ia melihat seluruh rentetan acara Natal dari awal hingga akhir. Tak ada perasaan yang istimewa. Namun, Roh Kudus bekerja. Usai acara Natal, Mak Anah mengajaknya kembali ke kampung. Leman enggan pulang. Ia ingin tahu lebih banyak tentang Tuhan Yesus. Ia mendengar kesaksian dari beberapa orang. Mereka berubah setelah menerima Yesus secara pribadi. Seperti Sarjono yang sebelumnya suka mabuk-mabukan telah diubahkan Tuhan menjadi pelayan-Nya. Corlis mantan preman Terminal Kampung Rambutan juga telah melayani Tuhan.

Kisah Yesus dalam Alkitab sangat menyentuh hatinya. Allah yang menjelma sebagai manusia. Menderita di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Walaupun secara akal sulit dipahami, tidak masuk akal, tapi Leman ingin tahu lebih banyak.

Leman banyak dibimbing oleh hamba Tuhan. Pdm. Corlis Napitupulu sabar mendampinginya. Ia juga mencari
kebenaran dengan banyak bertanya ke beberapa orang, tapi malah bingung. Akhirnya, ia cuma bisa berdoa dalam kebingungannya. “Saya minta petunjuk Tuhan. Supaya mengerti maksud kalimat di dalam Alkitab,” ujar pria kelahiran Sumedang 20 Maret 1988 ini.

Singkat cerita, di hatinya mulai tumbuh iman yang baru. Ia percaya pada Tuhan Yesus. Ketika kelas baptisan dibuka, Leman mendaftarkan diri. Ia mendapat pelajaran tentang kekristenan. Beberapa bulan kemudian, pada 2009, Leman menerima baptisan. Tuhan bekerja pada orangtua Leman. Tak lama setelah Leman baptis, ayahnya, Pak Oding menelepon Pdm. Corlis. “Anak saya sudah menerima Tuhan Yesus, kapan Bapak mau membaptis saya?” Karuan saja Corlis terenyak dengan keputusan yang sangat singkat itu. Corlis sempat curiga, kalau orangtua Leman sebenarnya marah atas baptisan itu.

Namun, kecurigaan itu keliru. Oding dan istrinya, Cicih ternyata serius ingin baptis. Ada dua alasan. Pertama melihat perubahan besar pada diri Leman. Leman yang dulu suka mencuri ayam, kayu di rumah-rumah, main
perempuan, dan mabuk, sekarang telah berubah. “Oleh anugerah Tuhan, saya meninggalkan kebiasaan buruk.
Membuat orangtua penasaran. Yang kedua, bapak bermimpi bertemu Tuhan,” tutur Leman.

Siap Pikul Salib
Leman takut bagaimana kalau keluarga besar tahu. Mereka pasti akan kaget dan marah mendengar pengakuannya. Ia sudah keluar jalur. “Saya berdoa, saya sampaikan ketakutan saya pada Tuhan. Meskipun takut, saya ingin secepatnya mereka tahu bahwa saya telah mengambil keputusan penting. Bahkan keputusan terpenting dalam hidup saya. Menyangkut kehidupan kekal. Saya ingin menyampaikan kabar bahagia ini apa pun risikonya. Saya minta hikmat Tuhan apa yang harus saya sampaikan pada keluarga,” kisah anak bungsu dari tiga bersaudara.

Leman pulang ke kampung halamannya. Ia mengatakan ada hal penting yang mau disampaikan. “Saya sudah mempersiapkan hati. Reaksi terburuk dari keputusan yang saya ambil misalnya, diusir dari rumah bahkan dicoret dari daftar keluarga. Keputusan saya ikut Tuhan Yesus sudah bulat, meskipun harus menderita. Mengikut Yesus kan pikul salib. Ketika kakak, kakak ipar, kakek, nenek, paman, dan bibi berkumpul, saya menceritakan apa adanya. Apa yang saya alami. Seorang paman saya, datang menghampiri saya. Saya deg-degan, apa yang akan dilakukannya? Dia akan sangat marah, pikir saya. Di luar dugaan, paman memeluk saya dan berkata, “Kami menghormati pilihanmu, jadilah orang yang sungguh-sungguh dalam kepercayaanmu yang baru. Keluarga besar mendukungmu!”

Orangtua Leman mengalami teror dan ejekan oleh warga setempat karena percaya pada Yesus. Mereka mengalah, pindah ke daerah lain. “Semuanya baik. Tuhan Yesus tak tergantikan. Jadi, rintangan apa pun mengajar kami semakin sungguh-sungguh,” katanya ketua Komsel Jati Asih Pamahan ini dengan mantap.

Pemberita Kabar Sukacita
Tuhan membawa Leman untuk semakin mengerti panggilan hidupnya. Leman tak dapat menahan diri untuk bercerita tentang kasih Tuhan Yesus yang besar. Tuhan yang menyelamatkan dunia. Ia diberi kesempatan Tuhan belajar TSOAThe School of Acts, semacam sekolah Alkitab di Semarang. “Di sana kami tidak hanya belajar Alkitab, tetapi juga pembentukan karakter. Kami diajar untuk hidup taat pada Tuhan, mengerti bidang panggilan kami. Semua talenta yang diberikan Tuhan harus kembali untuk memuliakan Tuhan. Saya ingin lebih banyak lagi orang mendengar kabar sukacita. Ada empat poin penting dalam hidup orang percaya. Pertama, percaya: Percaya semua pada Tuhan bahwa janji-Nya akan digenapi. Kedua, respons: merespons firman Tuhan. Ketiga, melakukan semua yang Tuhan perintahkan, dan keempat, menabur. Berbicara menabur bukan hanya dengan harta kita, tetapi menabur juga dengan kesaksian kasih dan kemurahan Tuhan. Orang percaya akan menabur dengan setia,” kata penyuka bakso dan buah rambutan.

Leman sangat bersyukur. Ia akan menyambut Natal yang ketiga. Ia akan menjadi pemberita kabar sukacita: Yesus Penebus Dosa! Niken Maria Simarmata



Leave a Reply