Berkat di Balik Terali Besi (II)
Kisah yang disajikan oleh Penulis berikut ini adalah merupakan kisah lanjutan dari kisah sebelumnya dengan thema “BERKAT DI BALIK TERALI BESI (I)” yang telah ditayangkan pada tanggal 7 September 2018 yang lalu. Bagi pembaca yang baru pertama kali membaca artikel ini, ada baiknya menyimak artikel sebelumnya agar pembaca dapat mengetahui kisahnya secara utuh dan dapat memetik manfaatnya.
Ada banyak berkat yang telah disediakan oleh Tuhan Yesus di balik terali besi, yang telah diterima dan dinikmati oleh Penulis bersama Tim Pelayanan selama melayani warga binaan di lokasi tersebut. Penulis akan menceritakan beberapa diantaranya dengan harapan dapat memberikan inspirasi yang lain khususnya bagi para pembaca yang merasa terpanggil dalam dunia pelayanan, dan ingat baik-baik Penulis pernah mengatakan bahwa Pelayanan itu adalah panggilan dan bukan pilihan. Dan jika Tuhan yang memilih dan memanggil seseorang untuk melayani sesuai dengan kehendak-Nya, maka Tuhan pasti telah menyediakan berkat baginya seperti yang dialami oleh Penulis dan timnya selama ini.
Penulis bersama Tim Pelayanan yang lain sepakat untuk melayani para penghuni Rutan dan Lapas bukan karena ingin diberkati, tetapi karena merasa terpanggil dan terinspirasi dengan Firman Tuhan yang tertulis di dalam Kitab Matius 25:35-36, Tuhan Yesus mengatakan :
“ Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.”
Meskipun hanya berbekal iman dan niat hati yang tulus Penulis bersama tim mulai melangkah, percaya atau tidak ketika kita bergerak surga bergerak, seperti yang terjadi kepada Bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua ketika akan menyeberangi sungai Yordan. “ …….Dan sewaktu imam-imam itu menginjakkan kakinya ke dalam air sungai, seketika itu juga arus sungai itu terputus…….” (Baca selengkapnya dalam Kitab Yosua 3:14-16 (BMIK/Bahasa Indonesia Masa Kini). Kami tidak menunggu ada uang baru akan melayani, karena kami tidak melayani dengan uang, tetapi kami melayani dengan hati.
Jujur saja tak seorangpun diantara kami tim pelayanan yang memiliki cukup uang untuk mensupport pelayanan yang telah kami mulai, misalnya untuk membeli makanan ringan/snack atau perlengkapan lainnya seperti sabun mandi, pasta gigi, sampho dan lain-lain untuk diberikan kepada warga binaan yang kami layani sekedar untuk membantu meringankan beban mereka. Ketika kami mulai melangkah dengan iman, perlahan-lahan namun pasti, seketika itu juga Tuhan Yesus mulai mengirimkan segala kebutuhan yang diperlukan dalam pelayanan tersebut melalui berbagai media yang yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Pernah suatu kali ada diantara warga binaan yang secara diam-diam memperhatikan bahwa gitar yang biasa dipakai oleh Penulis untuk melayani warga binaan dalam setiap acara ibadah persekutuan do’a di Rutan dan Lapas sepertinya telah usang akibat dimakan usia, maklum gitar tua itupun merupakan harta warisan dari salah seorang anggota tim pelayanan. Tiba-tiba saja mereka berbisik dengan mengatakan : “Saya mau menyumbang sebuah gitar untuk mendukung pelayanan”, sambil menyerahkan sebuah amplop berisi uang tunai.
Usai pelayanan di tempat itu Penulis bersama tim pelayanan langsung bergegas menuju Toko Alat Musik dan sampailah kami di Showroom alat musik Yamaha yang berada di sebuah Maal di Kota Casablanka, Jakarta Selatan. Kedatangan Penulis bersama tim pelayanan di showroom tersebut disambut hangat oleh seorang pramuniaga yang cantik dan ramah seolah-olah berusaha menarik simpati agar terjadi transaksi seperti yang diharapkan. Akhirnya kami membeli sebuah gitar merek Yamaha yang harganya disesuaikan dengan dana yang tersedia, tentu saja bukan yang paling bagus atau yang paling mahal, tetapi yang standart dan yang umum digunakan untuk pelayanan di gereja, dan tentu saja itu memacu semangat dalam melaksanakan tugas pelayanan.
Berkat yang lain juga selalu datang silih berganti, seolah-olah bergiliran tanpa henti mengejar dan menhampiri Penulis bersama Tim pelayanan saat dibutuhkan. Ada pula berkat yang Tuhan curahkan melalui persembahan dan persepuluhan yang diberikan oleh warga binaan kepada Penulis walau tanpa diminta, karena kita tidak memungut persembahan dan persepuluhan dan sejenisnya dalam setiap pelayanan, tetapi kalau ada yang memberikan dengan sukarela tentu saja diterima dengan ucapan syukur, bukankah itu merupakan salah satu cara Tuhan mengirimkan berkat-Nya kepada Tim Pelayanan Penulis?
Bukan hanya Penulis dan tim pelayanan yang diberkati Tuhan, tetapi seringkali ada yang memberikan makanan atau snack seperti, nasi kotak, biscuit, sabun mandi, pasta gigi, shampoo, sikat gigi, mie instan dan masih banyak lagi yang lain, yang dikirimkan oleh Tuhan Yesus melalui orang-orang diluar Tim Pelayanan untuk diberikan kepada warga binaan. Itu bukan hanya sekali-sekali tetapi selalu datang dari orang-orang yang berbeda-beda, tentu saja itu adalah karya Roh Kudus untuk memenuhi janji Tuhan kepada mereka yang terpilih dan terpanggil dalam pelayanan di ladang misi-Nya.
