Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Agenda Jahat Satan (Iblis) – Bagian 4




eBahana.com – Yesus akan datang kembali ke bumi untuk mempelai-Nya, gereja. Namun Ia (Yesus) bukan satu-satunya dengan rencana-rencana untuk akhir zaman ini. Satan memiliki skema-skema untuk mengacaukan tujuan-tujuan Allah. Untuk melawannya, kita harus mengerti apa itu. Skema-skema ini menggambarkan sasaran-sasarannya untuk akhir zaman.

Satan memerintah mereka yang belum dilahirkan kembali, namun Paulus menulis kepada orang-orang Kristen dalam Efesus 2:1-3, mengingatkan (kebebasan) mereka: “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa-penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang- orang durhaka.

Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.”

Satan memerintah alam yang pada awalnya Allah letakkan dibawah otoritas Adam. Ketika Adam berdosa dan jatuh, ia menyerahkan pemerintahan-nya atas dunia, kepada Satan. Pemerintahan Satan hanya atas mereka yang (tidak taat pada Allah), meski demikian; ketika orang-orang kembali kepada Allah melalui pertobatan, iman dan penyerahan sejati, mereka memutus klaim legal Satan atas mereka.

Selain itu, kendali Satan atas umat manusia (tidak tanpa batas). Sementara malaikat-malaikat sekutunya, yang bergabung dalam pemberontakkannya, menyerahkan seluruhnya dibawah kendalinya, penyerahan manusia, yang diekspresikan dalam ketidak taatan pada Allah hanya sebagian (terbatas). Roh Kudus pengaruh penahan yang, bekerja dalam hati orang-orang mempengaruhi pertobatan dan iman dalam Yesus Kristus – mencegah Satan mengambil seluruh kendali atas umat manusia.

Roh Kudus beroperasi melalui saluran-saluran manusia untuk menjaga kekuasaan Satan tetap dalam pengawasan. Contoh awal dari saluran itu adalah Nuh dan keluarganya, yang Allah selamatkan dari air bah diantara semua umat manusia.

Satan memiliki dua tujuan utama: menguasai kendali politik di bumi dan menggalang penyembahan dunia kepadanya. Sementara kita mendekati penggenapan tujuan-tujuan Allah di bumi, kita juga sampai lebih dekat pada penggenapan sasaran-sasaran Satan.

Sasaran-sasaran ini, meski demikian, pada akhirnya akan di gagalkan.

Sepanjang abad-abad rencana-rencana Satan sudah digagalkan Roh Allah, yang menarik orang-orang kembali pada Allah melalui pertobatan dan penyerahan. Ketika Roh berhasil, dominion Satan melemah. Ditinggal sendiri, umat manusia, yang secara natural cenderung pada dosa dan pemberontakan, akan setia pada Satan dan berbalik dari Allah sepenuhnya. Syukur pada Roh Kudus, meski demikian, kasih karunia dan belas kasih Allah bergerak dalam hati manusia, mengarahkan mereka untuk bertobat dan mencari pertolongan Allah.

Satan memiliki kuasa supernatural atas pemerintahnya. Di akhir zaman ini akan terjadi konflik kuasa-kuasa supernatural: Allah melawan Satan. Dalam 2 Timotius 3:8-9, kita membaca tentang ahli- ahli sihir Firaun yang meniru keajaiban-keajaiban yang dilakukan oleh Musa: “Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.

Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang.”

Di akhir zaman, bentrokan akan terjadi: kuasa supernatural Roh Kudus dan hamba-hamba Allah akan bertempur melawan kuasa supernatural Satan dan hamba-hambanya – ahli sihir, dukun, tukang guna-guna, peramal, tukang tenung, cenayang, ahli mantera dan lain-lainnya yang berurusan dengan okultisme. Hamba-hamba Satan akan dipermalukan, seperti ahli-ahli sihir di Mesir yang meniru hanya tiga pertama mujizat Musa.

Keluaran 7:10 berkata, “Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular.” Firaun memanggil ahli-ahli sihirnya, yang berhasil merubah tongkat-tongkat mereka menjadi ular, namun akhirnya: tongkat Harun menelan tongkat-tongkat mereka (lihat ayat-ayat 11-12).

