Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Dekrit Raja di Atas Segala Raja IV, Nabi Aspal (Asli tapi Palsu)




eBahana.com – Tugas sebagai seorang nabi memang sangat berat, sebab harus konsisten dalam hal perkataan dan tindakan. Nabi adalah utusan dari Tuhan Allah sehingga yang diperkatakan dan dilakukan harus dari Allah. Tugas seorang nabi adalah menyampaikan  segala sesuatu yang berasal dari Allah yang akan terjadi saat ini saja tetapi ia juga akan  menyampaikan perkataan yang akan  terjadi di masa yang akan datang, perkataan  tersebut disebut nubuatan. Salah satu ciri seorang nabi itu harus harus menyampaikan menubuatkan atau perkara perkara yang akan terjadi kelak kemudian hari. Seperti yang ditulis oleh rasul Matius di dalam Injilnya: “Pada saat itu Yesus berada di bukit Zaitun bersama dengan para murid,  dalam percakapan tersebut mereka bertanya tentang kedatangan Mesias dan tentang kesudahan zaman dan permulaan penderitaan. Di dalam permulaan penderitaan itu harus menjaga kewaspadaan karena banyak para penyesat dengan menggunakan nama Mesias.

Di samping itu di dalam permulaan penderitaan, ada deru perang, bangsa bangkit melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Dan akan ada banyak orang percaya diserahkan dan disiksa bukan hanya itu saja mereka akan dibenci banyak bangsa karena nama Tuhan. Tetapi yang terberat itu bukan hal yang telah tertulis diatas tetapi munculnya ‘mesias-mesias’ dan nabi nabi palsu yang akan menyesatkan banyak orang, sebab mereka juga mengadakan mukjizat dan tanda dan hal itu bisa juga menyesatkan mereka yang sudah menjadi pengikut Kristus. Tetapi yang terpenting dan menjadi catatan serta perlu dicamkan dalam kehidupan kita seperti yang firman Tuhan katakan: “ Langit dan bumi  akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Semua yang berada di dunia ini akan lenyap bersama dengan hancurnya bumi ini tetapi firman-Nya tetap kekal untuk selama lamanya.

Yang membedakan mana nabi palsu dan mana nabi yang asli, salah satunya adalah para nabi itu setia dengan jabatannya dalam keadaan apapun dan sampai kapanpun,walaupun itu kematian mengancam mereka. Seperti yang disampaikan dalam firman Tuhan: “Juga di kota kota lain, Aku harus memberitakan Injil kerajaan Allah sebab untuk itu Aku diutus.” Kesetiaan terhadap tugas dan fungsinya sebagai seorang nabi itu yang terpenting dan terpokok. Namun yang tidak kalah pentingnya dalam kesetiaan dalam jabatannya mereka harus menjadi saksi bagi Tuhan kepada umat-Nya. Sebagai saksi yang setia dan benar maka para nabi harus tetap memperlengkapi diri mereka dengan kuasa Roh Tuhan Allah dan  dengan kekuatan serta kuasa firman kebenaran-Nya. Sebab tanpa hal itu, tugas mereka pasti  akan gagal. Oleh karena itu para nabi harus penuh hikmat, kecerdasan, dan kekuatan iman sehingga semua yang  diucapkan dan dilakukannya selalu diikuti oleh banyak orang. Bukan hanya itu saja, semakin bertambah pengalamannya untuk melakukan kerja kerja kenabian maka hikmat dari Allah   dan kebijaksanaan semakin besar lagi. Dengan demikian mereka semakin berkenan kepada Allah. Hal itu berbanding lurus dengan yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose: ”Karena itu kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang diatas, dimana Kristus ada duduk disebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang diatas, bukan yang di bumi.”

Yang tidak kalah pentingnya dan harus melekat dalam diri seorang nabi adalah: Sebagai seorang nabi harus mempunyai kuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Seorang nabi harus bisa menjadi teladan harus bisa dipercaya, oleh karena itu harus mampu menyatukan antara pikiran, perkataan dan tindakan. Seperti kata Rasul Petrus: “ Ya katakan ya tidak katakan tidak, di luar itu adalah dari si jahat.” Terlebih di zaman sosial media seperti saat ini, semua serba cepat dan tidak ada yang memfilter satu pun, maka dari itu kita dituntut untuk  berpikir dan bertindak harus cepat dan tepat tetapi masih  dalam pengendalian, kerangka kekuatan, kuasa  firman Tuhan dan Roh Kudus. Di era sekarang ini; “sekalipun mereka melihat tetapi tidak melihat, sekalipun mereka mendengar tetapi tidak mendengar dan tidak mengerti,” Artinya mereka bebal dengan teguran Tuhan melalui nabi. “Sebab hati bangsa ini telah menebal  dan telinganya berat mendengar dan matanya melekat tertutup dan jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.” Itu adalah tugas dan fungsi para nabi yaitu membawa jiwa jiwa yang tersesat kepada Tuhan Allah. Hal diatas menandaskan  bahwa nabi itu harus punya kuasa dalam perkataannya dan perbuatannya.

Karena ini sejalan dengan penulis Injil Markus: “Mereka semua takjub sehingga semua orang memperbincangkannya katanya: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata kata dengan kuasa. Roh jahat pun diperintahkan-Nya dan mereka taat kepadaNya.” Untuk menjadi manusia yang mempunyai kuasa dalam perkataan dan perbuatan, untuk saat ini sangat sulit, karena untuk menjadi seperti itu harus ada kuasa dari Tuhan Allah yang diberikan kepada manusia. Hanya manusia yang kudus dan tidak bercacat cela yang mampu berkata dan bertindak demikian. Mengapa bisa begitu? Karena Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati yang tanpa dosa. Sedang manusia itu telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Itu yang menyebabkan manusia kehilangan kuasa dalam perkataan dan perbuatan. Manusia daging itu adalah manusia yang penuh kepalsuan yang hanya memburu kesenangannya sendiri. Hal itu adalah salah satu ciri nabi palsu karena mereka seperti serigala berbulu domba atau iblis yang menyerupai malaikat terang yang selalu berusaha menyesatkan  umat manusia, bahkan  umat pilihan Allah sendiri saja bisa terkecoh oleh nabi palsu. Hanya kekuatan dan kebenaran firman Tuhan serta penyertaan Roh Kudus yang mampu menghindarkan diri dari nabi palsu.

Oleh Markus S.



Leave a Reply