

Secara etimologis, kata “Natal” (Portugis), dari kata “natalis (Lat), dari kata “natus” dari kata “nasci” (dilahirkan). Kata “Christmas” dari kata “Christ Maesse“ (massa Kristus; Inggris Kuno), menjadi Christmass (S dobel). Pada 1843, ketika mendesain kartu Natal, William Eagley, pertama kali, menggunakan kata “Christmas” (s tunggal). Sejak itu, Christmas dipahami kelahiran Kristus. Namun, peristiwa ini sering diperdebatkan, bahkan isu yang diperdebatkan hanya itu-itu saja.
Kelahiran Dewa Matahari. Dalam artikel bejudul “Christmas” dari New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, karena pengaruh Manichaeisme, Yesus (Son of God) diidentikkan dengan Dewa Matahari (Sun God). Pada abad ke-4 M, karena pengaruh isme itu, perayaan kelahiran Dewa Matahari pada 25 Desember dijadikan hari kelahiran Yesus. Kemudian, ada perayaan Saturnalia (17-24 Desember), Brumalia (25 Desember), perayaan menjelang akhir tahun, dan menyambut tahun baru. Semua perayaan ini dilestarikan orang Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya.
Jika hal ini terjadi, pertama, menjelang abad ke-1—4 M, Barat dikuasai imperium Romawi yang pagan, kedua, pada abad ke-1—4 M orang Kristen tidak pernah merayakan Natal, ketiga, sejak agama Kristen masih sedikit pengikutnya sampai berkembang, para pemeluknya dikejar dan disiksa penguasa Romawi. Setelah Konstantin menjadi kaisar, kemudian beragama Kristen pada abad ke-4 M, ia menempatkan agama Kristen sejajar dengan agama pagan di Roma. Kemudian, banyak orang beragama Kristen. terbiasa merayakan hari kelahiran dewa-dewa mereka pada 25 Desember, kebiasaan tersebut sulit hilang,
Kelahiran Kristus. Jika merujuk pada ensiklopedia tersebut, diketahui 25 Desember adalah hari kelahiran Dewa Matahari dan perayaan Natal diadopsi dari kebiasaan paganisme Roma. Namun, kelahiran seseorang dengan orang lain bisa saja jatuh pada tanggal dan bulan yang sama. Pertama, Gabriel mendatangi Maria pada bulan ke-6 (Luk. 1:26) tepatnya 25 Adar (Maret). Tanggal ini adalah sembilan bulan sebelum kelahiran-Nya pada 25 Tebeth (Desember). Dalam kalender Ibrani, ada kalender keagamaan (dimulai bulan Nisan/April) dan kalender sipil (dimulai bulan Tisyri/Oktober). Bulan ke-6 dalam Kalender Sipil adalah Adar (Maret). Kedua, 26 Desember 37 Stefanus menjadi martir (Kis. 6-7). “Kemarin Kristus lahir di dunia. Saat ini Stefanus “lahir” di surga”. 26 Desember, sebaiknya, dijadikan HARI MARTIR. Ketiga, 27 Desember 99, Yohanes meninggal karena tua. Kematiannya didekatkan dengan kelahiran-Nya karena pernyataan “firman itu telah menjadi manusia” (Yoh 1:14). Keempat, 28 Desember, Herodes membantai bayi-bayi Betlehem (Mat. 2:16). Mereka adalah “kuntum bunga” yang terkoyak karena cemburu. Kelima, 1 Januari (Oktav Natal) adalah delapan hari setelah Yesus lahir. Saat itu, Yesus dinamai (Kej. 21:3-4) dan disunat (Luk. 2:21). Jadi, Yesus dilahirkan pada 25 Desember.
Ketika para gembala menerima berita Natal dari malaikat, saat itu malamnya cerah berbintang (Luk. 2:8-18) sehingga mustahil Yesus dilahirkan pada Desember. Paling lambat 15 Oktober ternak mereka dikandangkan untuk menghindari musim hujan dan dingin. Dengan kata lain, Dia dilahirkan pada awal musim gugur, kira-kira, September atau 6 bulan setelah Paskah. Dasar mereka adalah asumsi pada datangnya musim.
