Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Saviour Our Soul (Bagian 1)




Firman Menjadi Manusia 

Pertanyaan besarnya mengapa Dia menjadi manusia? Dalam PL ada tiga ayat yang menyatakan berita kedatangan-Nya. Dari ketiga ayat itu dibagi dalam dua kategori. Pertama bersifat profetis. A. Setelah kejatuhan manusia, TUHAN menubuatkan kedatang­an seseorang dari keturunan perempuan yang menjadi musuh ular (Iblis, Kej. 3:15b). B. Saat masih mengembara di padang, TUHAN menubuatkan kedatangan nabi yang seperti Musa. Firman-Nya akan ditaruhkan di dalam mulutnya (Ul. 18:15-18). Kedua karena permintaan. C. Ketika orang Israel melihat dan merasakan kengerian yang luar biasa ketika TUHAN berbicara, mereka meminta supaya Musa menjadi perantara. Sebenarnya, nubuat kedatangan sang nabi tersebut merupakan penggenapan dari permintaan orang Israel ketika di Gunung Horeb.  (Kel. 20:18-21, Ul. 18:16-17).

Sebagai Anak Allah, Dia mengalami dua kelahiran. “Kelahiran” pertama terjadi ketika firman (Anak) diucapkan Allah tetapi tidak dapat dilihat, hanya dapat didengar.  Inilah letak keilahian Yesus. Kelahiran kedua terjadi ketika Dia dilahirkan melalui rahim Maria (Mat. 1:23; Luk. 2:11). Inilah letak kemanusiaan Yesus (bdk. Yoh 7:28-29).

Tentang firman, ada dua kategori, pertama Logos Endiathetos (Logos [firman] yang terdapat dalam diri Bapa). Contohnya, Matius 3:17, 17:5 “Inilah Anak…”,  dan Yohanes 12:28-29 “Aku telah…”. Kedua, Logos Prophorikos (Logos yang menjadi manusia [Yoh. 1:14]).

Firman di dalam Bapa itu dapat didengar tetapi Bapa tak tampak.  Dengan demikian, asumsi yang menyatakan di surga tidak ada Allah atau terjadi kekosongan kekuasaan karena Yesus menjadi manusia adalah salah. Faktanya, Bapa masih  tinggal di surga.  Namun, terkadang, kita sering mengatakan bahwa Allah menjadi manusia. Kalau Dia menjadi manusia, artinya pernyataan ini tidak sesuai dengan data yang diungkapan Matius dan Yohanes di atas. Jadi ungkapan yang benar adalah  firman telah menjadi manusia atau firman menjadi manusia (Yoh. 1:14).

Untuk menambah wawasan kita tentang Allah Tritunggal, perlu kita ketahui bahwa  kesatuan Bapa dan Anak (Yesus) terletak pada logos  (Yoh. 1:1,10:30). Ketika berkata-kata kepada orang banyak pada waktu itu, Yesus sedang mengungkapkan isi hati Bapa (Yoh. 8:38).

Anak Tidak Tahu karena Tidak Dikatakan

Yesus dianggap tidak mahatahu karena tidak mengetahui datangnya kiamat (Mat. 24:36). Sudah dikatakan sebelumnya, Yesus adalah perkataan (firman) Allah. Seseorang bisa mengetahui isi hati orang lain jika orang tersebut sudah mengatakannya. Dari semua isi hati Bapa, hanya  hari kiamat yang belum Dia katakan. Anggapan yang seharusnya muncul bukan mahatahu lagi tetapi sudah dikatakan atau belum. Kalau dikatakan pun, Yesus tetap mahatahu karena ada korelasi antara Allah dan perkataan-Nya. (ryp)



Leave a Reply