Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

IMAN UNTUK KESELAMATAN




eBahana.com – Sejauh ini kita sudah mempertimbangkan arti iman paling luas dan paling umum sehubungan dengan semua pernyataan- pernyataan dan janji-janji Allah dalam Alkitab. Namun, ada satu bagian dari pesan Alkitab yang paling terpenting karena menentukan takdir kekal setiap jiwa manusia. Bagian ini disebut “injil,” dan mengungkapkan jalan keselamatan dari dosa dan akibat-akibatnya.

Sangat sering orang berpikir “injil” sebagai sesuatu yang samar- samar dan kodrat emosional yang mustahil dijelaskan dengan cara rasional. Bahkan dalam mengkotbahkan “injil” sering ada begitu banyak penekanan pada respons emosional dan kesan yang diciptakan keselamatan terdiri dari pengalaman emosional.

Ini tidak akurat dan menyesatkan. Pesan injil sebenarnya, seperti dinyatakan dalam Alkitab, terdiri dari fakta-fakta pasti, dan keselamatan terdiri dari mengetahui, mempercayai, dan bertindak atas fakta-fakta ini.

Apa fakta-fakta ini yang mendasari injil? Untuk menjawab pertanyaan ini kita bisa melihat dua nas dalam tulisan Paulus: Roma 4:24-25 dan 1 Korintus 15:1-4.

Dalam Roma 4 Paulus menganalisa ciri-ciri utama iman Abraham dan meletakkan iman Abraham sebagai contoh untuk diikuti oleh semua orang Kristen percaya. Ia menunjukkan bahwa menurut Kitab Suci Perjanjian Lama, Abraham tidak dibenarkan dihadapan Allah karena perbuatan-perbuatannya, tetapi imanya diperhitungkan padanya sebagai kebenaran. Lalu dalam ayat 23- 25 Paulus langsung mengaplikasikan contoh Abraham ini kepada kita sebagai orang percaya dalam Kristus, karena ia berkata: “Kata-kata ini, yaitu ‘hal ini diperhitungkan kepadanya,’ tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi juga untuk kita; sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.”

Injil seperti dinyatakan oleh Paulus disini, mengandung tiga fakta pasti: pertama, Yesus diserahkan untuk dihukum mati karena pelanggaran-pelanggaran kita; kedua, Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati; ketiga, jika kita percaya pada kematian dan kebangkitan Yesus mewakili kita, kita dijustifikasi atau dibenarkan dihadapan Allah.

Dalam 1 Korintus 15:1-4 Paulus memperingatkan orang-orang Kristen di Korintus pesan injil yang ia beritakan kepada mereka dan melaluinya mereka diselamatkan, dan ia meletakkan bagi mereka dasar fakta-fakta pesan injil. “Dan sekarang, saudara- saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.

Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu – kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.

Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci…” (1 Korintus 15:1-4).

Kita melihat injil terdiri dari tiga fakta yang pasti: pertama, Kristus mati untuk dosa kita; kedua, Ia dikuburkan; ketiga, Ia bangkit kembali pada hari ketiga.

Paulus juga menekankan bahwa yang pertama dan paling memiliki otoritas dari semua kesaksian mengenai kebenaran fakta-fakta ini bukan kesaksian orang-orang yang menjadi saksi mata kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi kesaksian Kitab Suci Perjanjian Lama, yang memperlihatkan melalui nubuat fakta-fakta ini beratus-ratus tahun sebelum semuanya terjadi.

Kesaksian saksi-saksi mata waktu itu hanya disebutkan kemudian sebagai pendukung Kitab Suci Perjanjian Lama.

Jika kita meletakkan berdampingan ajaran dua nas dari surat- surat Paulus, Roma 4:24-25 dan 1 Korintus 15:1-4, dimungkinkan untuk menentukan dasar fakta-fakta yang merupakan injil.

Fakta-fakta ini semua berpusat secara ekslusif pada Pribadi Kristus Sendiri – bukan pada kehidupan dan ajaran-Nya di bumi, tetapi pada kematian dan kembangkitan-Nya.

Disini empat fakta dasar: pertama, Kristus diserahkan Allah Bapa untuk mengalami hukuman mati karena dosa-dosa kita; kedua, Kristus dikubur; ketiga, Allah membangkitkan Dia dari kubur pada hari ketiga; keempat, kebenaran diterima dari Allah melalui mempercayai fakta-fakta ini.

Perlu dinyatakan bahwa ada perbedaan vital antara iman di pikiran, yang tidak lebih dari menerima dengan intelektual fakta- fakta injil, dan iman di hati, yang selalu menghasilkan respons positif terhadap fakta-fakta ini. Seluruh Perjanjian Baru membuat jelas bahwa pengalaman keselamatan datang pada setiap orang hanya sebagai hasil dari respons pribadinya pada injil.

Berbagai kata-kata yang berbeda digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan respons pribadi ini pada injil. Semua kata-kata yang digunakan, maka, memiliki satu hal kesamaan penting: semua menunjukkan tindakan-tindakan sederhana yang siapa saja bisa mengerti dan melakukannya.

Sebagai contoh, Paulus menjelaskan bahwa keselamatan datang melalui mempercayai dengan hati dan mengakui dengan mulut kebenaran injil. (Lihat Roma 10:8-9). Ia menyimpulkan penjelasan jalan penyelamatan dengan mengatakan, “Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan” (Roma 10:13).

Ini tindakan sederhana yang membawa pengalaman keselamatan dengan berseru kepada nama Tuhan – minta keselamatan kepada Allah dengan bersuara dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Dalam Matius 11:28 Kristus menggunakan kata sederhana “Marilah” untuk menggambarkan respons pada undangan injil yang Ia syaratkan, karena Ia berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

Kristus menambahkan pada undangan ini janji yang sangat mulia dan meyakinkan. “barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37).

Jadi undangan ini di dukung dengan janji, dan janji menciptakan iman yang disyaratkan dalam mereka yang menginginkan menerima undangan injil.

Berbicara kepada perempuan Samaria di mata air Yakub, Kristus menggunakan tindakan sederhana minum, yang tepat untuk situasi khusus pada waktu itu, untuk mengekspresikan respons pada injil yang diperlukan. Ia berkata: “barangsiapa minum air yang Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama- lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Yohanes 4:14).

Disini tindakan menerima keselamatan diperumpamakan dengan minum air. Dalam contoh ini janji pertama yang diberikan – ia tidak akan pernah haus – lalu kemudian dalam Perjanjian Baru janji tersebut didukung undangan. Kristus berkata: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum” (Yohanes 7:37).

“Roh dan pengantin perempuan itu berkata: “Marilah! Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata:

“Marilah!” Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” (Wahyu 22:17).

Dalam Yohanes 1:11-13 kata yang digunakan oleh rasul Yohanes untuk menunjukkan respons aktif pada injil adalah “menerima.” Dalam tiga ayat ini Yohanes menulis, mengenai Kristus: “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

Tetapi semua orang yang ‘menerima-Nya’ diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah dan daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.”

Disini, pemikiran kunci-nya adalah menerima Kristus secara pribadi. Hasil dari iman responsif ini digambarkan oleh Yohanes menjadi anak Allah, atau “dilahirkan dari Allah kembali.” Yesus Sendiri mengacu pada pengalaman yang sama dalam Yohanes 3:3, dimana Ia menyebutnya dilahirkan kembali. Ia jelas mengatakan bahwa tanpa pengalaman pribadi ini siapapun tidak bisa berharap masuk kerajaan Allah karena Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak ‘dilahirkan kembali,’ ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”

Sekali lagi tantangan untuk merespons pada injil dengan menerima Kristus secara pribadi, didukung dengan janji dari Kristus Sendiri. “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3:20).

Disini Kristus bicara langsung kepada setiap orang yang sudah mendengar injil dan yang ingin merespons dengan membuka hati dan menerima Kristus.

Kepada setiap orang yang akan membuat respons ini, Kristus memberi janji jelas: “Aku akan masuk.”

Kita sudah melihat dalam setiap kasus dimana injil dipresentasikan, iman disyaratkan untuk membuat respons sederhana secara pribadi. Kata yang digunakan untuk menggambarkan respons ini mungkin beragam, namun kodrat respons esensialnya selalu sama. Dalam kasus-kasus yang kita sudah bahas, kata-kata berikut digunakan untuk menggambarkan respons ini: berseru; masuk; minum; menerima.

Seperti sudah kita kemukakan, setiap dari empat ini menunjukkan tindakan sederhana yang siapa saja bisa mengerti dan melakukannya. Ada satu ciri penting lain bagi semua tindakan-tindakan ini: setiap tindakan ini orang harus melakukan untuk dirinya sendiri; tidak ada orang yang bisa melakukan tindakan-tindakan ini mewakili orang lain.

Setiap orang harus “memanggil” untuk dirinya sendiri; setiap orang harus “datang” untuk dirinya sendiri; setiap orang harus “minum” untuk dirinya sendiri; setiap orang harus “menerima” untuk dirinya sendiri. Jadi dengan respons pada injil. Setiap orang harus melakukan responsnya sendiri; tidak ada orang yang bisa melakukan respons yang disyaratkan bagi orang lain.

Setiap orang akan diselamatkan atau tidak diselamatkan berdasarkan responsnya sendiri.

Tugas setiap orang Kristen yang bertanggung jawab – apakah itu pendeta atau orang awam – mengerti sepenuhnya fakta-fakta sederhana injil ini dan juga berbagai cara dimana Perjanjian Baru mempresentasikan perlunya respons pribadi dari setiap orang kepada injil.

Pekerjaan kerajaan Kristus akan berfaedah besar jika setiap pendeta secara terus menerus menggabungkan fakta-fakta ini kedalam kotbah-kotbah yang ia sampaikan.

Dimana kotbah-kotbah secara reguler disampaikan tanpa penyampaian yang jelas fakta-fakta ini, dipertanyakan apakah nilai kekekalan yang dihasilkan.

Tujuan tertinggi setiap gereja Kristen yang benar, kewajiban utama setiap pendeta Kristen, tanggung jawab utama setiap orang Kristen awam adalah menyampaikan kepada semua yang bisa dijangkau, dengan sangat jelas dan cara yang tegas, fakta- fakta dasar injil Kristus dan mendorong semua yang mendengar membuat respons pribadi pada fakta-fakta yang Allah minta.

Karena ini tugas tertinggi, setiap kewajiban dan aktifitas lain gereja harus menjadi sekunder.

Sekali lagi, fakta-fakta dasar injil dan respons pribadi di perlukan setiap orang. Pertama, Kristus diserahkan oleh Allah Bapa untuk dihukum mati karena pelanggaran dosa-dosa kita. Kedua, Kristus dikubur. Ketiga, Allah membangkitkan Dia dari kubur pada hari ketiga. Keempat, kebenaran diterima dari Allah dengan mempercayai fakta-fakta ini.

Agar memperoleh keselamatan, setiap orang harus membuat respons pribadi kepada Kristus. Respons ini bisa digambarkan dalam cara-cara berkut: berseru kepada nama Kristus sebagai Tuhan; datang kepada Kristus; menerima Kristus; minum air kehidupan yang hanya Kristus bisa berikan.

Kepada setiap orang yang sudah membaca tulisan kotbah ini saya tanya pertanyaan ini: Apakah anda percaya fakta-fakta ini? Apakah anda sudah membuat respons pribadi? Jika belum, saya mendorong anda melakukannya sekarang. Berdoa dengan saya, katakan kata-kata ini: “Tuhan Yesus Kristus, saya percaya bahwa Engkau mati untuk dosa-dosa saya; bahwa Engkau dikubur; bahwa Engkau dibangkitkan pada hari ketiga. Saya sekarang bertobat dari dosa-dosa saya dan datang kepada Engkau untuk belas kasih dan pengampunan. Dengan iman pada janji-Mu, saya menerima Engkau secara pribadi sebagai Juru Selamat saya dan mengakui Engkau sebagai Tuhan saya. Masuklah kedalam hati saya, beri saya kehidupan kekal, dan jadikan saya anak Allah.

Amin.

 

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply