Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kupon Valentine




eBahana.com – Delmenhorst, 2007.

Musim semi menjelang. Kuncup-kuncup bunga apel  di pekarangan bermunculan. Kami memiliki empat pohon. Buahnya berwarna hijau dan kerap jatuh ke tanah setelah dikerubuti tupai. Aku dan Femke menggeser kandang kelinci dari bawah pohon. Kami memiliki empat ekor.

“Apakah di Indonesia ada hari Valentine?”, tanya anak perempuan berumur tujuh tahun itu.

“Ada, dong!”, jawabku. “Apa kalian merayakannya di sekolah?”, aku ingin tahu.

“Ya, kami punya tugas memberikan kupon Valentine. Kamu mau kuponku?”

Hm, kupon Valentine. Kedengarannya seru. “Mau lah. Gimana itu kuponnya, apa aku dapat cokelat gratis?”. Femke berlari masuk ke rumah, sambil meneriakkan kata tunggu sekencang-kencangnya.

***

                Di dapur Joost  dan Femke tengah menggambar di atas meja makan. Godje bertugas mewarnai. Hampir tujuh bulan sudah aku mengikuti program Aupair bersama keluarga Woehler. Bahasa Jermanku lumayan juga karena Joost, Femke dan Godje sangat suka mengobrol.

“Ini kupon Valentinemu, berlaku satu hari saja besok ya!”. Sama-sama mereka menyodorkan sehelai gambar antah berantah yang diterjemahkan Femke sebagai “Karena kami tidak dibolehkan punya uang beli cokelat, maka kami memberikanmu kupon ini. Di hari Valentine kamu tidak perlu menemani kami bermain. Kami akan merapikan kamarmu dan menyiapkan makan malammu.  Tapi cuma tanggal 14 saja, ya? Mulai siang sampai sore.”

Tawaku mengguncang. Anak-anak Jerman ada-ada saja. “Baiklah,” sahutku. Rasa penasaran kusimpan sampai besok harinya. Besok siang sesudah makan aku bersiap pergi  kursus bahasa ke kota Bremen. Ketika tiba di rumah aku pangling melihat rumah yang biasanya berantakan mendadak rapi.

“Mana anak-anak?” tanyaku. Frauke dan Stephan tengah membaca koran di dapur.

“Mereka sudah tidur. Makanlah, tadi mereka menyiapkannya buatmu,” Frauke menjawab sambil menunjuk meja.

Setangkup sandwich di atas meja untuk makan malam. Aku nyaris tertawa kalau tadi Frauke dan Stephan, orang tua mereka tidak ada di situ. Baiklah, ini sandwich istimewa di hari Valentine.  Ada gambar antah berantah dari Femke lagi di bawah gelas berisikan jus apel. Frauke menerjemahkan untukku. “Matahari bersinar ketika kamu di rumah, meskipun musim semi belum tiba. Happy Valentine.”

Kupon, gambar, ungkapan, dispensasi, dan sandwich di hari Valentine. Terasa beda, tapi sangat bermakna.  Caroline T. Manurung

 

 

Dapatkan buku terkait : http://ebahana.com/product/kuasa-cinta-agung-nilainya-dahsyat-dayanya/

http://ebahana.com/product/mari-bicara-tentang-cinta/



Leave a Reply