Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Mengenali dan Melawan Antikristus – Bagian 8




eBahana.com – Gereja sejati adalah pengantin Kristus sejati; gereja palsu kawin dengan kristus palsu, atau Antikristus. Kata Perjanjian Lama untuk Kristus adalah “Mesias” (Daniel 9:25-26) – “Mashiach,” dalam Ibrani. Bukan hanya ada Mesias sejati, Yesus Kristus, namun juga ada mesias palsu.

Peringatan bagi orang-orang percaya ditulis dalam 1 Yohanes 2:18: “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir [periode terakhir dari zaman ini], dan seperti yang kamu telah dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.” Kata “antikristus” terdiri dari dua bagian – Kristus, yang kita baru diskusikan, dan “anti,” yang dalam bahasa Ibrani berarti “melawan” dan “sebagai pengganti.” Arti-arti ini menggambarkan sasaran Antikristus: melawan Kristus sejati dan merebut tempat-Nya. Pada akhir zaman ini, banyak antikristus akan muncul dan bekerja melawan Kristus, mencoba menggantikan-Nya.

Pemberontakkan manusia akan mencapai puncaknya sebelum Antikristus datang; seperti Daniel 8:23 mencatat, “Dan pada akhir kerajaan mereka, apabila orang-orang fasik telah penuh kejahatannya, maka akan muncul seorang “raja” dengan muka yang garang dan yang pandai menipu.”

Sebagian besar juru tafsir Alkitab sependapat bahwa Antikristus identikal dengan “Raja” ini, seorang raja akan datang begitu pemberontak-pemberontak sudah sampai pada keadaan paling ekstrim.

Pada akhir zaman, karenanya, akan datang Antikristus – individual jahat – serta banyak antikritus – antikristus, roh-roh palsu, dan nabi- nabi palsu. Nabi-nabi palsu berbicara dengan roh-roh palsu – roh-roh yang menyangkal identitas Yesus sebagai Mesias. Kita di arahkan oleh 1 Yohanes 4:1 untuk menguji roh-roh untuk tahu nubuat- nubuat dan pewahyuan-pewahyuan yang mana untuk dipercayai.

Ayat 2 menjelaskan, “Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah.” Jika suatu doktrin tidak mengakui bahwa Yesus Mesias yang datang sebagai manusia, itu doktrin palsu. Ayat 3 dilanjutkan, “dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.”

Apa tanda-tanda jelas yang mencirikan roh antikristus, yang akan mendampingi Antikristus dan memenangkan orang-orang ke pihaknya? Satu jawabannya ada dalam 1 Yohanes 2:19: “Memang mereka (antikristus-antikristus) berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh- sungguh termasuk pada kita.”

Nas ini mengindikasi tanda jelas roh antikristus berasal dari umat Allah yang mundur. Tidak bisa berasal dari paganisme – penyembah berhala dan tuhan-tuhan palsu – karena untuk melawan Allah perlu mengenal-Nya, dan agama-agama pagan tidak mengenal Allah.

Roh antikristus bisa beroperasi hanya dimana Kristus sudah di proklamasikan. Roh ini harapan terakhir Satan, usaha terakhirnya menggagalkan tujuan-tujuan Allah.

Indikator kedua roh antikristus ada dalam 1 Yohanes 2:22: “Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.” Roh antikristus menolak pewahyuan alkitabiah pribadi-pribadi Trinitas: Bapa dan Anak.

Paulus memberi pandangan lebih jauh mengenai Antikristus dan akhir zaman ini dalam 2 Tesalonika 2:1-4: “Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.

Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.”

Pada masa Paulus, orang-orang sudah mulai berbicara mengenai hari Tuhan, maka perhatikan Kitab Suci dan jangan percaya orang- orang yang mengatakan padamu bahwa hari Tuhan sudah tiba.

Sebab sebelum Hari Tuhan, kata Paulus, haruslah datang dahulu murtad (apostasy). Ini berarti menolak kebenaran yang diwahyukan.

Secara jelas, murtad ini harus terjadi dimana kebenaran sudah pernah diungkapkan: dalam gereja.

Murtad sudah dimulai. Gereja tampak mundur dari kebenaran- kebenaran dasar iman Kristen yang ditegaskan oleh Pernyataan Kepercayaan Rasul-Rasul: bahwa Yesus adalah Anak Allah, bahwa Ia dilahirkan dari seorang perawan, bahwa Ia hidup tanpa dosa, bahwa Ia mati menebus dosa, bahwa Ia dikuburkan dan dibangkitkan dari antara orang mati tiga hari kemudian, dan bahwa Ia akan datang lagi dalam kuasa dan kemuliaan untuk menghakimi yang hidup dan yang mati.

