Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Gereja Palsu adalah Mempelai Antikristus – Bagian 7




eBahana.com – Gereja palsu akan muncul dari gereja sejati, menyesatkan orang- orang percaya sebagai bagian agenda Satan di akhir zaman. Kapan tali gereja pertama pisah kedalam untai sejati dan palsu? Kita harus mengukur asal-usul Kekristenan – dan asal-usul sejarah umat manusia – untuk menemukan jawabannya.

Terpecahnya antara gereja palsu dan gereja sejati sebenarnya dimulai dengan anak-anak Adam dan Hawa, Kain dan Habel.

Kejadian 4:3-5 ditulis, “Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahan itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya.”

Habel membawa kehadapan Allah korban persembahan yang diterima, dan Allah senang; Kain membawa korban persembahan yang tidak diterima dan ia membenci penolakkan Allah (lihat ayat 5- 7). Mari kita pelajari perbedaan-perbedaan antara dua bersaudara ini dan korban persembahan mereka, karena setiap individu menjadi pengikut Habel – gereja sejati – atau Kain – gereja palsu.

Pertama, Habel menerima pewahyuan ilahi, seperti diindikasi dalam Ibrani 11:4: “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.” Imannya membuktikan pewahyuan ilahi, karena Roma 10:7 berkata, iman datang dari pendengaran firman Allah. Bagaimana pun Habel tahu bahwa Allah memerintahkan korban persembahan hidup di altar. Melalui pengorbanannya Habel mengakui perlunya pengorbanan [pengganti] untuk menyucikan dosanya. Kain, dilain pihak, menolak persyaratan-persyaratan yang diberikan melalui pewahyuan ilahi dan memberi sesuatu yang lain daripada pengorbanan hidup.

Pengorbanan Habel menawarkan perdamaian atas kutukan Allah pada tanah dalam Kejadian 3:17-18 setelah Adam dan Hawa tidak mentaati-Nya; pengorbanan Kain tidak merubah apa-apa untuk membatalkan kutukan, maka pengorbanannya ditolak. Iman Habel menghasilkan martir; kurangnya iman Kain, menghasilkan pembunuh (lihat Kejadian 4:8-12). Kontras ini sendiri memanifestasi perbedaan antara mereka.

Jenis iman Habel menghasilkan gereja sejati, yang adalah pengantin Kristus; kurangnya iman Kain menghasilkan gereja palsu, yang adalah gereja pelacur. Wahyu 17:6 berkata, “Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.”

Kain seorang pembunuh; Habel seorang martir. Gereja palsu membunuh martir-martir kudus. Atribut berlawanan ini mencirikan gereja palsu dan gereja sejati.

Gereja palsu disamakan dengan sejarah Babilon Perjanjian Lama. Ini diindikasi dalam Wahyu 17:5: “Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.” Babilon memiliki beberapa ciri berbeda yang paralel dengan ciri-ciri gereja palsu. Pertama, Babilon mempersekusi umat Allah sejati dan menghancurkan kerajaan Yehuda.

Kedua, mereka mempraktikkan pemujaan berhala dan okultisme. Yesaya 47:12-13 berbicara tentang praktik-praktik ini: “Bertahan sajalah dengan segala manteramu dan sihirmu yang banyak itu, yang telah kaurepotkan dari sejak kecilmu; mungkin engkau sanggup mendatangkan bantuan, mungkin engkau dapat menimbulkan ketakutan.

Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu.”

Yeremia 50:38 juga berbicara tentang penyembahan berhala Babilon: “Pedang menimpa segala airnya, sehingga menjadi kering! Sebab negeri itu penuh patung-patung, mereka menjadi gila oleh berhala-berhala mereka!” Berhala adalah apa pun yang kita utamakan dalam kehidupan kita selain Allah atau dianggap lebih penting dari-Nya. Babilon ibukota penyembahan berhala dan okultisme pada zaman kuno, dan gereja palsu Babilon spiritual.

Wahyu 17:2, lebih jauh menggambarkan gereja palsu, “Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya.” Pasal 18 menambahkan “karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya” (ayat 3). Perbuatan zina atau persundalan dalam kasus ini berarti agama palsu, atau penyembahan berhala. Pengajaran-pengajaran palsu memimpin pengikut-pengikut – raja- raja dan pedagang-pedagang kaya – kedalam persundalan ini.

Melihat lebih dekat pada gereja Kain – pelacur – pertama kita melihat eksploitasi kekuasaan politik. Sejak masa Emperor Roma Konstantinus Agung membuat Kekristenan menjadi agama resmi diseluruh imperium pada abad keempat, Kekristenan menurun. Pada Abad Pertengahan, paus memegang dua pedang – satu agamawi, yang satunya politik – dan gereja mengalami kemunduran. Gereja tidak dipanggil untuk menjalankan sistim politik. Melainkan, kita dipanggil untuk berdoa untuk pemimpin-pemimpin politik kita dan untuk melayani masyarakat madani ketika dipanggil oleh Allah.

