Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Yesus Korban Terbesar Kematian yang Terkutuk




eBahana.com – Sejak adam dan hawa jatuh ke dalam dosa. Allah telah mengutuk semua yang ada di dunia (dunia dan isinya). Hal ini sangat jelas dapat kita lihat dalam Kejadian 3:14, “lalu berfirmanlah TUHAN ALLAH kepada ular itu: karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau diantara segala ternak dan diantara segala binatang hutan: dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu”. Dan kutuk kepada manusia dalam Kejadian 3:17-19, Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu. Melihat pembacaan Firman Tuhan ini, kita dapat menyimpulkan betapa ngerinya hidup ini.

Dunia yang kita diami ini adalah dunia yang telah dikutuk. Akibat pelanggaran adam dan hawa itu manusia kehilangan kemuliaan Allah, manusia tidak lagi segambar dengan Allah. Dosa berakibat maut, oleh karena satu orang berdosa semua orang menjadi berdosa dan akibat dosa itu adalah maut. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, manusia ditelanjangi dari kemuliaan yang membungkusnya mata mereka terbuka dan mereka tahu bahwa mereka telanjang ( Kej. 3:7 ). Usaha manusia dengan menyemat daun pohon ara untuk membuat cawat adalah bentuk usaha manusia yang sia-sia untuk mengembalikan kemuliaan Allah itu. Oleh sebab itu maka Tuhan berinisiatif menyelamatkan manusia dengan memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya Kej. 3:9 “dimanakah engkau”. Tidak ada usaha manusia manapun untuk dapat menutupi dosanya, sekalipun melalui amal, ibadah, atau zakat. Tuntutan dosa harus dibayar melalui kematian (maut), dan Tuhan berinisiatif melalui anugerah-Nya, seperti Firman Tuhan berkata dalam Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Maka wujud dari inisiatif Allah itu dinyatakan melalui Yesus. Yesus sebagai anak-Nya yang Tunggal diserahkan ke dalam maut sebagai ganjaran dosa. Sekali lagi tuntutan dosa harus dibayar, maka Yesus harus dikorbankan melalui kematian yang terkutuk yaitu salib.

Banyak nats dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru yang menubuatkan kematian Yesus, diantaranya dalam PL, Mazmur 22;Yes 53 dan di dalam PB Mat. 27;Mark. 15;Luk. 9:22 dan Yoh. 19:16-42. Dalam Perjanjian Lama diajarkan dosa harus dibayar dengan darah (korban) karena di dalam darah ada nyawa (Im. 1:3; 16:20-22;17:11). Dikarenakan nyawa ada di dalam darah, maka darah yang tertumpah, sebagai lambing tuntutan atas nyawa orang yang berdosa ada pada nyawa si korban (korban berupa binatang ). Korban yang dibawa itu merupakan lambang awal dari satu korban besar, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Cara kematian Yesus adalah cara yang sangat tragis yaitu di salibkan. Menurut hukum yahudi, kematian dengan cara disalib adalah kematian yang terkutuk ( Ul. 21:23; Gal. 3:13). Salib dalam Bahasa yunani disebut “stauros” yang artinya “kayu sulaan” atau “balok yang didirikan tegak” alat untuk menghukum mati seseorang.

Penyaliban dipraktikkan secara luas oleh bangsa Romawi. Sebelum proses penyaliban terdakwa akan masuk dalam proses pengadilan, setelah ia dinyatakan bersalah maka ia dibantai dengan cambuk bertali-tali kulit, pada ujung tali-tali itu ada bulatan besi atau timah bergerigi atau juga tulang domba yang ditajamkan. Cambuk yang pakai besi atau tulang yang tajam inilah yang digunakan untuk mencambuk Yesus. Bantaian ini mempercepat proses kematian, dan hal inilah yang dialami oleh Yesus. Vonis mati dengan cara disalib mengharuskan si korban memikul balok salibnya menuju tempat penyiksaan biasanya di luar kota, dipertontonkan dan dipermalukan (Yoh. 20:25). Kemudian balok salib diangkat dan disatukan dengan tonggak yang tegak. Dan untuk mempercepat kematian korban maka petugas akan mematahkan kaki si korban (terhukum). Dan itu dialami oleh Yesus, untuk memastikan kematiannya, tentara Roma menikamkan tombak pada lambung-Nya, dan sebelum Sabat tiba mayat Yesus diturunkan untuk dikuburkan (Yoh. 19:31).

Melihat kematian Yesus tentulah iblis senang dan orang-orang yang dipakai iblis pun tentu merasa senang dan menang karena telah berhasil membunuh Yesus dengan cara yang tidak terhormat. Salib memang kematian yang terkutuk, tetapi iblis tertipu, sebab salib sekaligus merupakan Kemenangan atas dosa. Di atas saliblah dosa dikalahkan, dan di atas saliblah terdapat berkat itu. Salib adalah Pendamaian (2 Kor. 5:19). Karena darah-Nya tertumpah di kayu salib, maka Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya (Kol. 1:20). Salib merupakan lambang kesatuan orang percaya dengan Kristus di dalam kematian-Nya. Kematian-Nya adalah sebagai pengganti kita di kayu salib, kita mati di dalam Dia (bdg, 2 Kor. 5:14). Manusia lama kita disalibkan bersama Dia, dan Roh-Nya yang diam di dalam kita memampukan kita berjalan di dalam hidup baru, yaitu hidup di dalam Dia dan untuk Dia (Rom. 6:4’ Gal. 2:20).

Pada salib yang di anggap terkutuk itulah terdapat berkat keselamatan. Ada 7 perkataan salib yang di dalamnya mengandung berkat, salah satunya adalah perkataan: “ Bapa ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.“ Itulah sebabnya kita mendapat berkat pengampunan. Ketujuh perkataan Yesus di atas kayu salib mengandung pengertian: pengampunan, penggenapan rencana keselamatan Allah atas manusia, karya Sang Anak serta Sorga. Itulah berkat yang besar bagi kita. Bagi orang yang binasa memang karya salib adalah kutuk, tetapi bagi orang percaya adalah berkat. Seperti Firman Tuhan katakan 1 Kor. 1:18 “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah”. Keselamatan adalah proses yang ajaib, dan pada saliblah keajaiban itu dinyatakan. Kesaksian akan salib inilah yang membuat para rasul, salah satunya Rasul Paulus dan murid lainnya rela menghadapi maut demi Injil.

Ketaatan Yesus sampai mati di kayu salib menggambarkan Cinta-Nya yang begitu indah. Ia menyerahkan diri-Nya sendiri kepada kehendak Bapa-Nya  dan membiarkan diri-Nya ditempatkan di atas mezbah tanpa suatu perlawanan. Demikianlah yang diperbuat Anak Allah di kalvari, Dia menjadi Korban terbesar dan termulia untuk dunia ini. Dia menunjukkan Kasih-Nya yang tidak terbatas bagi umat manusia dengan mencurahkan darah-Nya di atas kayu salib. Yesus Sang Penebus telah datang sesuai kata Alkitab, hidup sesuai dengan Alkitab, dan mati di kayu salib sesuai dengan Alkitab. Lebih dahsyat lagi, Dia bangkit kembali setelah mengalahkan maut sesuai dengan Alkitab. Dia tinggal di bumi selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya dan naik ke sorga sesuai dengan Alkitab. Pada akhirnya Kedatangan Yesus ke dua kali juga akan digenapi sesuai dengan Firman yang tertulis di Alkitab.

Oleh Pdt. Wijaya Naibaho.



Leave a Reply