Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Iman yang Besar




eBahana.com – Dalam Alkitab, ada dua orang yang imannya dipuji oleh Tuhan Yesus. Yang pertama adalah iman perwira Kapernaum (Mat. 8:10). Yang kedua iman perempuan Kanaan yang kita baca dalam Matius 15:21-28.

Tuhan Yesus berkata, hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki (ay. 28). Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) menuliskan, Ibu, sungguh besar imanmu! Biarlah terjadi apa yang kau inginkan! Menarik untuk dipelajari mengapa Tuhan memuji iman perempuan ini? Siapa perempuan ini?
Apa rahasianya sehingga ia punya iman yang besar?

Iman yang Aktif
Dikisahkan, Yesus pergi dari Genesaret dan menyingkir ke Tirus dan Sidon—sebuah daerah di perbatasan
sebelah utara Israel. Di daerah tersebut datanglah seorang perempuan Kanaan dan meminta-Nya menyembuhkan anaknya yang kerasukan setan. Menarik untuk diperhatikan, perempuan ini seorang Kanaan, bangsa yang dicap kafir, penyembah berhala, tidak bersunat. Namun jauh di dalam hatinya, ia beriman kepada Yesus.

Karena itu, ia datang kepada-Nya. Pada ayat 29, kita mendapat informasi bahwa Yesus tidak lama berada di daerah itu. Itu sebabnya, perempuan Kanaan ini tidak menyia-nyiakan kehadiran Yesus di tempat itu.

Apa yang ia harapkan dari Tuhan Yesus? Ia ingin anak perempuannya yang kerasukan setan disembuhkan.
Tidak diceritakan sudah berapa lama anaknya menderita. Tetapi yang jelas anaknya sangat menderita! (BIS:
keadaannya parah betul).

Dalam Alkitab, kita tahu bahwa ada tiga penyebab penyakit manusia:
1.Dosa
2.Fisik biasa
3.Dirasuk oleh setan. Penyakit karena kerasukan setan adalah penyakit yang sangat mengerikan dan susah
disembuhkan.

Iman yang Pantang Menyerah
Perhatikan kembali beberapa hal yang luar biasa di sini: Tuhan berdiam diri, murid-murid-Nya menyuruh Dia
pergi. Lalu, Tuhan Yesus berkata Dia hanya datang kepada orang Israel. Tetapi apakah keadaan tersebut membuat ia mundur, kecewa, marah dan putus asa? Tidak! Ia malah semakin mendekat dan menyembah Yesus. Ini adalah iman yang luar biasa. Iman yang tidak menyerah pada keadaan.

Rick Warren dalam Purpose Driven Life, pada bagian Ketika Allah Terasa Jauh, menuliskan, “Untuk mendewasakan persahabatan anda, Allah akan mengujinya dengan masa-masa yang rasanya seperti perpisahan, yaitu ketika seolah-olah Allah telah meninggalkan—melupakan anda. Allah terasa sejuta mil jauhnya. Allah menyembunyikan wajah-Nya dari anda. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan anda. Allah lebih besar dari sekadar perasaan dekat dan jauh dari anda. Ia tetap ada di sana. Mata-Nya tertuju kepada anda. Philip Yancey berkata setiap hubungan meliputi saat-saat jauh dan dekat dan dalam hubungan dengan Allah, betapapun akrabnya, keadaan itu juga berlaku.

Iman Dalam Kerendahan Hati
Ayat 26 mengatakan, “bahwa tidak patut …” Anjing adalah ungkapan yang biasa digunakan orang Yahudi kepada bangsa di luar Yahudi pada masa itu. Orang Yahudi merasa dirinya bangsa yang lebih bermartabat, lebih tinggi karena mereka bangsa pilihan Allah.

Orang Farisi memiliki doa, “Aku mengucap syukur kepada-Mu ya Allah, bahwa aku orang Yahudi dan bukan
orang kafir; bahwa aku seorang laki-laki dan bukan perempuan, dan bahwa aku seorang yang merdeka dan bukan hamba.” Jadi, Yesus mengutip ungkapan tersebut.

Yang luar biasa dari perempuan ini, ia tidak membantah, tidak menuntut, tidak menghakimi bangsa Yahudi, yang adalah bangsa Tuhan Yesus sendiri. Ia berkata, “Benar Tuhan, namun ….” Ini adalah ungkapan kerendahan hatinya. Mari kita meneladani iman perempuan ini.

Ev. Fa’arododo Telaumbanua, S.Th
Penulis adalah wakil Gembala Sidang Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Diaspora Cinere—Depok.



Leave a Reply