Beberapa waktu lalu pernah terjadi ada salah seorang warga binaan memberikan sejumlah dana kepada Penulis agar dibelikan makanan bagi seluruh warga binaan yang ada dilokasi tersebut yang jumlahnya lebih dari seratus orang, berarti bukan hanya warga binaan yang beragama Kristen saja, sebab kalau hanya yang beragama Kristen saja jumlahnya tidak lebih dari dua puluh orang. Waktu itu adalah bertepatan dengan perayaan hari Natal dan tahun baru, siapakah dia yang bermurah hati dan merasa tersentuh sehingga peduli kepada sesama warga binaan tersebut dan tidak segan-segan merogoh kantongnya yang cukup dalam untuk berbagi? Sayangnya, Penulis tidak ingin menceritakannya secara detail tentang kejadian tersebut, karena berhubungan dengan privasi seseorang, apalagi jika disajikan kepada publik, yang ada bukan mendapat pujian tetapi justru akan dikenakan undang-undang ITE alias undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik karena Penulis bukan seorang wartawan atau jurnalis, sekalipun yang ditulis itu adalah kisah nyata, benar-benar terjadi bukan rekayasa atau fiktif.
Baru-baru ini Penulis juga memiliki kesaksian yang menarik dan layak untuk disimak oleh pembaca, lagi-lagi ini juga kisah nyata yang dialami oleh Penulis saat melayani warga binaan di salah satu Rutan Polres yang berhubungan dengan berkat istimewa dan tidak terduga sebelumnya. Mungkin jumlah nilai materinya tidak seberapa, tetapi Penulis tidak melihat nilai jumlah materinya, tetapi sesuatu yang tidak terduga sebelumnya dan terjadi ketika sedang dibutuhkan, dan itu yang membuat sangat berharga. Dalam acara konseling dan do’a syafa’at berkelompok Penulis menyampaikan informasi kepada warga binaan yang ingin belajar Alkitab dengan menunjukkan sebuah Buku Rohani yang ditulis oleh Penulis dan telah diterbitkan oleh Penerbit Andi Offset Yogyakarta tahun 2012 yang silam. Penulis hanya berharap akan ada yang membelinya, walaupun hanya satu set saja, karena memang Penulis hanya membawa 1 set, yang terdiri dari Buku A-Z Teka-Teki Alkitab Perjanjian Lama dan Buku A-Z Teka-Teki Alkitab Perjanjian Baru. Tetapi yang terjadi warga binaan tersebut ingin memesan sebanyak teman warga binaan yang beragama Kristen ditempat tersebut yang saat itu jumlahnya ada 15 orang, padahal waktu itu Penulis belum menyebutkan harganya. Setelah Penulis memberitahu bahwa harganya yaitu Rp. 107.000,-/Buku untuk Buku A-Z Teka-Teki Alkitab Perjanjian Lama, dan Rp. 70.500,-/Buku untuk Buku A-Z Teka-Teki Alkitab Perjanjian Baru, dan itu berarti harganya adalah Rp. 177.500,- /Set. Sungguh diluar dugaan, karena dia justru ingin memesan sebanyak 20 set, atau lebih banyak dari sebelumnya, dan bahkan dia membayar lebih dari harga yang sebenarnya, bukankah itu berkat yang luar biasa bagi seorang pelayan sekelas Penulis?
Sepertinya itu baru sebagian kecil dari berkat yang Tuhan janjikan kepada orang yang melayani dan menyenangkan hati Tuhan sebagaimana yang tertulis di dalam Kitab Pengkhotbah 2:26, berikut ini :
“ Allah memberikan hikmat pengetahuan dan kebahagiaan kepada orang yang menyenangkan hati-Nya. Tetapi orang berdosa disuruh-Nya bekerja mencari nafkah dan menimbun hasilnya untuk diserahkan kepada orang yang menyenangkan hati Allah………” (dalam terjemahan, Bahasa Indonesia Masa Kini).
Kalau saja Penulis harus menceritakan semua tentang berkat Tuhan kepada Penulis selama ini, yang terjadi adalah artikel ini akan penuh dengan kata-kata berkat dan bisa dipastikan tidak akan ada orang yang sanggup menghitungnya. Itu adalah kisah nyata tentang perjalanan Penulis dalam pelayanan di ladang misi Tuhan, bisa saja itu terjadi kepada pembaca atau kepada orang lain siapapun dia tak terkecuali jika Tuhan menghendaki-Nya. Tetapi jangan lupa bahwa iman juga turut menentukan, seperti sebuah syair lagu rohani yang berbunyi : “ Ketika ku percaya mujizat itu nyata !”
Do’a dan harapan Penulis, semoga tulisan ini tidak cuma sekedar sebagai teman diwaktu santai dan kesepian, tetapi akan dapat memberikan inspirasi yang lain khususnya bagi pembaca setia artikel ini agar lebih semangat dan termotivasi dalam dunia pelayanan. Penulis juga memberikan kesempatan kepada pembaca untuk bergabung dalam pelayanan di Rutan dan Lapas di kota anda di seluruh pelosok nusantara. Jika ada pembaca yang berminat dan ingin mengetahui lebih banyak tentang pelayanan Penulis bersama timnya, temukan dan hubungi kami melalui berbagai media sosial yang tersedia.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan segala bentuk dukungan yang diberikan oleh pembaca kepada Penulis, jangan lewatkan artikel berikutnya yang siap disajikan oleh Penulis dengan thema “ Pelayanan Tanpa Intimidasi.“ Nantikan kehadirannya di media online kesayangan pembaca, hanya ada di ebahana.com, bukan yang lain. Tetap semangat, Tuhan Yesus memberkati !
Kesaksian IV : Pdt. Timotius Sunyoto, M.Miss