Firaun tidak berubah, meski demikian, konflik terus berlanjut dalam Keluaran 7:19-22: “TUHAN berfirman kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah batu.”

Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah; matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah.

Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.”

Ahli-ahli ilmu sihir Firaun merubah air menjadi darah, maka ia bertanya kenapa ia harus mengindahkan pesan Musa.

Konflik terus berlanjut dengan katak-katak dalam Keluaran 8:5-6: “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tanganmu dengan tongkatmu ke atas sungai, ke atas selokan dan ke atas kolam, dan buatlah katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir.”

Lalu Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir, maka bermunculanlah katak-katak lalu menutupi tanah Mesir.”

Ahli-ahli sihir meniru dan Firaun mengatakan pada Musa, “Aku tidak perlu mendengarkanmu, karena ahli-ahli sihirku melakukan semua yang kau lakukan.” Hati Firaun mengeras, dan ia menolak memenuhi permintaan Musa.

Musa akhirnya membuat dampak dengan tanda selanjutnya dalam Keluaran 8:16-19: “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah, maka debu itu akan menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.”

Lalu mereka berbuat demikian; Harun mengulurkan tangannya dengan tongkatnya dan memukulkannya ke debu tanah, maka debu itu akan menjadi nyamuk diseluruh tanah Mesir.”

Lalu mereka berbuat demikian, Harun mengulurkan tangannya dengan tongkatnya dan memukulkannya ke debu tanah, maka nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang. Segala debu tanah menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.

Para ahli itu pun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu manteranya untuk mengadakan nyamuk-nyamuk, [tetapi mereka tidak dapat]. Demikianlah nyamuk-nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang.

Lalu berkatalah para ahli itu kepada Firaun: (“Inilah tangan Allah.”) Tetapi hati Firaun berkeras, dan ia tidak mau mendengarkan mereka – seperti yang telah difirmankan TUHAN.”

Seperti pada zaman Musa, pertempuran final di bumi akan meletus di tataran pemikiran dan argumentasi manusia, (di tataran supernatural).

Satan ingin mengalihkan perhatian manusia dan disembah. Untuk mencapai sasaran-sasaran ini, ia mencari seseorang untuk memberinya kendali politik atas seluruh dunia. Tujuan ini yang mencobai Yesus, menawarkan kuasa sebagai ganti pujian menyembah Yesus.

Satan berusaha melimpahkan kuasa pada Yesus agar mereka yang memuji Yesus, sebagai balasannya, menyembah sumber dari puji- pujian-Nya, dalam hal ini Satan (lihat Lukas 4). Atas tawaran ini, Yesus merespons, “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Lukas 4:8). Ditulis dalam Alkitab King James Version, “Get behind Me, Satan!” (Lukas 4:8).

Sebagian besar orang membaca ini sebagai penolakan tegas terhadap Satan, namun bahasanya mengatakan sebaliknya, “Get behind Me, Satan” atau “Ikut dibelakang-Ku.” Yesus mengatakan pada Satan, Aku akan pergi, dan kau boleh mengikuti.” Sejak itu dimana pun Kristus diberitakan dan diproklamasikan, setan di ijinkan untuk mengikuti, menjajakan alternatif: Kristus palsu atau Antikristus.

Ini mempresentasi umat manusia dengan pilihan: Kristus atau Antikristus. Juga gambar awal Pontius Pilatus mempresentasi kerumunan orang banyak dengan pilihan siapa yang dibebaskan dari penjara: “Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?” (Matius 27:17). Mereka memilih Barabas, kriminal, membawa roh antikristus sebagai manifestasi pertama dalam sejarah manusia. Dengan berserah pada rencana Satan, orang-orang menolak Kristus sejati dan memilih penjahat.

Akhir zaman ini akan menakutkan: orang-orang akan memilih antara Kristus sejati dan kristus palsu. Pertama, Kristus sejati akan diberitakan di seluruh dunia, disertai tanda-tanda dan demonstrasi- demonstrasi Roh Kudus. Selanjutnya, Satan akan mengikuti, menjajakan Antikristus. Keputusan akan mengikuti Yesus atau Barabas? Yesus Kristus atau Satan?