Selama berabad-abad, gereja menegaskan prinsip-prinsip sentral ini. Namun dalam beberapa dekade terakhir, pemimpin-pemimpin gereja secara publik sudah mengingkari kebenaran-kebenaran ini.

Sebagai contoh, banyak pastor, pendeta, dan pemimpin-pemimpin lain gereja tidak percaya bahwa Yesus secara fisikal dibangkitkan dari antara orang mati. Bahkan gereja-gereja yang secara publik tidak menyangkal kebenaran kanonisasi ini memiliki pemimpin- pemimpin yang menyembunyikan keraguan (skeptisisme) – mengakibatkan kemurtadan.

Gereja-gereja dan agama-agama lain secara meningkat mengambil pendekatan relativistik (keterbatasan akal budi dan keterbatasan cara mengetahuinya), menyarankan agama universal menggabungkan komponen-komponen setiap agama. Beberapa orang memilih mengkombinasi tiga agama monoteisme (samawi). Ini akan mudah, kecuali fakta bahwa Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Klaim ini – bahwa Yesus jalan eksklusif pada keselamatan – menyinggung banyak orang hari ini.

Antikristus di kenal dengan tiga gelar tambahan: “manusia durhaka,” “anak kebinasaan,” dan “binatang.” Dalam Perjanjian Baru, “anak kebinasaan” juga mengacu pada Yudas Iskariot, murid Yesus yang mengkhianati-Nya.

Kitab Wahyu membuat kontras dengan terang-terangan antara binatang dan Domba. Dunia harus memilih antara keduanya, pilihan mengingatkan satu yang konsekuensinya menentukan secara kekal: ketika Pilatus mengundang kerumunan orang untuk memilih Yesus atau Barabas untuk dibebaskan. Dihadirkan dengan Yesus, Domba kedamaian, dan Barabas, kriminal kejam, orang-orang memilih Barabas. Dan sejarah akan mengulang kembali. Dikonfrontasi dengan pilihan antara Yesus Domba dan Antikristus (binatang), mayoritas besar umat manusia akan memilih binatang.

Antitesis (lawan) binatang, domba merepresentasi kemurnian, kelembutan, dan penyerahan hidup. Jika kita ingin mengkultivasi “kodrat Domba” didalam, mengikuti contoh Yesus, kita harus siap menderita, menyerahkan hidup kita. Jika kita tidak siap melakukan itu – jika kita memiliki hal-hal jiwani yang mementingkan diri sendiri di hati – kita mengikuti contoh binatang.

Dalam Yohanes 5:43, Yesus berbicara kepada orang-orang Yahudi, mengatakan, “Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.” Ensiklopedia Yahudia mencatat sedikitnya mesias palsu yang sudah muncul sejak masa Yesus dan yang sudah menarik pengikut signifikan diantara orang-orang Yahudi. Ini termasuk Bar Kochba yang memimpin pemberontakkan terakhir melawan Romawi pada abad pertama Masehi., dan Moses dari Kreta, yang memimpin beberapa ribu pengikutnya ke dalam laut, yakin mereka akan menemukan mesias – mereka semua musnah. Pada abad tujuh belas, Sabatai Zevi mengklaim sebagai mesias dan memimpin pergerakkan Yahudi kembali ke negerinya. Ketika pencariannya gagal, ia pindah agama menjadi Islam.

Jadi, nubuat Yesus sudah digenapi, sedang digenapi, dan akan terus digenapi: sampai Ia kembali, orang-orang akan menerima kristus- kristus palsu yang datang dalam nama mereka sendiri.

Kitab Wahyu menubuatkan bahwa ketika Antikristus datang, ia akan mendirikan satu regim yang melaluinya ia akan mendominasi umat manusia: “Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.

Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam” (Wahyu 13:16-18).

Regim ini akan memberi privilase kepada mereka yang tunduk pada Antikristus dengan memberi mereka akses satu-satunya pada kebutuhan-kebutuhan hidup; mereka tanpa tanda untuk menunjukkan penyerahan akan dilarang belanja, membeli makan, dan mendapatkan bahan-bahan baku lain.

Mereka yang berserah pada Antikristus akan di identifikasi dengan satu dari tiga hal: tanda, namanya, atau angkanya.

