Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

NATAL YANG MENYEMBUHKAN LUKA




Perkenalkan, nama saya Yohanes Dimas Raka Satria, saat ini sudah 8 bulan saya mengikut Tuhan Yesus, sebelum saya menyampaikan kisah Natal saya yang indah ini, perkenankan saya untuk bercerita sedikit awal mula saya jatuh cinta dengan agama Kristen.

Pada awalnya sekitar umur 19 tahun, saya sangat tertarik dan menyukai Natal, terutama pohonnya. Namun di saat itu aku masih belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, bagiku walaupun aku belum menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, aku tetap merasakan damai dan ketenangan dan sukacita karena Natal juga dapat menyembuhkan luka hati saya.

Dahulu, saya mempunyai cita cita sebagai guru, namun ayahku tidak menyetujui cita cita ayahku sebagai guru karena gaji guru sangatlah kecil. Saat itu aku sudah lulus kuliah D3 Manajemen Perhotelan yang telah kuselesaikan dengan susah payah dan berat.

Suatu hari, aku ditelepon oleh guru dari SD Kristen Petra Malang, lalu setelah saya menghadap sang kepala sekolah, beliau menawarkan saya untuk mengajar olahraga di SD tersebut, akhirnya setelah saya pikir, saya terima atwaran tersebut dan menjadi guru standby setelah diantar ke Yayasan.

Setelah 3 bulan aku mengajar disitu, Tuhan menempatkan saya di sekolah yang jauh berbeda dengan SD Kristen tersebut, yaitu di sebuah SMK Perhotelan ( nama tidak disebutkan ), namun alangkah kecewanya saat 3 bulan berjalan, aku begitu mengalami penderitaan dan sakit hati yang amat dalam, ini berbeda jauh dengan senior saya di SD Petra Malang yang jauh lebih menyayangi, memperhatikan serta memanusiakan saya.

Akhirnya setelah saya menerima surat pemecatan tersebut, sembari menenangkan diri, saya mengikuti  teman saya dari TK Kristen Petra Malang untuk ikut serta merayakan Natal bersama anak anak SD Kristen Petra Malang di GKI Tumapel, begitu damainya suasana Natal tersebut sehingga aku sejenak dapat melupakan masa laluku.

Hujan pun begitu deras mengguyur, namun aku tetap berjalan p;ulang. Hingga pada saatnya aku menagnggur karena belum mendapat pekerjaan lagi setelah dipecat oleh SMK Perhotelan tersebut satu minggu yang lalu.

Akhirnya lonceng Natal pun berbunyi, gembira ria dan suka cita kelahiran Yesus singgah di hatiku. Akhirnya malam sebelum Natal aku mendatangi sebuah aula pertemuan yang dipakai untuk acara Natal GBI Diaspora ( karena saat itu saya masih belum memiliki dan berjemaat di sebuah gereja tetap dan belum dibaptis selam ) atas informasi dari teman saya dari TK Kristen Petra Malang, bahkan disitu juga saya bertemu teman karate saya dan mengikuti acara Natal tersebut dengan selesai, tanpa kuduga sama sekali saya juga bertemu Rafael Sm*sh.

Dalam perjalanan saya juga sempat melihat beberapa orang yang berpakaian rapi dan cantik merayakan Natal di beberapa hall dan area pertemuan di hotel hotel berbintang, tampak juga di wajah mereka sinar suka cita yang tidak dapat dibendung lagi, mengingat Natal adalah hari bahagia untuk umat Kristiani, walaupun saat itu saya masih belum di baptis selam. Tidak lupa; juga saat perjalanan pulang aku begitu takjub melihat mereka yang memuji muji Tuhan dan bernyanyi atas kelahiran Sang Terang Dunia.