Karena Yesus menolak tawar menawar dengannya, Satan mencari seseorang dengan kemampuan dan karisma luarbiasa untuk mendapatkan dukungan istimewa dunia. Sementara waktu, ia menggunakan dua strategi: intervensi supernatural roh-roh satanik dan kerusakan progresif moral dan etika manusia. Kemerosotan dalam moralitas sudah terbukti dalam regim brutal pemimpin- pemimpin seperti Adolf Hitler dan Josef Stalin. Tidak kentara dan mudah dilihat, namun menjijikan penggunakan roh-roh satanik dalam intervensi supernatural. Satan juga akan menggunakan nabi- nabi palsu dan memunculkankan kristus-kristus palsu untuk menipu dan menghancurkan pengikut-pengikut Kristus.

Perjanjian Lama membuktikan intervensi roh-roh satanik ini. Kejadian 6:1-2 menggambarkan zaman Nuh: “Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan- perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.”

“Anak-anak Allah” mengacu pada malaikat-malaikat yang memberontak melawan Allah, menerobos alam malaikat, dan tinggal bersama anak-anak perempuan manusia. Mitos kuno dan catatan-catatan historikal banyak kebudayaan mengkonfirmasi peristiwa ini.

Ayat 4 berlanjut, “Pada waktu itu orang-orang raksasa (Dalam Ibrani, “nefilim,” atau “makhluk-makhluk yang jatuh”) ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.”

“Orang-orang kenamaan” ini disebut “pahlawan-pahlawan” dalam Yunani, dan dalam mitologi Yunani, sebagian besar pahlawan- pahlawan ditelusuri asal-asulnya pada kesatuan antara allah dan anak-anak perempuan manusia, seperti Zeus dan Leda. Intervensi Satan dan antek-anteknya membiakkan dosa warisan abadi dan kefasikan (kesia-siaan) dalam umat manusia.

Dalam 1 Petrus 3:19-20, kita belajar bahwa Yesus memberitakan Injil pada roh-roh di Hades: “dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.” Kitab Yudas menyinggung hal serupa: “Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan- kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang” (Yudas 6-7).

Antara kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus turun kedalam Hades, dimana Allah memenjarakan roh-roh untuk alasan-alasan spesifik.

Mitologi Yunani membuat banyak referensi pada tempat yang disebut Tartarus, nama sama yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk tempat dimana malaikat-malaikat dengan belenggu abadi ini di buang. Standar leksikon Yunani menjelaskan bahwa Tartarus tempat pemenjaraan, yang dibuat untuk kesalahan spesifik, berlokasi jauh dibawah Hades sementara Hades dibawah permukaan bumi. Dalam hal ini, Alkitab dan mitologi Yunani sesuai.

Intervensi supernatural oleh malaikat-malaikat satanik disertai kemerosotan moral. Kejadian 6:5 berkata, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya (setiap imaginasi) selalu membuahkan kejahatan semata-mata.” Imaginasi manusia menyebabkan dalam pikiran gagasan-gagasan jahat.

Ayat 11 berlanjut, “Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.” Kekerasan dan pertumpahan darah umum di mana-mana.

Dan ayat 12 menyimpulkan, “Allah menilik bumi itu dan sungguh rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.” Jadi, sebelum air bah, degenerasi manusia di cirikan dengan pikiran-pikiran jahat, kekerasan, dan penyimpangan sexual.

Peristiwa paling awal penghakiman Allah di dunia, air bah, memberi pandangan sekilas penghakiman final Allah, juga. Lagi, Roh Kudus harus bekerja melalui saluran – dalam hal air bah, Ia bekerja melalui Nuh dan keluarganya.

Dalam Kejadian 7:1, Allah memberi Nuh pertimbangan yang logis untuk pilihan-Nya: “Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini.” Kebenaran Nuh cukup untuk keluarganya, juga, contoh jelas apa yang di deklarasikan dalam Kisah Para Rasul 16:31: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Ketika Nuh dan keluarganya ditarik dengan aman, Roh Allah menarik diri dari sisa umat manusia, memberi Satan bebas memerintah di bumi selama tujuh hari, waktu Nuh dan keluarganya tertutup didalam bahtera sebelum hujan turun. Penghakiman kemudian terjadi, dan dalam hari-hari terakhir urutan serupa akan terjadi. Yesus berkata dalam Lukas 17:26, “Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia.”

Pola lain Perjanjian Lama gambar awal akhir zaman ini terjadi dalam hari-hari Ahab, penguasa jahat kerajaan utara Israel. Pemerintahnya mempertunjukkan degenerasi karakter manusia dan intervensi supernatural satanik: “Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Asa, raja Yehuda. Dan Ahab bin Omri memerintah dua puluh dua tahun lamanya atas Israel di Samaria.

Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya.

Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.

Kemudian ia membuat mezbah untuk Baal itu di kuil Baal yang didirikannya di Samaria.

Sesudah itu Ahab membuat patung Asyera, dan Ahab melanjutkan bertindak demikian, sehingga ia menimbulkan sakit hati Allah, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya” (1 Raja-Raja 16:29-33).

1 Raja-Raja 21:25 menggambarkan kejahatan Ahab bahkan lebih ringkas: “Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya.” Kepada siapa Ahab menjual dirinya? Kepada Satan, pencipta kejahatan – ia membuat tawar menawar dengan setan. Istri Ahab, Izebel, gambar awal pelacur, atau gereja palsu. Ia memperkusi dan membunuh nabi-nabi Tuhan dan sebaliknya mempromosi nabi-nabi palsu (lihat 1 Raja-Raja 18:4). Taktiknya merepresentasi apa yang kita antisipasi dari gereja palsu pada akhir zaman.

Bersama dengan gereja palsu, kita mengantisipasi nabi-nabi palsu dan kristus-kristus palsu untuk tampil. Mereka yang tidak berakar dalam Kristus dan kurang pengetahuan akan kuasa dan kebenaran Allah akan mengalah pada penipuan dan akhirnya pembinasaan.

1 Timotius 4:1 memberi peringatan jelas: “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.” 2 Timotius 3:13 mengatakan, “sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.”

Yeremia 23:16-17 memperingatkan bahwa nabi-nabi palsu berbicara damai ketika nabi-nabi sejati akan memperingatkan pembinasaan: “Beginilah firman TUHAN semesta alam: “Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; mereka selalu berkata kepada orang- orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!.”

Seorang nabi bisa mengatakan kata-kata penghibur, namun jika kita tidak hidup sesuai kebenaran Allah, kata-kata ini tidak berlaku. Nabi itu memberi penghiburan palsu. Yeremia melanjutkan, “Sebab siapakah yang hadir dalam dewan musyawarah TUHAN, sehingga ia memperhatikan dan mendengar Firman-Nya? Siapakah yang memperhatikan firman-Nya dan mendengar-Nya?” (ayat 18). Nabi sejati hadir dalam dewan Tuhan dan membalikan orang-orang dari jalan-jalan jahat.

Nabi-nabi palsu menyebabkan banyak masalah dan menyesatkan orang-orang yang mencari nabi-nabi seperti mereka yang menginterpretasi kehendak Allah dan jalan-jalan Allah. Interpretasi palsu menyesatkan mereka yang percaya padanya. Yehezkiel 22:25- 27 memberi contoh jelas: “yang pemimpin-pemimpinnya di tengah-tengahnya seperti singa yang mengaum, yang menerkam mangsanya: manusia ditelan, harta benda dan barang-barang yang berharga dirampas, janda-janda dibuat bertambah-tambah di tengah-tangahnya.

Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal- hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka.

Pemuka-pemukanya ditengahnya adalah seperti serigala-serigala yang menerkam mangsanya dalam kehausan akan darah, yang membinasakan orang-orang untuk menguntungkan diri sendiri secara haram.”

Allah menghakimi nabi-nabi, imam-imam, pangeran-pangeran dan umat-umat, namun Ia mulai dengan nabi-nabi, yang mewakili-Nya dan kehendak-Nya.

Pada masa-masa kemerosotan spiritual, nabi-nabi palsu berkembang biak. Pada masa Elia, dalam kerajaan Ahab, ada empat ratus lima puluh nabi Baal dan empat ratus nabi Ashera, dewa amoral pagan. Itu membuat delapan ratus lima puluh nabi palsu – sangat kontras dengan satu nabi sejati, Elia.

Juga selama kekuasaan Ahab, Ahab menggunakan kesaksian empat ratus nabi palsu lain untuk meyakinkan Yosafat, Raja Yehuda, untuk berperang melawan Ramot-Gilead. Dalam contoh ini, ada satu nabi sejati lain, Mikha. Periode ini saja menyaksikan seribu dua ratus lima puluh nabi palsu dan hanya dua nabi sejati.

Apakah kita berpikir kontras ini banyak berbeda hari ini? Rasio nabi palsu dibanding nabi sejati sejak dulu sampai sekarang hanya berubah sedikit.

Dalam Yehezkiel 22:23-24, Allah menjatuhkan penghukuman atas Israel: “Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku: “Hai anak manusia, katakanlah kepadanya (tanah Israel): “Engkau adalah tanah yang tidak menerima hujan, tidak mendapat air pada masa kegeraman.”

Yehezkiel lalu menggambarkan bagaimana Allah akan berurusan dengan empat kelompok: nabi, imam, pangeran, dan umat. Ia menangani dalam urutan ini, dimulai dengan nabi, yang menginterpretasi kehendak dan jalan-jalan Allah pada umat-Nya. Yehezkiel 22:25-28 menulis: “…yang pemimpin-pemimpinnya di tengah-tengahnya seperti singa yang mengaum….Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir…………………………………………………………………………… Pemuka-pemukanya di tengah-tengahnya adalah seperti serigala-serigala yang menerkam mangsanya…..Dan nabi-nabinya mengoles mereka dengan kapur dengan melihat penglihatan yang menipu dan memberi tenungan bohong bagi mereka”

Allah mulai dengan penghakiman atas gereja – dengan nabi-nabi palsu.

“Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allah, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.

TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut” (Ulangan 13:1-4).

Dari nas-nas diatas, kita melihat bahwa nabi-nabi palsu memberi prediksi-prediksi yang bahkan akan terjadi, namun mereka bukan dari Allah karena prediksi-prediksinya mengkontradiksi kehendak Allah seperti di ungkapkan dalam Kitab Suci. Ulangan 18:20-22 berkata, “Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan dengan nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi harus mati.

Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? – apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN, dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.”

Kita harus menjaga terhadap penipuan oleh nabi-nabi palsu, yang apakah membuat prediksi-prediksi yang terjadi namun mengkontradiksi Kitab Suci atau membuat prediksi-prediksi yang tidak benar, karena mereka tidak datang dari Allah. Tidak alkitabiah mengijinkan seseorang mempraktikan karunia nubuat tanpa memeriksa apa yang ia nubuatkan. Harus selaras dengan Kitab Suci.

Gelombang okultisme akan mencirikan akhir zaman. Praktisi ilmu sihir, ilmu gaib, guna-guna, mantera, dan kesaktian akan menipu diri mereka dan orang-orang lain, mempersiapkan jalan untuk Antikristus.

Penyihir, kewaskitaan, dan orang-orang lain yang mempunyai kuasa satanik, supernatural akan makin memburuk. Kita melihat tiga mujizat yang Musa lakukan dalam nama Allah untuk membuat Firaun membebaskan bangsa Israel dari Mesir ditandingi oleh ahli sihir Firaun, mendemonstrasikan kuasa Satan di alam supernatural. Kejahatan para pelaku kejahatan akan meningkat, seperti kebaikan orang benar, seperti Wahyu 22:10-12 instruksikan: “Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.

Barangsiapa yang berbuat jahat; barangsiapa yang cemar; biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!”

Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.”

Diberi kebebasan seperti itu, orang-orang akan mengejar kecenderungan natural mereka untuk tujuan logikal mereka. Bagi orang jahat, Tuhan berkata kamu tidak punya waktu lama. Bagi orang benar, Ia berkata untuk terus mengejar kebenaran tanpa berpuas diri.

“Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?” (1 Petrus 4:17).

Dalam Yehezkiel 8:10-14, nabi mencatat apa yang ia saksikan dalam bagian dalam bait Jehova di Yerusalem: “Lalu aku masuk dan melihat, sungguh, segala gambar-gambar binatang melata dan binatang-binatang lain yang menjijikkan dan segala berhala-berhala kaum Israel terukir pada tembok sekelilingnya.