Dalam bahasa Ibrani, setiap huruf alfabet memiliki nilai angka yang berhubungan. Sementara kita tidak tahu nama spesifik Antikristus, kita tahu bahwa nilai angka namanya 666.

Wahyu 13:1-4 menggambarkan visi masa depan mengenai Antikristus: “Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.

Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: “Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?”

“Binatang,” istilah lain untuk Antikristus, adalah lawan yang tangguh – satu yang menguasai pemerintah-pemerintah dibawah kendalinya dan persenjataan-persenjataan canggih yang ia bisa gunakan. Siapa “naga” ini yang memberi otoritas kepada binatang itu, atau Antikristus? Satan, seperti terbukti kebenarannya dalam Wahyu 12:9: “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bumi, bersama- sama dengan malaikat-malaikatnya.”

Kata “Iblis” berarti “pemfitnah; kata “Satan” berarti “penentang atau lawan.” Sejak menginginkan penyembahan manusia, Satan menjadi lawan Allah, bercita-cita memiliki persamaan dengan-Nya dan jatuh dari surga sebagai akibatnya. Satan ingin menyamai Allah dengan mencari penyembahan manusia, yang ia dapatkan melalui pemujaan berhala. Untuk mencapai ambisinya, ia bahkan bersedia menawarkan kesepakatan pada Yesus, yang ia coba lakukan dalam Lukas 4:5-8: “Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.

Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.

Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.”

Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Sementara Kristus sejati menolak kesepakatan ini yang ditawarkan oleh Satan; Antikristus akan menerimanya. Ia akan menyerahkan pada Satan untuk memperoleh dominion atas seluruh umat manusia. Ketika ia memperoleh otoritas ini, ia akan menerima penyembahan, seperti satu yang memberinya kuasa – Satan.

Untuk memenangkan penyembah-penyembah bagi dirinya, Satan menggunakan penipuan. Penipuan sesuatu yang semua orang rentan dan mudah terpengaruh; tak seorang boleh berasumsi ia kebal padanya. Seperti kita sudah lihat, mereka yang bertahan terhadap penipuan – dan menderita penderitaan yang ditimbulkan oleh Satan – akan menerima kehidupan kekal. Tekanan-tekanan berlawanan akan mencobai kita untuk menyimpang dari iman, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Matius 24:13).

Dalam arti tertentu, setan membuktikan berguna bagi tujuan-tujuan Allah: Allah akan menggunakan persekusi setan terhadap orang- orang Kristen untuk menyaingi individu-individu yang tidak memiliki komitmen agar mereka yang memiliki komitmen bertahan. Sebagai pengantin Kristus, gereja harus mulia, suci, tak bernoda, dan tanpa cacat. Oposisi besar akan menguji dan memurnikan gereja untuk mempersiapkannya untuk hari perkawinan, untuk kesatuan dengan Mempelainya.

Satan juga menggunakan kesombongan (pride) untuk memenangkan penyembahan orang-orang. Secara spesifik, gerakkan yang disebut humanisme memainkan peran instrumental dalam mengkultivasi keyakinan dalam kemampuan dan talenta manusia.

Moto humanisme “Manusia adalah ukuran dari semua hal.” Menyangkal Tuhan yang mahakuasa, gerakkan ini mentuhankan manusia dan membuatnya ciptaan tertinggi dengan kapasitas tidak terbatas untuk pengetahuan.

Humanisme menumpang ombak gerakkan New Age, yang menyangkal semua absolut dan merangkul semua filsafat dan sistim-sistim pikiran dibawah payung relativisme (filsafat yang tidak mengakui nilai absolut atau kebenaran). Gerakkan ini menolak fondasi yang diatasnya Alkitab – dan semua kebenaran – dibangun: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Allah pada mulanya, bukan manusia; Ia ukuran semua hal, bukan manusia.

Satu poin terakhir mengenai penipuan Satan berasal dari Wahyu 16:13: “Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.” Disini kita menemukan trinitas satanik melawan Trinitas Kudus: naga vs Allah Bapa, binatang vs Yesus Kristus Anak, dan nabi palsu vs Roh Kudus. Satan tidak pernah bisa menciptakan apa pun; ia tidak mampu memproduksi apa pun orisinil. Ia bisa, meski demikian, korup dan memutarbalikkan ciptaan Allah, sebagai tiruannya sendiri – trinitas naga, binatang, dan nabi palsu. Trinitas najis ini mengkorup gereja Allah membuat versi tiruan: gereja palsu, atau pelacur.

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply