Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Roti Sumber Kehidupan Kekal (1)




eBahana.com – Bangsa Israel dari masa ke masa, menaruh hormat setinggi-tingginya kepada Musa. Menurut pikiran duniawi (akal sehat manusia) hal itu cukup masuk akal. Sebab Musa semasa hidupnya sangat banyak jasanya bagi bangsa Israel, salah satunya membawa umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir menuju tanah Kanaan. Dalam perjalanan dari Mesir menuju tanah Kanaan itu banyak sekali dinamika dan romantika. Salah satunya adalah peristiwa di bawah ini:

Nenek moyang kami telah memakan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: “Mereka diberinya roti dari Surga.”

Selama perjalanan dari Mesir ke tanah perjanjian di Kanaan, Allah menjamin kehidupan mereka. Salah satunya adalah masalah pangan. Sebab pangan adalah kebutuhan pokok yang mau tidak mau dan bisa tidak bisa harus terpenuhi. Allah sangat memahami itu. Oleh karena itu dari surga Allah memberikan manna sebagai makanan mereka. Dan kemungkinan peristiwa yang dialami nenek moyang mereka selalu diceritakan secara turun-temurun kepada setiap generasi hingga saat ini. Tetapi yang sering dilupakan oleh bangsa Israel itu adalah mereka seringkali gagal paham dan melupakan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah. Di samping itu mereka adalah bangsa yang mempunyai egoisme tinggi. Inilah alasan Yesus terus-menerus memberi tahu. Sebab mereka belum tahu dan Yesus mencoba menyadarkan. Mereka belum sadar bahwa tanpa peran serta Allah mereka tidak bisa apa-apa. Oleh karena itu, Dia melalui penyataan di bawah ini ingin meluruskan hal yang sebenarnya. Ada pun penyataan-Nya sebagai berikut:

 Yesus berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.”

Penyataan Yesus yang mengatakan: Sesungguhnya  bukan Musa yang  memberikan kamu roti dari sorga melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari Surga.”  Apa tujuan dari Dia membuat pernyataan yang demikian? Apakah cerita dan pengajaran yang dikembangkan dari generasi ke generasi itu salah? Pengajaran dan ceritanya memang tidak salah tetapi mereka lebih menonjolkan Musa sebagai aktor utama. Seharusnya dalam pengajaran dan cerita itu yang dijadikan aktor utama seharusnya Tuhan Allah.

Hal itu yang ingin diluruskan Yesus kepada mereka yang mengikuti Dia. Yesus menganggap bahwa mereka sudah tersesat dalam berpikir, tersesat di dalam berucap dan tersesat di dalam bertindak. Di dalam mengembangkan cerita khususnya tentang roti manna di padang gurun, mereka tidak pernah menceritakan bahwa roti manna itu berasal dari Allah (Bapa). Musa hanya bertugas membagikan saja kepada umat Israel tetapi oleh mereka yang mengikuti Dia, seolah-olah roti itu berasal dari Musa. Tanpa Allah memanggilnya menjadi pemimpin bangsa Israel, Musa bukan siapa-siapa.

Bukan menjadi rahasia umum, cerita ketika Musa dipanggil Allah sempat menolak karena ia tidak pandai berbicara. Tetapi kuasa Dia yang memberi kemampuan padanya sehingga ia menjadi pemimpin hebat. Bahkan lebih tegas lagi di dalam Dia meluruskan bahwa roti itu berasal dari Allah, seperti yang diketengahkan Dia di bawah ini:

Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.

Yesus di sini benar-benar menunjukan jati diri dan eksistensi-Nya sebagai Allah. Apabila bangsa Israel hidup sesuai dengan arahan firman-Nya, mereka bukan hanya menerima manna sorgawi di padang gurun saja tetapi manna sorgawi itu akan mereka terima dari kekal sampai kekal. Yesus adalah roti manna yang kekal yang akan memberikan hidup dan menghidupkan semua orang yang percaya dan mengaku bahwa Yesus Tuhan dan juru selamat di dalam hidupnya. Sekarang bagaimana dengan kita, apakah sudah menerima dan memakan manna sorgawi tersebut. Jika belum segeralah mencari, untuk mendapatkan serta memakanya supaya kita mendapatkan hidup kekal.

(Markus Sulag)



Leave a Reply