Di Sumba Tidak perlu ada Aksi terhadap Ustad Abdul Somad
eBahana.com – Sumba adalah satu-satunya pulau di Indonesia (sejauh pengetahuan saya) sebagai pulau yang sudah bertahun-tahun menyelenggarakan kegiatan antar umat dan selalu berlangsung rukun dan damai. Masing-masing agama di Sumba hidup berdampingan tanpa saling mengganggu antara satu dengan yang lain, selayaknya tiap-tiap agama dan kepercayaan di sumba adalah elemen dari segelas kopi dan gelasnya adalah Sumba yang mewadahi setiap agama seutuhnya.
Ada rasa damai dan solidaritas antar umat yang tidak bisa dihargai dengan apapun karena itu mengenai video Ustad Abdul Somad yang menjadi viral belakangan ini, saya pikir ini adalah salah satu pelajaran bagi kita semua untuk terus berhati-hati dalam membuat pernyataan dan perkataan yang bisa menciderai rasa nasionalisme.
Sebagai orang Kristen, saya secara pribadi saat pertama menonton video yang viral itu sangat terkoyak dan merasa bahwa ini adalah bentuk penghinaan terhadap hal yang saya imani. Saya marah dan saya menggerutu, ingin sekali rasanya menemui sang ustad dan memakinya sepuas hati saya, tetapi apakah saya telah melakukan kebenaran ketika saya melakukan hal itu? Tentu saja tidak.
Video Abdul Somad, maaf saya tidak ingin menyematkan kata ustad di depan nama ini, karena ustad adalah bentuk universal untuk ahli agama di agama saudara saya yang beragama Islam. Abdul Somad adalah oknum yang melakukan ceramah mengenai hukum melihat salib, secara pribadi saya sebagai orang kristen, merefleksikan diri terhadap diri saya apakah saya layak sebagai orang kristen untuk mengomentari video itu lebih jauh, apakah saya sudah selesai dengan masalah keimanan saya? Tentu kejadian ini membuat saya semakin belajar dan sadar bahwa saya belum mampu mempertanggungjawabkan kekristenan saya di hadapan Yesus Kristus secara utuh, maka saya sadar saya tidak layak untuk memberikan pembelaan terhadap Tuhan saya yang maha kuasa.
Akhirnya pula saya belajar bahwa Tuhan saya adalah Tuhan yang Maha Besar dan Maha Kuasa yang tidak perlu dibela oleh manusia seberdosa saya. Mengenai penghinaan dalam konteks video Abdul Somad, bukankah sebagai orang Kristen kita mengimani bahwa salib adalah simbol pengampunan dan kasih? Maka akhirnya, saya hanya ingin mengatakan sebagai pemuda Kristen, bagi saya, Kristus telah mati di atas Kayu Salib untuk menebus Dosa seluruh Umat Manusia adalah Mutlak!. Sebagai orang Kristen melalui tulisan ini saya juga melakukan pengakuan bahwa dengan hati saya percaya dan mulut saya berkata bahwa Yesus Kristus telah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa saya.
Abdul Somad, Tuhan kami mengasihimu. Aku mengasihimu, semoga dengan rahmat Tuhan, engkau diberikan rahmat dan dipermudahkan dalam segala perkara oleh Kristus Yesus, dalam nama Yesus, Amin.
Dan untuk saudara-saudara seiman saya di Sumba kita jangan memperkeruh keadaan ini dengan melakukan aksi yang bisa menodai keberagaman kita di pulau Sumba ini karena dari latar belakang kekeluargaan kita semua berkeluarga dan bersaudara sehingga ada baiknya kita memilih untuk mengampuni dan mendoakan, Tuhan Kita adalah Tuhan yang Dasyat yang mampu menyelesaikan Perkara ini, kita sebagai hambanya cukup melakukan segala perintahnya yang tertera dalam kitab Suci, Kasihilah sesamamu Manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri, hukum kasih ini adalah Hukum yang pertama dan terutama. Jika ada yang membencimu Ampuni dan katakan Aku mengasihimu!
Sepritus Tangaru Mahamu