Saling Bersaksi adalah Solusi
eBahana.com – Lalu Ia berkata: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi!”
Yang menghalangi kenapa mereka tidak mengenal Yesus adalah: ”Kata betapa lambannya hatimu sehingga kamu tidak percaya segala segala sesuatu yang dikatakan oleh nabi.” Lamban artinya selalu tertinggal dari yang lain, selalu kalah dari yang lainya dan masih banyak lagi istilah yang artinya sama. Di sini dikatakan lamban dalam berpikir kalimat ini bisa multitafsir, lamban dalam berpikir karena bawaan sejak lahir atau karena suatu penyakit atau karena memang karena masa bodoh dengan hal itu. Tetapi Lamban dalam berpikir di sini memang ada kaitannya kepekaan iman dari dua orang muridnya yang berjalan menuju Emaus. Sebab Kedatangan Mesias sudah ditulis dan dinubuatkan oleh para nabi sebelumnya. Cara berpikir mereka sama dengan masyarakat Israel pada umumnya.
Sebelum dia ditangkap Dia juga sudah memberitahu mereka bahwa: “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Itulah alasan mengapa Yesus berkata: “Betapa lambannya hatimu.”
Karena lamban itulah mengapa Yesus menceritakan dan menjelaskan tentang nubuat yang disampaikan dan ditulis oleh para nabi, seperti dibawah ini: “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka, apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh kitab suci mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.” Dengan tujuan sebagai pengingat dalam mereka supaya apa yang telah dengarkan baik siang maupun malam baik di rumah atau di bait Allah juga disampaikan kepada yang lain juga.
Tujuan menceritakan ulang tentang Dia yang telah dinubuatkan yang ditulis dalam kitab para nabi mulai dari Musa supaya teringat bahwa Yesus itu bukan hanya seorang nabi tetapi juga Tuhan yang berkuasa.
Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya, kata-Nya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami; sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Di sini Yesus sekalipun Dia adalah pribadi Tuhan tetapi tidak mau menunjukan kelelahan-Nya. Melalui kuasa-Nya sebenarnya Dia dengan mudah bisa menaklukkan kedua murid tersebut tetapi Ia lebih memakai cara-cara pendekatan manusiawi (humanis) dengan cara seolah Dia ingin melanjutkan perjalanan dengan harapan dua orang murid-Nya mengajaknya singgah menginap bersama-sama mereka. Di situlah Yesus menunjukkan jati diri-Nya dengan melakukan hal-hal yang biasa Ia lakukan bersama sama dengan mereka. “Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.”
Untuk membuka pikiran mereka yaitu dengan mengingat tentang apa yang telah Ia sering lakukan bersama yaitu: “Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah mecahkan-Nya dan memberikannya kepada mereka.” Kebiasaan yang sering dilakukan adalah mengambil roti dan memecah-mecahkannya mengucapkan berkat dan memberikannya kepada mereka. Setelah memakan roti yang telah diberkati oleh Dia apa yang terjadi? “Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia. Tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.” Mata mereka menjadi terbuka dan mengenal Dia. Kuasa berkat Tuhan yang bisa membuka hati dan pikiran-pikiran mereka hancur akibat peristiwa salib. Roti adalah gambaran tubuh Kristus yang telah dikorbankan-Nya untuk menebus dosa-dosa manusia yang percaya kepada-Nya. Ketika mereka menerima roti yang telah diberkati-Nya mata mereka baru terbuka dan mereka mengenal Dia. Tetapi yang aneh di sini mengapa Yesus tiba-tiba lenyap dari pandangan mereka.” Apa alasannya? Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu.
Alasan mengapa Dia langsung hilang dari pandangan mata mereka supaya segera kembali menyatu dengan murid yang lain. Dan ternyata murid-murid yang lain sudah berkumpul. “Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.”
Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Setelah mereka sudah berkumpul mereka dan saling bersaksi menceritakan pengalamannya masing-masing tentang apa yang telah mereka lihat di tempat mereka masing-masing, yaitu pengalaman Simon ketika ia ditemui Yesus dan cerita dua orang yang berjalan di jalan menuju Emaus.
Permasalahan dan beban berat terselesaikan salah satunya dengan sering pengalaman bersama dengan Tuhan. Begitu juga dengan kita saat ini persoalan boleh datang dan pergi silih berganti tetapi apabila kita sering-sering pengalaman kepada saudara teman seiman pasti akan muncul solusi sebab Tuhan bersama-sama dengan kita. Markus Sulag