Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Melayani Karena Cinta




eBahana.com – Dalam sebuah ibadah pada hari minggu, terdapat kesaksian pujian yang dibawakan oleh bintang tamu yang bernama Robinson Tahalele. Dia menyaksikan bahwa dalam melayani Tuhan, kita harus melayani karena cinta bukan karena berkat dan ingin diberkati.

Saat mendengarkan ucapan tersebut, hati saya seketika itu juga tersentak, saya sadar selama ini saya sudah melayani Tuhan dan berusaha hidup kudus sesuai dengan kehendak-Nya, namun masalah demi masalah tidak selesai juga, meskipun ada pertolongan Tuhan yang tepat pada waktunya, saya masih pesimis dan juga kecewa, mengapa permasalahan tidak terselesaikan begitu saja, justru semakin membelit hidup saya? Sementara orang lain yang hidup seenaknya, sesuka hati, dan berbuat tidak adil, justru Tuhan berkati. Di sinilah letak kesalahan saya, yaitu membanding-bandingkan dengan orang lain.

Dalam hati saya sempat kecewa dan meragukan Tuhan, tetapi ketika mendengar ucapan dari Robinson, saya tersadar, ternyata selama ini motivasi saya dalam melayani bukanlah karena saya mencintai Tuhan, tetapi saya melayani karena saya mau Tuhan menolong saya keluar dari permasalahan yang ada.

Jika Tuhan memberkati orang lain, itu adalah hak dan urusan Tuhan, saya tidak punya hak untuk ikut campur dan komplain dengan masalah yang ada, dan melalui renungan Firman Tuhan yang disampaikan minggu kemarin saya mendapat beberapa hal.

Pertama, hati saya tidak seluas telaga. Ada seorang pemuda yang datang pada gurunya dan berkata, mengapa dia susah sekali mengampuni orang, dan sang guru yang bijaksana berkata, “Coba masukkan satu sendok makan cairan yang pahit ini kedalam satu gelas air putih, dan minum,” pemuda tersebut menuruti perintah gurunya dan berkata, “Pahit sekali, aku tidak bisa minum!”, jawab pemuda tersebut dengan kesal.

Sang guru sambil tersenyum mengambil satu gelas penuh cairan pahit tersebut dan berkata, “Coba kamu tuang ini di telaga itu, dan aduk telaga tersebut, kemudian kamu minum.” Pemuda tersebut melakukannya, dan berkata, “Aku tidak merasakan pahit tersebut.” Dengan senyum yang ramah guru tersebut berkata, “Jika hatimu seluas telaga maka kamu tidak akan mudah mengalami kepahitan, tetapi jika hatimu sesempit gelas tersebut, kamu akan mudah mengalami kepahitan.”

Dari ilustrasi diatas, saya menyadari mengapa saya mudah kecewa dan mengalami kepahitan, karena hati saya tidak seluas telaga, dan saya belum mampu untuk berbesar hati untuk memaafkan orang-orang yang membuat saya sakit hati, dan menerima dengan ikhlas segala keadaan yang terjadi dalam hidup saya.

Kedua, motivasi yang mulai melenceng. Saat awal melayani motivasi saya hanya ingin melayani saja, namun semakin lama, motivasi mulai teruji ketika permasalahan datang dan tidak kunjung selesai. Motivasi yang awalnya hanya ingin menyenangkan Tuhan perlahan-lahan sedikit melenceng dan berubah menjadi sebuah rutinitas tiap minggu yang harus dilakukan, agar Tuhan segera menyelesaikan permasalahan saya. Itulah hal yang salah dalam diri saya. Karena motivasi yang mulai melenceng, maka saya mulai iri hati dan membanding-bandingkan pelayanan saya dengan orang lain, selain itu saya merasa punya hak untuk menuntut Tuhan lebih karena sudah melayani Dia.

Pelayanan bukanlah jawaban agar masalah cepat selesai, pelayanan adalah karena kita mencintai Tuhan, seberat apapun beban hidup, pelayanan yang dilakukan, tetapi jika dilakukan atas dasar cinta maka pelayanan akan menjadi lebih indah dan terasa ringan.

Dari 2 kesalahan tersebut saya belajar, bahwa ada 2 hal yang harus diperbaiki dalam diri saya, masalah bukanlah alasan untuk kita marah kepada Tuhan, dan beban hidup juga bukan alasan untuk kita berhenti dari pelayanan kita. Apa yang menjadi motivasi kita dalam mengikuti Kristus adalah cinta, dan karena cinta, kita mau melayani Dia dengan segenap hati.

Saya menyadari membenci keadaan, marah kepada orang yang sudah membuat hidup saya susah, dan merengek kepada Tuhan karena masalah yang tidak kunjung selesai bukanlah ciri kekristenan yang dewasa. Melayani Tuhan tidak akan menjadi menjenuhkan jika kita melayani karena cinta, bukan karena berkat.

Oleh Agnes Riana.



Leave a Reply