Menurut catatan non-alkitabiah, pertama. Targum Yonathan, Migdal Eder (Menara Kawanan Domba; Kej. 35:21) adalah tempat Mesias dinyatakan saat Natal (Luk. 2:1-20). Domba-domba digembalakan di Migdal Eder. Kedua, Misnah, Shekinah 7,4, domba tersebut merupakan domba kurban Bait Allah, yang dijaga gembala-gembala khusus yang diikat peraturan rabbi Yahudi. Domba-domba digembalakan saat musim panas dan hujan. Ketiga, Talmud, tractate: Bezah 40a, ada 2 jenis binatang yang digembalakan 1) ternak piaraan khusus yang dikeluarkan mulai pagi hari untuk merumput di padang yang terletak di batas kota dan kembali ke kota pada malam hari, 2) ternak yang digembalakan di padang ada a) ternak, yang digembalakan di padang saat Paskah, merumput di padang saat siang dan malam dan dimasukkan lagi ke kandang saat hujan pertama dan b) ternak yang keluar merumput di padang dan tidak dimasukkan lagi saat musim panas dan musim dingin. Keempat, Talmud, tractate Bezah 40a, Tzepta Bezah 4:6a domba-domba digembalakan pada dua musim karena Bait Allah di Yerusalem harus mempunyai persediaan domba kurban dalam setiap upacara Yahudi, yang terhitung pada lingkaran tahun liturgis Kelima, Talmud, Ta’anith 6b tertulis “Tahun yang baik dalam bulan Tebeth (Desember-Januari) tidak terjadi hujan” ketika Yesus dilahirkan. Tampaknya salah musim tengah terjadi karena saat Desember biasanya hujan. Jadi Yesus dilahirkan pada bulan Desember.
Catatan-catatan Alkitabiah, Setelah mengetahui dua hal tersebut, sekarang kita akan memahami kelahiran Kristus. Namun, sebelumnya, ada hal yang harus dipaparkan untuk pemahaman. Menurut Alkitab, tak ada ayat, yang menyebutkan nenek moyang orang Israel, merayakan ulang tahun hanya disebut usia, yang dicapai “Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati” (Kej. 5:5) tetapi tidak disebutkan ulang tahun mereka. Menurut Salomo, “Lebih baik menghadiri upacara pemakaman daripada menghadiri pesta, karena setiap orang pasti akan mati dan ada baiknya jika orang memikirkan hal itu sementara ia hidup” (FAYH). “Orang bodoh terus mengejar kesenangan; orang arif selalu memikirkan kematian (BIS). (Pkh. 7:2,4). Menurut orang Yahudi, perayaan ulang tahun tidak lazim dan dianggap pesta pora
Alkitab mencatat Firaun (Kej. 40:20-22) dan Herodes (Mrk. 6:21-25) merayakan ulang tahun. Menurut Misnah, perayaan ulang tahun berasal dari agama Babel, terutama para pemimpin dan raja. Setiap raja berulang tahun, pasti ada yang mati. Sejajar dengan Misnah, saat Firaun berulang tahun, juru roti digantung. Saat Herodes berulang tahun, Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya.
Refleksi. Kemudian, dari catatan-catatan alkitabiah tersebut, akhirnya kita bisa memaha-mi catatan-catatan non-alkitabiah di atas bahwa saat salah musim tepatnya pada bulan Desember, di Migdal Eder, berita Natal disampaikan para malaikat kepada para gembala, khusus domba kurban dan domba-domba khusus yang digembalakan pada baik musim panas maupun musim dingin supaya Bait Allah di Yerusalem mempunyai persediaan domba kurban dalam setiap upacara Yahudi, Dengan ini, berita Natal dari malaikat merupakan gambaran Yesus, Anak Domba Allah, yang dikurbankan melalui penyaliban untuk menebus dosa manusia. Jadi saat Dia lahir, eksistensi-Nya bukan untuk diri-Nya semata melainkan untuk eksistensi orang berdosa, yang mau percaya kepada-Nya dan mau ditebus oleh-Nya.
Lalu apa yang bisa kita lakukan setelah Yesus menebus? Menurut catatan peristiwa 26 Desember Stefanus menjadi martir, 27 Desember Yohanes meninggal karena tua., 28 Desember Herodes membantai bayi-bayi Betlehem, ternyata setelah kelahiran Kristus pada 25 Desember, ada rangkaian hari sebanyak tiga hari yang terkait kematian. Itu artinya apa bagi kita?! Seperti Amsal Salomo di atas, pasca kelahiran, yaitu kehidupan, kita harus menjadi orang arif saat menjalani kehidupan supaya pasca kematian kita bahagia kekal.
Secara teologis, peristiwa dan perayaaan kelahiran tidak diperhatikan tetapi bukan berarti tidak bisa dilacak. Dengan demikian Alkitab tidak mencatat tanggal dan kelahiran Kristus. Sebaliknya, tentang Paskah, orang Yahudi merayakannya, bahkan ada ayat yang menunjukkan perayaan Paskah. “Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN” (Im. 23:5). Tanggal dan bulan disebutkan. Perayaan ini sejalan dengan ayat-ayat kematian yang tersebut di atas.
Kemudian, tidak bisa dipungkiri bahwa, secara historis, sejak Konstantine beragama Kristen, kelahiran-Nya dirayakan sebagai kelanjutan perayaan paganisme, yang mustahil bisa diubah dengan sekejab karena sudah berabad-abad. Nah….inilah yang menjadi sumber masalah. Namun dengan ini, duduk masalahnya sudah bisa diketahui. (ryp)