Pagi yang indah itu telah tiba, yaitu 25 Desember 2017, pagi sebelum saya berangkat merayakan Natal, saya membuat sup merah hangat berisi sosis dan wortel untuk sarapan ( karena Natal selalu identik dengan yang merah merah walaupun juga menggunakan warna hijau dan putih ), tidak lupa juga saya meminum susu jahe sembari melihat berita perayaan Natal yang ditayangkan oleh berita di televisi, hingga tulisan ini saya buat, ketika saya mengingatnya ada damai sukacita Natal walau saya belum mendapat pekerjaan lagi.

Akhirnya jauh sebelum Natal tiba saya sudah mendapat kabar bahwa ada perayaan Natal di Gereja Kristen Kalam Kudus, saya ikut yang jam 3 sore dikarenakan aku akan mengunjungi kerabat kerabat saya di daerah Wagir, dan begitu senangnya juga saat aku bertemu dengan rekan kerja ku selama aku masih mengajar di Petra dan beliau menawarkan aku untuk duduk di sebelahnya.

Setelah selesai mengikuti rangkaian acara Natal di gereja tersebut, semua jemaat juga akan mendapatkan bingkisan yang berisi sembako dan dibagikan secara gratis, dan saya juga dapat sembako juga meskipun bukan jemaat di gereja tersebut.

Oh, betapa indah Natal yang ku rasakan ini.

Setelah itu saya berangkat ke Wagir untuk bertemu kerabat dan teman teman saya untuk mengucapkan selamat Natal, dan alangkah bahagianya ketika saya ditawari untuk makan makan di Loandeng Passionis Wagir ( sebuah biara untuk para frater atau umat Katolik ), dan aku pun merasakan kebahagiaan saat mereka menyambutku dengan ramah dan baik hati. Dan saat mereka akan berdoa, aku pun juga bingung sebab aku belum di baptis, akhirnya dengan sangat nekat aku hanya ikut berdoa dengan melipat tangan saja ( sedangkan mereka membuat tanda salib karena mereka umat Katolik ). Akhirnya acara makan makan pun dimulai, tidak lupa juga saya beramah tamah dengan tamu tamu undangan yang hadir dan berfoto foto. Saat acara telah usai akhirnya aku pulang berkunjung ke rumah kerabat kerabat saya yang juga merayakan Natal esok harinya.

Pada saat berkunjung dalam rangka acara Natal, saya pun berbagi cerita dan kabar soal pekerjaan, dan kerabat kerabat saya juga memberikan motivasi dan masukan untuk menjadi karyawan dan guru yang baik, dan pada saat itu juga saya berkunjung ke salah satu rumah Bude mantan murid saya yang juga bekerja sebagai guru bahasa Inggris di SMP Kristen Petra Malang menanyakan apa kesibukan kamu sekarang dan mengapa saya keluar dari Petra ?. Setelah saya jelaskan dari awal hingga akhir, beliau pun menganggukkan kepala dan memahami penjelasan saya, dengan bersemangat pula beliau menawariku untuk bekerja menjadi Staff Tata Usaha di sebuah sekolah Kristen lagi, awalnya saya tidak percaya diri untuk menerima tawarannya, namun dengan dukungannya lah saya bersedia menerima tawarannya, terlebih saya juga belum memeluk agama Kristen.

“Pak, Bapak ini khawatir dan takut karena Bapak tidak berani mencoba, besok saya hubungkan ke teman saya ya, saya sambungkan juga ke kepala sekolahnya”.

Akhirnya saya pun menerima tawarannya.

Puji Tuhan, saya kembali bertemu dengan kepala sekolah yang baik hati, walau saya mempunyai lembaran hitam, beliau tidak melihat itu, namun beliau mendidik dan menjadikan pribadi saya yang lebih baik lagi.

Tidak terasa hampir 1 tahun saya bekerja di sekolah Kristen tersebut, bahkan nuansa Kristiani dan kependetaannya cukup kuat, sampai dijuluki sekolah misionaris, semoga bahagia Natal yang kualami ini menjadi berkat dan kesaksian yang baik bagi banyak orang.

Tuhan Yesus memberkati.

 

Oleh Yohanes Dimas Raka Satria

 



Leave a Reply