Wahyu 13:1, menggambarkan federasi politik yang digambarkan sebagai binatang: “Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk- tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.” Wahyu 17:3 melukiskan gereja palsu, atau pelacur: “Dalam roh aku dibawanya oleh (satu dari tujuh malaikat) ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.”

Ilustrasi ini secara jelas menunjukkan si pelacur – gereja palsu – naik ke tangga kekuasaan di atas binatang – sistim politik.

Dalam Wahyu 17:12-13, malaikat itu menjelaskan, “Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.

Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan pada binatang itu.”

Pada akhirnya, binatang itu bunuh diri ke dalam ke dalam otoritas Antikristus.

Seperti gereja sejati adalah pengantin Kristus, gereja palsu pengantin Antikristus. Gereja palsu melayani Satan, memberinya semua yang dimilikinya, dan Satan memperlakukannya seperti ia lakukan pada siapa pun yang berserah padanya: ia memerasnya seperti jeruk diambil semua cairannya dan membuang kulitnya.

Sementara mencoba mendapatkan kekuasaan politik dan memanipulasi pemimpin-pemimpin dunia, gereja palsu menyasar usaha-usahanya terutama pada golongan kaya. Ini harus membangkitkan kecurigaan kita, sementara kelompok atau gerakkan apa pun menyasar secara spesifik pada golongan kaya.

Yesus berkata injil diberitakan pada yang miskin (lihat Matius 11:5), dan meski ini tidak mengecualikan yang kaya, namun dimana mereka satu-satunya yang disasar, pesannya kemungkinan tidak di motivasi oleh Roh Kudus.

Kekayaan sudah lama menarik orang-orang dari kepercayaan sejati kedalam gereja palsu atau penyembahan berhala. Wahyu 17:4 ditulis, “Dan perempuan (gereja palsu) itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.” Dengan “cawan emas”-nya – kekayaan dan pamer kemewahan, gereja palsu telah membujuk orang banyak dalam jumlah besar dan telah menarik mereka meninggalkan kebenaran.

Daya tarik gereja palsu adalah pada jiwa, bukan pada roh. Wahyu 18:11-13 memberi deskripsi detil kekayaan mewah gereja palsu yang memikat: “Dan pedagang-pedagang di bumi menangis dan berkabung karena dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka, yaitu barang-barang dagangan dari emas dan perak, permata dan mutiara, dari lenan halus dan kain ungu, dari sutera dan kain kirmizi, pelbagai jenis barang dari kayu yang harum baunya, pelbagai jenis barang dari gading, pelbagai jenis barang dari kayu yang mahal, dari tembaga, besi dan pualam, kulit manis dan rempah-rempah, wangi-wangian, mur dan kemenyan, anggur, minyak, tepung halus dan gandum, lembu sapi, domba, kuda dan kereta, budak dan bahkan nyawa manusia.”

Lagi, konsep pertunangan memberi ilustrasi pemisahan gereja palsu dari gereja sejati. Sementara gereja sejati tetap setia pada janji-janji pertunangannya, gereja palsu tidak setia, memutus janji-janjinya dan menjadi seorang pelacur.

Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen memutus komitmen mereka pada Kristus: “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya” (2 Korintus 11:3). Orang-orang percaya memutus pertunangan mereka ketika pikiran mereka korup.

Kekorupan sering datang ketika kesederhanaan (simplisitas) dibikin rumit dan salah diaplikasikan. Pesan injil sederhana dan simpel.

Mengandung fakta-fakta historikal yang dinyatakan dengan ringkas dalam 1 Korintus 15:3-4: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.”

Kebenaran-kebenaran penting injil cukup simpel untuk di mengerti anak umur enam tahun; anak umur enam tahun sering bisa mengerti lebih baik daripada orang umur dua puluh atau tiga puluh tahun. Waspada ketika orang-orang minta psikiater, filsuf, atau ilmuwan mendukung validitas Alkitab; Kekristenan terikat pada sejarah manusia.

Gereja palsu diantar masuk melalui pengajar-pengajar palsu, seperti mereka yang datang ke berbagai gereja setelah Paulus melayani disana, dan yang menambah larangan-larangan legal dan elemen- elemen pelik pada injil. Paulus memperingatkan mengenai pengajar- pengajar ini dalam 2 Korintus 11:4, dengan mengatakan, “Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.”

Progresi frasa-frasa ini – “Yesus yang lain,” “roh yang lain,” dan “Injil yang lain” – signifikan. Mereka berpusat pada Yesus, yang berkata, “Akulah….kebenaran” (Yohanes 14:6). Ketika kita merubah atribut Yesus dan mempresentasi gambaran salah Kristus secarah sejarah, kita menciptakan roh berbeda yang menghasilkan injil lain.

