Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Iman di Masa Pandemi




eBahana.comPandemi COVID-19 belum usai semenjak tahun 2019 di China hingga masuk ke Indonesia tepatnya pada bulan Maret 2020. Pandemi ini bukan sekadar flu biasa melainkan dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya yang tidak memiliki imunitas tubuh yang kuat.

Tangisan, keterpurukan ekonomi, cinta yang terpisah baik keluarga maupun kepada pasangan hidup sampai kepada keputusasaan, timbulah pertanyan dalam benak penulis, “Di manakah Tuhan dalam kesedihan semua orang? Apakah Engkau mendengar tangisanku dan kesesakanku Tuhan?” Dan berbagai macam pertanyaan lainnya. Kali ini penulis diijinkan Tuhan berbincang dengan gadis muda cantik, yaitu Cristy Kirana yang merupakan seorang mahasiswa Teologi di Universitas Duta Wacana Yogyakarta mengenai perspektif iman di masa pandemi.

Definisi Iman dalam Prespektif Kristen

Tentu banyak definisi, tidak tunggal, bahkan dalam prespektif Kristen sekaligus. Dalam Alkitab sendiri kata “iman” memiliki beberapa pengertian pada konteksnya masing-masing. Seperti dalam kisah Tuhan berjanji kepada Abraham akan memiliki keturunan yang tidak terhitung jumlahnya, Abraham percaya. Maka iman Abraham adalah iman pada janji yang sudah dibuat kepadanya.

Tetapi dalam kisah lain, misalnya perempuan Kanaan yang meminta Yesus untuk menyembuhkan anak perempuanya yang kerasukan setan. Yesus tidak menjanjikan kesembuhan, bahkan Yesus sempat menolak. Tapi perempuan Kanaan itu “percaya” bahwa Yesus dapat menyembuhkannya. Itu juga iman dalam bentuk lain. Iman pada sesuatu yang dipercayainya akan memberikan suatu hal yang dibutuhkanya.

Berbeda lagi dalam kisah Maria Ibu Yesus ketika malaikat mengatakan bahwa ia telah mengandung. Bukan situasi yang menyenangkan tentu bagi Maria. Mengandung seorang Anak di luar pernikahan pada waktu itu bisa mendapat hukuman rajam batu. Tetapi, Maria percaya pada perkataan malaikat tersebut dan ia kemudian melahirkan bayi Yesus. Ini juga adalah suatu bentuk iman. Iman di tengah keadaan mendesak dan risiko besar yang membayanginya.

Lalu, apa itu iman di tengah berbagai realita kehidupan kita, khususnya sebagai umat Kristen?, Dari tiga bentuk iman yang tadi, maka setidaknya ada 2 hal yang membentuk iman. Yakni, ketidakpastian dan keputusan.

Menurut Cristy Kirana: Iman adalah keputusan untuk tetap berjalan di dalam tanda tanya, di dalam ketidakpastian hidup dengan mempercayai bahwa Allah senantiasa menyertai dan bahkan turut berjalan bersama dengan kita

Perspektif yang disampaikan Cristy itu berdasarkan Ibrani 11:1 yang mengatakan “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Melalui bincang bincang dengan Cristy Kirana penulis teringat seorang penulis terkenal Jhon Piper dalam bukunya Corona and Christ  halaman 20 – 21 yang mengatakan…

Berduka cita namun senantiasa bersukacita adalah mengetahui bahwa kedaulatan yang dapat menghentikan wabah virus corona. Meski sekarang tidak melakukanya, adalah kedaulatan yang sama yang memelihara jiwa-jiwa yang sekarang ada di dalamnya. Bahkan lebih dari sekadar memelihara, Ia membuatnya menjadi manis; manis dengan pengharapan bahwa rencana-rencana Allah itu baik, sekalipun dalam kematian – Bagi mereka yang percaya kepadanya”.

Dalam part 1 ini penulis ingin menyampaikan kalau Tuhan tetap ada bukan saja dalam bentuk mujizat tetapi juga dalam bentuk Patos. Allah turut merasakan dalam emosi dan perasaan yang terjadi selama momen keterpurukan bahkan kesedihan penulis dan para pembaca sekalian. Soli Deo Gloria.

(Tosca Jalerio)



Leave a Reply