Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Letnan Jenderal TNI (Purn) Syaiful Sulun: Untuk Memajukan Negeri Harus Bersatu Berlandaskan Pancasila




eBahana.com – Jakarta, Bidang Penelitian dan Pengembangan, Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia menggagas acara Reboan 60’ Bersama Pewarna Indonesia. Dalam acara ini menghadirkan tokoh untuk diwawancarai. Pada Rabu (04/08/2021) mengangkat tema “Masa Lalu Dalam Dinamika Perjuangan”.

Khususnya menyongsong perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-76 tahun menghadirkan narasumber dari Legiun Veteran Republik Indonesia, yaitu Mayjen. TNI (Purn) Bantu Hardjijo, sebagai Wakil Ketua Umum DPP LVRI, Pdt. Brigjen (Purn) Harsanto Adi, Ketua Umum API. Saat wawancara berlangsung hadir juga Letnan Jenderal TNI (Purn) Syaiful Sulun, Ketua Umum LVRI. Acara ini dipandu oleh Ketua Litbang Pengurus Pusat Pewarna Indonesia, Ashiong P. Munthe.

Bantu Hardjijo menjelaskan bahwa organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) berperan untuk melestarikan jiwa semangat dan nilai juangan 45. “Tugasnya kita, yaitu melanjutkan jiwa semangat dan kejuangan kepada generasi muda, supaya mereka bisa mempertahankan dan mengisi usaha yang telah dilaksanakan oleh senior-senior untuk memerdekakan negara ini”.

Bantu sedikit berkisah tentang pengalaman saat berjuang yang pernah dialami, yaitu pada masa Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada tahun 1964 sampai 1966. Ia ditugaskan sebagai pasukan bersama 7 orang lainnya untuk masuk ke Malaysia.

“Pada waktu itu, tujuan kami supaya tentara mereka tidak terkonsentrasi ke wilayah Singapura dan Johor saja, tapi harus dipecah agar masuk ke sebelah utara” jelasnya. Lanjut Bantu bahwa “Pada waktu itu terjadi clash, dimana 4 anggota saya ketinggalan di sana dan 1 orang langsung meninggal. Namun, alhamdulillah saya bisa kembali”, kisahnya. Pengalaman lain yang paling berkesan bagi Bantu adalah ketika bertugas di Irian, ada waktu yang dialaminya dalam 3 hari tidak makan saat mengejar Lodewijk Mandatjan.

Saat Bantu berada di Ambon ada kisah menarik yang dialaminya. “Waktu itu pertama kali saya ke Ambon dan kita tahu bahwa Ambon daerahnya dibagi menjadi dua, yakni daerah Islam dan Kristen”, ungkapnya. Pada saat itu, Bantu Hardjijo mendapat perintah untuk mempertemukan dua kubu, yaitu mengumpulkan 100 orang Islam dan 100 orang Kristen untuk mengupayakan perdamaian. “Pengalaman ini bisa digunakan untuk menupayakan perdamaikan dan menyelesaikan konflik yang terjadi”, pesan Bantu.

Akar dari peperangan terjadi menurut Harsanto adanya perbedaan pendapat dan ketidak puasan dengan pemerintah pusat. “Saya lihat dalam konteks dalam negeri saja. Kita bisa melihat adanya perbedaan pendapat atau ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat, sehingga terjadi pemberontakan”. Harsanto melanjutkan, “kalau peperangan antar negara, saya pikir itu terjadi karena masalah-masalah perbatasan dan permasalahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya konflik”, terang Ketua Umum API ini.

Pemberontakan yang terjadi pasca kemerdekaan Indonesia, seperti Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII), demikian juga DI/TII pimpinan Kahar Muzakkar serta munculnya pemberontakan Permesta di Indonesia Timur, menurut Bantu adalah upaya Belanda untuk memecah belah Indonesia.

“Hal tersebut terjadi, karena Belanda selalu memanfaatkan situasi dan berusaha untuk memecah belahkan kita. Politik pecah belah, politik adu domba, atau divide et impera. Tentara kita dipaksa harus keluar dari wilayah yang dikuasai Belanda, sehingga terjadinya kekosongan dan pada kondisi itulah dimanfaatkan Kartosoewirjo untuk memproklamirkan Negara Islam Indonesia”, jelasnya.

LVRI, jelas Bantu Hardjijo, sangat mendukung upaya pemerintah menangani permasalahan Covid-19 saat ini. “Marilah kita bersatu mengatasi pandemi ini. Ini seruan dan sikap kita, untuk bergotong royong membantu rakyat kecil sesuai dengan kemampuan kita masing-masing”, pesanya.

Harsanto Adi juga berharap agar dikemudian hari selagi masih hidup para pelaku sejara ada film-film pendek tentang perjuangan yang dapat membangkitkan semangat anak muda.

Ketua Umum LVRI, Letnan Jenderal TNI (Purn) Syaiful Sulun, menyampaikan pesan penutupnya agara bangsa ini bersatu dengan landasan ideologi Pancasila. “Awal berdirinya negeri ini, kita tidak henti-hentinya bertika hingga sekarang. Apa lagi pertikaian yang bermuara pada masalah ideologi. Padahal, kita memerlukan persatuan di tengah-tengah keinginan yang bermacam-macam ideologi”. Lanjutnya, “Bahwa untuk memajukan negeri ini, kuncinya yaitu bersatu. Alat untuk mempersatu yaitu Pancasila. Kita harus kembali pada amahan pendiri bangsa yaitu, negara yang kita bangun ini atas dasar Pancasila”. Lebih lanjut ditegaskan, “Negeri ini tidaka akan pernah maju jikalau kita terus bertengkar”, pesanya. APM



Leave a Reply