Paulus menegur orang-orang Galatia, “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.

Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia” (Galatia 1:6- 8).

Kata “terkutuk” atau “accursed” berasal dari kata Yunani juga dipakai dalam bahasa Inggris, “anathema.” Tidak ada kata yang lebih kuat untuk menggambarkan apa yang Allah hukum dan tolak. Jika kita menerima injil selain injil Perjanjian Baru, kita di hukum (accursed) kecuali kita bertobat.

Tiga versi palsu mengenai Yesus tampaknya menguasai hari ini. Pertama, mengganti-Nya seperti seorang guru oriental. Gerakkan “New Age” khususnya, memandang Yesus dengan cara ini.

Versi palsu Yesus kedua, mempromosi khususnya di Amerika Selatan, mengganti-Nya sebagai seorang “revolusioner Marxist.” Pandangan ini, dikenal sebagai Teologi Pembebasan, yang mengajarkan bahwa tugas utama orang-orang Kristen harus memberi makan orang miskin, menyingkirkan kekayaan, menuntut keadilan sosial dan membangun orde politik baru, mereka lupa bahwa Yesus tidak pernah membuat hal-hal ini sebagai prioritas utama-Nya.

Meski Ia memiliki belas kasih untuk orang miskin dan yang sengsara, Yesus tidak pernah menggunakan kekuatan untuk mendirikan orde sosial baru. Ketika Ia ditahan setelah pengkhianatan Yudas, Yesus berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan”(Yohanes 18:36).

Menuntut keadilan sosial dan perubahan politik dalam nama Yesus mengkontradiksi pengajaran alkitabiah.

Versi palsu Yesus ketiga mengganti-Nya sebagai Bapa Natal universal: orang riang gembira yang baik hati yang berjalan keliling menepuk kepala orang dan berkata, “Disana, disana; sudahlah.

Semua akan berhasil; jangan kuatir.” Gambaran palsu Yesus ini dipromosikan oleh gereja-gereja liberal, dimana penghakiman Allah atas dosa tidak pernah disebut.

  • Timotius 4:1 memperingatkan penipuan mendekati akhir zaman: “Tetapi Roh [Roh Kudus] dengan tegas mengatakan bahwa di waktu- waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh- roh penyesat dan ajaran setan-setan.” Kita tidak bisa murtad jika kita belum pernah beriman dalam Yesus, jadi nas ini

Dikatakan orang-orang yang sudah percaya injil dan menerima Yesus Kristus akan tersesat, mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran palsu.

Ajaran-ajaran palsu akan menghambat penyebaran injil sejati dan dimana injil sejati diberitakan, “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka saling menyerahkan dan saling membenci” (Matius 24:9-10). Ini sudah lama menjadi kenyataan. Yesus menasihati, “Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.

Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (ayat 11-13).

Sebagai orang Kristen, kita akan mengalami persekusi, pengkhianatan, oposisi, meningkatnya penipuan, pelanggaran hukum. Jika kita bertahan dalam semua ini, kita akan diselamatkan. Pernyataan ini tidak membatalkan keselamatan kita jika kita sudah memperolehnya, namun berarti untuk tetap selamat, kita harus bertahan.

Apa yang akan mengindikasi kapan zaman ini akan berakhir? Matius 24:14 memberi jawabannya: “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Dihadapan oposisi dan risiko yang meningkat, kabar baik akan menyebar diseluruh dunia dan keturunan khusus orang-orang Kristen akan tahan lebih lama daripada oposisi. Mereka akan melawan gereja palsu.

Babilon dan gereja palsu tidak akan lolos penghakiman Allah. Wahyu 18:8-10 menubuatkan datangnya pembalasan: “Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat.”

Dan raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya.

Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata: “Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!”

Allah akan menghakimi gereja palsu dalam tindakkan cepat final dan total. Orang-orang Kristen harus membedakan gereja sejati dari gereja palsu agar memisahkan mereka dari gereja palsu dan murka yang akan dialaminya, seperti Wahyu 18:4 berkata: “Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: “Pergilah kamu, hai umat- Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” Kita harus memisahkan diri kita dari sistim agamawi palsu ini.

  • Timotius berbicara dengan detil mengenai perlunya memisahkan diri kita dari pelaku-pelaku kejahatan: “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya” dan “Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.”

Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia” (2 Timotius 2:19-20).

“Rumah besar” seperti gereja menampung orang-orang untuk kehormatan dan untuk kehinaan. Kita akan menjadi tipe yang mana? Jika kita ingin menjadi orang-orang untuk kehormatan, kita harus mengindahkan nas ini: “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” (ayat 21-22).

Jika kita ingin mengikuti kebenaran, iman, damai, dan kasih, kita harus bersama-sama mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply