Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Berani, Tangguh & Beriman




eBahana.com – Michael Thimoty Sandi Pratama Fenat, biasanya disapa Michael, adalah seorang frater Serikat Misionaris Xaverian. Ia besar di beberapa tempat karena mengikuti perantauan ayahnya, yakni masa Taman Kanak-Kanak (TK) di Pondok Gede, masa Sekolah Dasar di Jayapura, Papua, masa Sekolah Menengah di Makassar, Sulawesi Selatan, masa Seminari kecil di Magelang, Jawa Tengah dan pendidikan lanjutan hidup membiara di Serikat Misionaris Xaverian yang berlokasi di Jakarta Pusat. Ayah Michael bernama Krisantus Maximus Fenat dan ibunya bernama Wilfrida Widiarti. Michael adalah anak pertama dari dua bersaudara. Nama adiknya adalah Matthew Alexander William Fenat. Michael bersyukur mempunyai keluarga yang harmonis.

Saat ini, Michael sedang menempuh pendidikan perkuliahan semester V di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta. Apabila dihitung dari masa Seminari kecil, ia sudah hidup dalam kemandirian panggilan ini selama 5 tahun. Tetapi, terhitung menjadi frater adalah ketika ia memasuki masa Novisiat. “Saya mengawali masa hidup mandiri ini di Seminari St. Petrus Canisius, Magelang, Jawa Tengah setelah menyelesaikan masa Sekolah Menengah di Makassar. Perjumpaan saya dengan sahabat seperjalanan membantu saya untuk memilih jalan panggilan sebagai seorang imam. Imam seperti apa? Saya tertarik dengan imam misionaris yang memiliki tugas untuk mewartakan Kristus ke segala bangsa,” ungkap pria kelahiran Jakarta, 21 Juni 1997 ini.

Ketertarikannya itu semakin berkobar ketika membaca biografi dari pendiri Serikat Misionaris Xaverian, yakni St. Guido Maria Conforti. Kisah panggilan dan karya kerasulan yang dijalankan oleh St. Guido mendorongnya untuk terlibat dalam rencana misinya. Akhirnya, Michael memilih untuk menjadi seorang misionaris, tepatnya Misionaris Xaverian.

Michael telah resmi menjadi bagian dalam keluarga Misionaris Xaverian tertanggal 31 Juli 2018 dengan mengikarkan kaul-kaul religius. Semasa ia menjadi seorang frater Xaverian, ia merasa beruntung karena diberkati dan dicintai oleh Tuhan melalui berbagai macam tantangannya. Pengalaman dicintai oleh Tuhan ini ia rasakan saat kedua orangtuanya mau menerima dengan rela keputusannya untuk menjadi seorang misionaris. Hati mereka yang sebelumnya tidak menerima keputusan itu, akhirnya diubah oleh rahmat Tuhan. Kemudian, Michael merasa diterima dalam keluarga Misionaris Xaverian dengan segala kelemahan dan kelebihan yang ia miliki. Keterbukaan hati dan sikap docibilitas (taat untuk dibentuk) menjadi satu cara yang membantunya untuk semakin setia pada panggilan suci ini. Apabila direnungkan mengenai duka dalam panggilan ini, ia merefleksikannya sebagai sebuah tantangan untuk menerima kenyataan tidak menikah, meninggalkan orangtua, sanak saudara, kebudayaan sendiri dan tugas-tugas kerasulan yang sulit. Perasaan sedih, kecewa atau bahkan kekeringan batin (desolasi) terkadang muncul ketika mengalami hal-hal yang sulit. Sebagai manusia beriman, Michael percaya bahwa pilihan untuk menjadi imam misionaris ini adalah pilihan yang penuh risiko sekaligus berlimpah berkat. Berbagai macam tantangan dan kesulitan menjadi pemantik untuk maju dalam karya panggilan ini. “Ia yang setia memanggil manusia, Ia pula yang akan menyelesaikannya,” begitulah kutipan dari doa dalam Sakramen Imamat.

Semua pengalaman yang telah dimiliki oleh Michael begitu berlimpah, namun beberapa yang sudah dibagikan di atas adalah bagian-bagian penting dalam perjalanan panggilannya. Dengan itu, Michael mengundang, dengan rendah hati, para pemuda-pemuda yang berani untuk mengambil bagian dalam rencana besar Tuhan untuk mewartakan Kristus kepada banyak orang melalui panggilan imamat ini. Jangan takut untuk memilih jalan ini, sebab risiko-risiko yang membuat kita ragu-ragu atau takut tidak akan membunuh kalian, melainkan akan membentuk kalian menjadi murid Yesus yang tangguh dan beriman. Bagi teman-teman yang merasa sudah mantap dengan jalan panggilannya masing-masing, jangan jemu-jemunya untuk memancarkan wajah Yesus yang baik dan murah hati. Wartakanlah itu dalam setiap pekerjaan dan karya-karya kalian. Jangan takut, Tuhan tetap setia untuk hidup Anda! Susan S 



Leave a Reply