Yesus dan Politik (Part XV)
eBahana.com – KONSPIRASI POLITIK
“Kamu tahu bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah maka Anak manusia akan diserahkan untuk disalibkan.”
Paskah yang dimaksudkan-Nya adalah memperingati keluarnya bangsa Isral dari tanah Mesir yaitu tanah perbudakan. Hari raya tersebut begitu di sakralkan dan diperingati setiap tahun secara besar-besaran sebab paskah sudah menjadi budaya dan tradisi. Karena terlalu sakralnya sehingga Dia mengingatkan para murid untuk turut serta juga dalam perayaan Paskah
“Pada waktu itu berkumpulah imam-imam kepala, tua-tua bangsa Yahudi di istana imam besar yang bernama Kayafas.”
Kemarahan imam-imam kepala bangsa Yahudi sedang memuncak sehingga berkeinginan untuk membunuh Yesus. Mengapa mereka marah kepada-Nya karena semakin bertambah hari pengaruh Kristus kepada Israel semakin masif dan jumlahnya bukan semakin berkurang tetapi semakin bertambah banyak. Hal tersebut dianggap sebuah ancaman bagi eksistensi sebagai petinggi agama Yahudi. Yesus selama hampir 3,5 tahun kerja, kerjanya sangat dirasakan masyarakat khususnya bagi mereka yang selama ini sangat menderita berbagai macam penyakit seperti lumpuh, buta, kusta dan penyakit yang lainya. Di samping menyembuhkan berbagai penyakit Ia juga berkuasa mengusir setan dari tubuh manusia ataupun ditempat yang lainya. Hal itu menjadi nilai positif bagi-Nya di hadapan rakyat Israel. Sedangkan para petinggi agama Yahudi tidak ada kerja kerja dan pelayanan yang menguntungkan rakyat Israel khususnya mereka yang menderita suatu penyakit dan mereka yang kerasukan setan. Karena mereka kerja hanya untuk kepentingan diri sendiri dan golongan. Golongan Farisi bekerja untuk diri sendiri dan golongannya, demikian pula dengan orang-orang Saduki juga bekerja untuk dirinya sendiri dan golongannya. Disinilah letak perbedaannya, sehingga wajar jika rakyat lebih simpati kepada Yesus dibanding dengan para petinggi agama Yahudi. Karena bingung dan tidak berhasil membendung tingkat kepercayaan rakyat kepada Yesus maka para petinggi mengadakan pertemuan.
Apa isi pertemuan di istana pemimpin agama Yahudi yang bernama Kayafas?“ Dalam pertemuan itu mereka merundingkan suatu rencana untuk membunuh Yesus, untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Yesus”
Padahal menurut 10 hukum Taurat yang bunyinya “jangan membunuh,” berarti apa yang sedang direncanakan untuk membunuh Yesus adalah dosa atau perbuatan melawan hukum. Tetapi mengapa hal itu tetap ingin dilakukannya. Idealnya sebagai pemimpin itu menjadi pemimpin yang memberikan contoh yang baik dan menjadi teladan bagi rakyatnya. Namun yang terjadi justru mereka seringkali berbuat sebaliknya melanggar perintah taurat Musa dan kitab para nabi. Apabila rakyat melanggar taurat Musa dan kitab para nabi maka mereka sesegera mungkin untuk melakukan eksekusi hukuman tetapi jika Saduki dan Farisi pemimpin yang lainya melanggar sepuluh hukum taurat Musa siapa yang mengadili dan menjadi hakimnya. Apakah hakim dan pengadilannya yang berasal dari kekaizaran romawi, kalau demikian adanya bangsa Israel tidak berdaulat di bidang hukum, karena tajam ke bawah tumpul ke atas. Dan menggunakan kekuasaan untuk menindas rakyat. Apa yang akan dilakukan pemimpin agama Yahudi terhadap Yesus adalah bentuk kriminalisi kukum karena dalam hal ini Yesus belum ditemukan letak kesalahannya. Apa yang akan dilakukan Mereka adalah bentuk kesewenang-wenangan sebagai seorang pemimpin. Dia sebagai seorang pemimpin memutuskan bersalah memutuskan bersalah atau tidak bersalahnya berdasarkan subyektifitas pribadi dan berdasarkan rasa suka tidak suka. Sebagai pemimpin sebelum menjatuhkan vonis seseorang harus menerjunkan tim pencari fakta dan data, setelah selesai baru membuat kesimpulan. Vonis tersebut memenuhi unsur keadilan masyarakat.
Sebagai pengikut Kristus yang terpanggil dan dikehendaki sebagai legislator, sebagai eksekutif (pemerintahan) dan Yudikatif (para penegak hukum) harus mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan meneladani Kristus dan mendasari pekerjaannya dengan firman dan penyertaan Roh Kudus jangan seperti farisi dan Saduki melakukan pekerjaan karena uangmu berapa atau kuat membayar berapa. Hendaklah jabatan politik itu adalah alat sedangkan hormat dan kemuliaan nama Tuhan adalah tujuannya. Markus Sulag