Dan dihadapannya berdiri tujuh puluh orang tua-tua kaum Israel, dengan Yaazanya bin Safan di tengah-tengah mereka dan masing- masing memegang bokor ukupannya di tangannya, dan keharuman dari asap ukupan itu naik ke atas.

Firman-Nya kepadaku: “Kaulihatkah, hai anak manusia, apa yang dilakukan oleh tua-tua kaum Israel di dalam kegelapan, masing- masing di dalam kamar tempat ukiran-ukiran mereka? Sebab mereka berkata: TUHAN tidak melihat kita; TUHAN sudah meninggalkan tanah ini.”

Ditambahkan-Nya lagi: “Engkau masih akan melihat perbuatan- perbuatan kekejian yang lebih besar lagi yang mereka lakukan.”

Lalu dibawa-Nya aku dekat pintu gerbang rumah TUHAN yang disebelah utara, sungguh, di sana ada perempuan-perempuan yang menangisi dewa Tamus.”

Didalam bait Allah, umat-Nya sedang menyembah sosok Satan yang mengerikan. Perempuan-perempuan menangis untuk Tamus, dewa kesuburan pagan yang “mati” pada musim-musim tertentu setiap tahun dan dipercayai bangkit pada musim semi.

Yehezkiel 8:16 melanjutkan, “Kemudian dibawa-Nya aku ke pelataran dalam rumah TUHAN; sungguh, dekat jalan masuk ke Bait TUHAN, di antara balai Bait Suci dan mezbah ada kira-kira dua puluh lima orang laki-laki, yang membelakangi bait TUHAN dan menghadap ke sebelah timur sambil sujud pada matahari di sebelah timur.”

Untuk praktik-praktik yang menjijikan ini, Allah menjalankan penghakiman atas Yerusalem. Ia memberi pada mereka yang menangisi kekejian tanda-tanda khusus untuk melindungi mereka. Mereka yang tidak memiliki tanda-tanda dibinasakan (lihat Yehezkiel 9:4-6).

Sekutu-sekutu Satan adalah pecundang – antek-antek yang kalah karena kegagalan – karena Satan sendiri pecundang. Kekalahannya tidak terhindarkan, maka jika diri kita sudah bersekutu dengannya, lebih cerdik kita bertukar pihak selama kita bisa. Ia tidak akan memperlakukan kita dengan adil atau mengkompensasi kita untuk usaha apa saja; begitu ia selesai dengan kita, ia akan menolak kita. Wahyu 17:16-17 berkata, “Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakar dengan api.

Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman Allah telah digenapi.”

Warga negara-warga negara Antikristus, kesepuluh tanduk pada akhirnya akan membinasakan pelacur itu. Jadi gereja palsu itu akan menghancurkan diri sendiri, dihancurkan oleh kekuasaan politik yang sama yang mereka manipulasi untuk mencapai posisinya.

Situasi ini tidak begitu asing bagi gereja hari ini. Sebenarnya, kotoran dan kekejian yang masuk ke bait pada zaman Yehezkiel sudah juga meresap kedalam gereja Kristen hari ini.

Lagi, orang yang Allah akan selamatkan adalah ia yang menangisi dan meratapi kekejian-kekejian ini. Amos 6:3-6 mengilustrasi ini dengan jelas: “Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka, tetapi mendekatkan pemerintahan kekerasan; yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk berjuntai di ranjang; yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya; yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!.”

Jika kita fokus pada menikmati diri kita dari pada mengkultivasi keprihatinan untuk penderitaan-penderitaan mereka disekitar kita, roh kita jauh dari Yesus.

Untuk gambaran lebih lengkap mengenai kerusakan moral dan etika di akhir zaman ini, kita kembali ke 2 Timotius 3:1-5: “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.

Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!.”

Sementara hari-hari berakhir, kita harus memisahkan diri kita dari yang jahat; dari mereka yang memperlihatkan ciri-ciri yang disebut, 2 Timotius 3:5 dengan menjauhi mereka!

Kita harus memutuskan dengan siapa kita akan berasosiasi, karena ini akan memiliki keterkaitan besar dengan tujuan kekal kita. Satan berencana untuk menjerat kita. Mari kita lawan skema-skemanya dan tetap dengan mereka yang mengikuti Tuhan.

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply