Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Iman yang Produktif




eBahana.com – Betania adalah nama desa yang terletak kira-kira dua mil sebelah timur Yerusalem. Hal yang menjadi pertanyaan, mengapa Yesus berada di desa Betania? Betania artinya rumah pohon. Mengapa betania dianggap penting oleh Yesus? Sebab di desa itu berdomisili sahabat-sahabat Yesus yang bernama: Marta, Maria dan Lasarus. Betania juga tempat di mana Dia diurapi oleh seorang perempuan di rumah Simon si kusta dengan minyak narwastu. Di samping itu, Betania dekat dengan Yerusalem karena hanya berjarak dua sampai tiga kilometer. Tentu saja peristiwa-peristiwa yang terjadi di atas bukan suatu kebetulan. Tetapi sudah menjadi bagian dari rencana Allah.

“Ketika Yesus berada di Betania, berada di rumah Simon si kusta dan sedang duduk makan datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni dan mahal harganya. Setelah dipecahkan leher buli-buli dicurahkanya minyak itu ke atas kepala Yesus yang sedang duduk makan.”

“Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.”

Rasa lapar yang dirasakan Yesus adalah manusiawi karena Dia adalah manusia sejati yang terdiri dari darah dan daging (tubuh, jiwa dan Roh). Karena Dia manusia sejati sehingga wajar juga merasakan lapar. Lapar itu Ia rasakan pada pagi hari pada saat Yesus bersama kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania. Saat itulah Dia melihat pohon ara dari jauh lalu mendekatinya–kalau ada buahnya. Sebab pada saat itu memang tidak musim buah. Tetapi setelah mendekat Dia hanya melihat daun saja. Apa reaksi Yesus ketika itu? Maka katanya kepada pohon itu: “Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama lamanya!” Lalu murid murid-Nya pun memandang-Nya.

Pohon ara adalah jenis buah-buahan  yang bisa dimakan namun tidak dibudidayakan oleh masyarakat. Itu terjadi karena kemungkinan harganya sangat murah dan pohonya bisa tumbuh besar sehingga bisa menjadi hal utama yang dibudidayakan oleh petani dan pekebun di sana. Walaupun  tidak dibudidayakan namun tumbuhan tersebut banyak terdapat di Israel dan daerah Timur Tengah lainya. Hal yang menjadi pertanyaan dan yang harus kita analisis adalah perkataan-Nya:

“Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya.”

Sebab perkataan Yesus di atas sangat berkontradiktif dengan kalimat di bawah ini:

“Sebab memang bukan musim buah ara.”

Dalam hal ini Yesus sebagai msnusia sejati dan Allah sejati ada di dalam satu momen:

  1. Pada pagi hari saat Dia meninggalkan Betania, Dia merasa lapar. Merasa lapar adalah manusiawi karena manusia terdiri dari darah dan daging. Karena Dia merasa lapar maka Dia adalah manusia sejati.
  2. Saat Dia lapar dari jauh melihat pohon ara Dam ketika Dia mendekatinya hanya melihat daun saja. Lalu Dia berkata: “Jangan lagi seorang pun makan buahmu selamanya!” Pertanyaanya, manusia mana yang perkataanya penuh dengan kuasa, selain dari pada Yesus? Karena pasca pohon itu dihardik-Nya maka pohon ara tersebut tidak pernah berbuah lagi. Hal ini menunjukan bahwa Dia adalah sejati.
  3. Sebab memang bukan musim buah ara, artinya wajar jika pada saat Yesus mendekati pohon itu daunya saja yang kelihatan (tidak ada buahnya sama sekali).

Apabila dilihat sepintas, Yesus adalah pribadi yang kejam atau menggunakan kekuasaan-Nya untuk memaksa ciptaan-Nya berbuah di luar musimnya. Tetapi kita harus mencermati peristiwa Yesus ketika Dia menghardik pohon ara yang tidak berbuah secara mendalam dan cermat. Karena Yesus di samping manusia sejati juga Allah sejati. Dia adalah yang menciptakan  dan membiarkan  pohon ara tumbuh dan berbuah. Karena Dia yang menciptakan berarti Dia yang empunya pohon ara itu. Sebagai yang empunya Dia bebas melakukan apa saja termasuk menghardiknya supaya tidak berbuah selamanya. Mengapa Dia melakukan hal demikian? Karena pohon ara itu dianggap tidak produktif. Pohon yang sudah tidak produktif itu harus ditebang dan dimasukan ke dalam api.

Mengapa Yesus berada di Betania? Dia di desa itu hanya singgah sebentar karena tujuan utama-Nya pergi ke Yerusalem. Sebab saat itu adalah hari hari terakhir kehidupan Yesus sebelum Dia menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Di desa Betania itulah Yesus ingin mulai menunjukan eksistensi-Nya sebagai Allah melalui peristiwa peristiwa yang terjadi dan diperbuat oleh Dia di sana. Salah satunya peristiwa  Yesus dengan pohon ara.

Pohon ara yang tidak berbuah adalah representasi dari seseorang yang diberi talenta oleh Tuhan tetapi tidak dikembangkanya sehingga talenta itu diambil dan diberikan kepada yang lain yang masih produktif. Tujuan Dia melakukan tindakan yang demikian adalah untuk menguatkan para murid dan memberi tahu masyarakat Israel yang belum tahu, bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan Allah di dalam Perjanjian Lama. Perkataannya: “Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya.” Pasca perkataan itu, “lalu para murid itu memandang-Nya? Mengapa mereka memandang-Nya? Karena mereka pun juga belum tau jika Yesus adalah Mesias (Allah). Itulah alasan mengapa mereka menyebut guru, karena Dia mengajar banyak orang di mana mana.

Mereka hanya menganggap Dia sebagai nabi, seperti nabi di dalam Perjanjian Lama karena kerja-kerja Dia yang spektakuler. Sekalipun mereka sudah diangkat menjadi murid tetapi pandangan mereka mengenai Yesus masih sama dengan  banyak masyarakat di Israel, yaitu sebagai guru yang mempunyai pengetahuan yang sering mengejar banyak orang. Kalimat: “Lalu para murid itu memandang-Nya,” itu suatu bentuk keheranan, mengapa Ia berkata demikian? Sebab kalau mereka percaya Yesus adalah Mesias anak Allah  yang hidup, yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama, mereka pasti bersikap biasa saja.

Sedangkan pohon ara yang tidak berbuah karena memang bukan musimnya itu memang tidak boleh menjadi alasan. Bisa jadi pohon ara tidak berbuah sama sekali karena daun terlalu lebat dan mengganggu pembuahan. Pohon ara itu tidak berbuah sama sekali karena jauh dari sungai sehingga kekurangan air dan masih banyak lagi penyebabnya. Sebab yang menjadikan Yesus marah dan menghardiknya karena pohon ara tidak berbuah sama sekali (satu pun). Dan ini yang dianggap yang tidak produktif sehingga dihardik oleh-Nya demikian.

Kita adalah orang yang dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk bekerja untuk misi Amanat Agung-Nya, oleh karena itu harus produktif di dalam segala hal. Untuk bisa produktif harus mau menggali talenta yang ada di dalam diri kita. Dengan talenta yang kita miliki, kita bisa bekerja untuk melaksanakan Amanat Agung Kristus. Oleh karena itu jangan sampai kita menjadi seperti pohon ara yang tidak berbuah dan dihardik Tuhan. Demikian juga dengan kita, sebagai pengikut Kristus, jangan sampai tidak berbuah sama sekali. Karena jika begitu pasti juga akan dihardikNya. Hanya kuasa firman Tuhan dan kuasa Roh Kudus yang akan menjadi penolong kita dari dahulu, sekarang, dan selamanya.

(markus sulag)



Leave a Reply