Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Koinonia atau Metaverse?




eBahana.com – Secara etimologis, Metaverse berasal dari kata meta yang berarti melampaui dan verse yang berarti alam semesta. Sehingga metaverse dapat diartikan sebagai sebuah ruang berisi materi yang melapaui semua hal yang terlihat di dunia ini. Sementara itu menurut Coinmarketcap, metaverse adalah ruang virtual yang diciptakan sebagai versi digital dari berbagai aspek yang ada di dunia nyata, baik itu interaksi antara manusia maupun fungsi ekonomi.

Kemudian muncul konsep gereja dalam dunia metaverse yang telah berkembang belakangan ini, yang sudah dilakukan oleh beberapa kalangan: apakah konsep gereja metaverse ini menjad alternatif utama dalam panggilan dan pengutusan gereja ?

Panggilan dan Pengutusan Gereja

Panggilan utama gereja adalah memberitakan injil Tuhan Yesus Kristus (1 Petrus 2 : 9; Matius 28 : 19 – 20). Panggilan tersebut dilaksanakan melalui persekutuan (Koinonia), Pelayanan (Diakonia), Kesaksian (Marturia). Istilah–istilah ini dikenal dengan Tri Dharma gereja yang tidak dapat dipisahkan walaupun dapat dibedakan. Gereja adalah persekutuan yang bersaksi dan melayani; kesaksian yang harus dilaksanakan  adalah kesaksian oleh persekutuan yang dibarengi dengan pelayanan. Pelayanan adalah pelayanan di dalam dan oleh persekutuan dan merupakan kesaksian.

Koinonia

Koinonia memilki makna ‘kebersamaan memilki atau berbagi suatu hal bersama’ atau ‘persekutuan dengan partisipasi intim’. Pada perkembanganya, kata ini sering digunakan dalam Perjanjian Baru dari Alkitab untuk menggambarkan hubungan dalam gereja Kristen mula mula serta tindakan memecahkan roti sebagai tanda persekutuan dengan Kristus sekaligus peringatan untuk korban Kristus.

Jadi menurut pengertian metaverse dan koinonia, Penulis menemukan hal dimana tugas  panggilan dan pengutusan gereja tidak dapat dilakukan di dalam dunia metaverse.

Manusia diciptakan Allah dalam dunia yang nyata, yang secara arti adalah adanya interaksi secara langsung antara pribadi dengan pribadi, jadi bukan dalam pikiran saja, sehingga melalui interaksi secara langsung ini diharapkan manusia dapat mengusai bumi, Kejadian 1 : 28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu,berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung- burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”.

Kembali kepada “Koinonia” didalam metaverse tidak ada interaksi yang nyata antara pribadi dengan pribadi, karna tidak adanya interaksi yang nyata maka tidak akan pernah bisa ditemukan sifat setiap pribadi yang hadir dalam ibadah metaverse, Tri Dharma Gereja inilah yang membentuk gereja bukan hanya sekedar menjadi komunitas club tetapi melalui “koinonia” yang bersaksi dan melayani; kesaksian yang harus dilaksanakan  adalah kesaksian oleh persekutuan yang dibarengi dengan pelayanan. Pelayanan adalah pelayanan di dalam dan oleh persekutuan dan merupakan kesaksian.

Penulis tidak menolak perkembangan jaman yang tidak bisa dibendung ini, tetapi melalui konteks “Koinonia” dan “Metavese” diharapkan gereja semakin bijak dalam menentukan arah tujuan yang sesuai dengan Alkitab katakan dan bukan hanya mengejar status “Entertain” gereja belaka tetapi diharapkan kontekstualisasi gereja dalam perkembagan jaman dapat berjalan ke arah yang benar.Koinonia bertugas untuk memelihara persekutuan umat dengan tujuan peningkatan iman dan pengabdian kepada Yesus. Dalam hal ini, Gereja bisa memberikan kesempatan pada warga gereja untuk berperan aktif sesuai karunia dan talenta yang dimilki.

(Tosca Jalerio)



Leave a Reply