Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

KRK 2018, Bangkitkan Generasi Heroes di Yogyakarta




Yogyakarta, eBahana

Banyaknya anak muda Katolik yang belum terjangkau untuk aktif dalam kegiatan kerohanian membuat 4 komunitas anak muda Katolik seperti Catholic Youth Fellowship (usia SMP SMA), Badan Pelayan Mahasiswa Pembaruan Karismatik Katolik (BPMPKK Missio Dei) (usia mahasiswa), PD Vinea Dei (pekerja dewasa muda), dan Persekutuan Doa Karismatik Katolik (PDKK) Rhema (pekerja muda) menyelenggarakan Kebangunan Rohani Katolik (KRK) 2018 (17/11/18) di Restaurant Pasific Yogyakarta.Dengan mengambil tema besar dari Keuskupan Agung Semarang yaitu “Mencari dan Menyelamatkan”, juga mengcombine dengan bulan pahlawan (November), KRK 2018 ini pun mengangkat tema Heroes, dengan pembicara Romo Adrian Adiredjo, OP.

Lebih dari 600 anak muda yang hadir, tidak hanya dari paroki Yogya, ada yang datang dari Temanggung, Magelang, Purwokerto, dan Solo. Mereka memadati Restaurant Pasific malam itu, larut dalam pujian dan penyembahan bersama Favor Worship (Palembang).

KRK merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap 2 tahun sekali. “KRK 2018 ini seharusnya diadakan 2017 lalu namun karena Yogyakarta menjadi tuan rumah Asian Youth Day 2017, KRK mundur di 2018,” jelas Arianto Wibowo, selaku wakil ketua panitia KRK 2018.Kepada eBahana, Arianto menegaskan bahwa Heroes, berkaitan dengan November, hari pahlawan, ia dan panitia ingin menjangkau anak muda yang belum terjangkau oleh gereja dan paroki, anak-anak muda yang kurang aktif di gerejanya, secara khusus anak muda yang ada di Yogyakarta. “Kami ingin melibatkan mereka lebih lagi, agar mengenal Tuhan Yesus sebagai pahlawan mereka. Mereka juga bisa menjadi pahlawan-pahlawan kecil di kehidupan, di keluarga, di tempat kerja mereka, karena pahlawan tidak melulu soal pahlawan negara, tapi dalam kehidupan kita, kita juga bisa menjadi sosok pahlawan,” harap Arianto.Salah satu judul lagu pujian yang dinyanyikan di ibadah KRK adalah “Ku Di B’ri Kuasa.” Menurut Johan, untuk menjadi heroes itu kita harus jadi berkat untuk orang lain, bukan dengan kekuatan sendiri tetapi butuh kuasa Tuhan. “Untuk bisa jadi heroes kita perlu beri hidup kita buat Tuhan, karena Tuhan yang akan membuat kita menjadi pahlawan buat orang lain. Maka ada satu original song dari Favor Worship yang berjudul “Kau Miliki Hatiku”, yang dibawakan di KRK juga, bahkan albumnya sudah release, dan sudah ada Spotify, Youtube, iTunes,” ungkap worship leader Favor Worship ini.Lebih lanjut, Johan menyampaikan bahwa Favor Worship merasa terpanggil dengan setiap talenta yang Tuhan berikan kepada mereka, terutama dalam musik. Mereka mencoba menyampaikan, untuk jadi pahlawan itu dalam musik yang kita akan bawakan, karena anak muda salah satu yang menarik buat mereka yaitu dengan pujian dengan musik.

Johan mewakili Favor Worship berharap setiap yang hadir dapat menjadi heroes bagi orang lain. “Tindakan lebih bicara banyak daripada berkhotbah, untuk bisa menjadi heroes buat orang lain dapat dimulai dengan melakukan hal yang sederhana. Bagaimana hidup kita bisa jadi berkat buat mereka, misalnya mereka lagi dalam kesulitan, mungkin kita nggak bisa maksimal membantu dari sisi materi, tetapi jika kita bisa mendampingi mereka, ndengerin mereka curhat, saya pikir itu sudah jadi heroes bagi mereka, sederhana banget, jadi pendengar mereka, kalau kita bisa doain, mungkin tidak butuh doa yang bagus banget, tapi doa yang sederhana yang lahir dari hati, itu bisa blessing buat mereka,” terang Johan.Meskipun sebelum acara ada kendala dana yang dihadapi oleh panitia, namun dengan pertolongan Tuhan dan dengan kerja keras panitia akhirnya semua dapat tercukupi. “Kita banting tulang, cari sponsor, nabung, jualan, secara ajaib, puji Tuhan, 3 minggu sebelum acara ini semua dana sudah tercukupi,” tutur Arianto.

Arianto turut berharap semua anak muda yang mengikuti KRK ini dapat menjadi heroes di hidup mereka. “Mulai dari hal-hal kecil, Yogya itu kota pelajar, banyak anak muda pendatang. Kadang mereka butuh sapaan, butuh teman di kota yang asing buat mereka. Saya sharing sedikit, di PD Rhema kami pun banyak pendatang, orang-orang yang bekerja di Yogya. Awal mula kita saling asing, tapi kenapa saya bisa kemudian pelayanan lama dan enjoy di PD Rhema sampai saat ini, itu karena saya merasa disapa, merasa itu sebagai rumah saya dan saya ingin bawa itu ke teman-teman. Mungkin bagi yang masih merasa asing di Yogya, saya ingin segera menyapa mereka, menanyakan kabar, itu sepele buat saya tapi sapaan itu begitu berharga buat mereka, memanusiakan, merasa diperhatikan, dari hal-hal kecil saja kita bisa menjadi heroes buat mereka.” tegasnya. Yas

 



One Comment

Leave a Reply